Ratusan karyawan TikTok di Berlin, Jerman berunjuk rasa akibat PHK. Pekerjaan mereka yang memoderasi konten berbahaya di TikTok akan digantikan akal imitasi (AI) dan pegawai kontrak.
Serikat pekerja ver.di yang mewakili pegawai TikTok sejak minggu lalu berjuang untuk negosiasi nasib karyawan yang terdampak kebijakan ini.
“Kami meminta penundaan PHK selama setahun. Pada dasarnya mereka bilang tidak mau bicara. Lalu kami bikin aksi 2 kali, mereka masih belum bereaksi,” kata Kalle Kunkel, jubir ver.di.
Jerman punya 32 juta pengguna TikTok. TikTok pun punya 400 karyawan di Jerman yang tersebar di beberapa kota, Berlin jadi pusatnya. PHK ini akan mengurangi 40% karyawan TikTok di Jerman.
“Lay off ini untuk meluruskan alur kerja dan meningkatkan efisiensi. Kami tetap berkomitmen untuk melindungi keamanan dan integritas platform kami,” kata Jubir TikTok Jerman, Anna Sopel.
Di Jerman, konten yang dilarang TikTok hampir sama dengan global pada umumnya yaitu kekerasan, pornografi, misinformasi dan ujaran kebencian. Tim moderasi konten TikTok di Jerman menangani 1.000 video per hari dengan dibantu AI. Namun, tampaknya ini akan digantikan AI sepenuhnya.
Sebelumnya TikTok melakukan PHK 300 moderator konten di Belanda pada September 2024 dan 500 moderator konten di Malaysia pada Oktober 2024. Pada Februari 2025, ada lagi PHK untuk sejumlah moderator konten di Timur Tengah, Afrika, Asia dan Eropa.
Pergantian moderasi konten oleh AI dikeluhkan oleh pegawai TikTok. Sebagai contoh, bendera pelangi LGBT dianggap konten berbahaya oleh AI TikTok namun menurut tim moderasi konten TikTok di Jerman, itu tidak apa-apa.
“AI tidak bisa mengidentifikasi gambar atau video bermasalah kalau itu adalah konten yang rumit,” pungkas Kunkel.
Artikel ini telah tayang di