Anjing Pelacak Dikerahkan Cari 4 Korban Tertimbun Longsor Gunung Kuda

Posted on

Proses pencarian korban longsor di area tambang batu alam Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon masih berlangsung. Hingga pencarian hari ini, Rabu (4//2025) empat korban diduga masih tertimbun material longsor.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, anjing pelacak dari Tim K9 dari Dit Samapta Polda Jawa Barat masih melakukan pencarian bersama Tim Gabungan.

“Proses pencarian dan evakuasi korban dilakukan secara intensif oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, serta relawan dari berbagai unsur masyarakat,” kata Hendra dalam keterangan tertulis yang diterima infoJabar.

Hendra menyebut, kondisi medan yang sulit dan tertutup material longsoran menjadi kendala. Menurutnya, kemampuan anjing pelacak sangat membantu Tim SAR Gabungan dalam mengidentifikasi titik-titik yang dicurigai terdapat korban.

“Kita telah mengirimkan anjing pelacak K9 dengan jumlah 3 Ekor dan 3 pembimbing dan 2 instruktur yang saat ini mengawasi. Lokasi saat ini sedang di evakuasi dengan satu alat excavator. Aksi K9 ini adalah atensi dari Bapak Kapolda Jabar dari tadi malam beliau sudah ada di lokasi. Dengan kondisi reruntuhan ini kita tidak bisa menebak, maka dengan bantuan K9 ini kita bisa mencari jenazah pekerja dengan jarak penciuman 10 meter kurang lebih” ungkapnya.

Hendra berharap, proses pencarian korban berlangsung dengan aman dan lancar. “Dengan adanya anjing pelacak terlatih diharapkan dapat mempercepat upaya pencarian korban yang masih tertimbun.” ujar Hendra.

Sementara itu, suasana haru menyelimuti lokasi Posko Orang Hilang di kawasan tambang Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Doa bersama lintas agama digelar oleh Kementerian Agama Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan Polri, TNI, dan keluarga korban tragedi longsor Gunung Kuda, sebagai bentuk harapan dan kekuatan spiritual dalam proses pencarian korban yang masih tertimbun.

Kegiatan yang diikuti oleh lima pemuka dari lintas agama ini menjadi momen refleksi mendalam di tengah pencarian yang telah memasuki hari keenam. Isak tangis dan ratapan pilu mewarnai setiap lantunan doa, terutama dari keluarga empat korban yang hingga kini belum ditemukan.

“Kami hanya ingin saudara kami bisa ditemukan dan dimakamkan dengan layak. Kami masih terus berharap dan berdoa,” ujar Maskana, salah satu anggota keluarga korban dengan suara terbata-bata.

Doa bersama ini tidak hanya menjadi bentuk solidaritas antarkeyakinan, namun juga sebagai penyemangat moral bagi seluruh tim penyelamat yang terus berjibaku dengan waktu dan cuaca.

Hingga hari keenam, sebanyak 21 korban telah berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara empat korban lainnya masih dalam pencarian. Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan terus berupaya maksimal, meskipun menghadapi berbagai tantangan berat.

Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M. Yusro dalam keterangannya di lokasi mengatakan bahwa medan pencarian sangat berbahaya.

“Kami menghadapi risiko besar. Lokasi longsor sangat dekat dengan tebing setinggi lebih dari 200 meter lebih itu, dan beberapa kali terjadi longsor susulan. Keselamatan tim evakuasi juga prioritas utama kami,” tegasnya.

Meski demikian, Yusron menegaskan bahwa pihaknya akan terus berusaha sampai seluruh korban ditemukan.

Hingga saat ini, dilaporkan 21 korban meninggal dunia, 7 korban luka-luka dan 4 korban masih dilaporkan hilang.

Adapun empat korban yang hingga kini masih dalam pencarian adalah Muniah (45), Tono (57), Dedi Setiadi (47), dan Nurakman (51), semuanya merupakan warga Kabupaten Cirebon. Mereka diduga berada di lokasi saat longsor terjadi pada Jumat lalu.

Doa Bersama di Cirebon