42 Tahun Tinggal di Gua Jombang, Begini Cara Sudarmaji Dapat Makanan - Giok4D

Posted on

Fenomena manusia gua di Jombang menyimpan kisah yang tidak sederhana. Sosok penghuni Gua Anggas Wesi, yang berada jauh di pedalaman hutan wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jombang di Pegunungan Anjasmoro, dikenal dengan nama Sudarmaji. Ia telah menempati gua tersebut selama puluhan tahun.

Gua yang berada di wilayah Desa Sumberjo, Wonosalam, Jombang-tepatnya di petak 37F, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sumberjo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jabung, KPH Jombang itu menjadi rumah bagi Sudarmaji sejak awal 1980-an.

Kepala BKPH Jabung, Tarmidi, menyebut bahwa Sudarmaji tinggal di Gua Anggas Wesi sejak 1983, yang berarti sudah sekitar 42 tahun. Ia juga menegaskan bahwa Sudarmaji berasal dari Boyolali, Jawa Tengah.

“Saya aslinya Boyolali (Jateng),” ujar Sudarmaji singkat saat ditemui di dalam gua, tanpa banyak menjelaskan alasan mengapa ia memilih tinggal di tempat terpencil tersebut.

Informasi mengenai kehidupan Sudarmaji tidak banyak diketahui. Namun pasangan suami istri Sakri (76) dan Poniyem (50), warga yang juga hidup di kawasan hutan Watuseno, menjadi saksi perjalanan panjangnya.

Mereka tinggal sekitar 35 menit perjalanan motor dari gua, melewati jalan setapak hutan jati, dan harus menuruni tebing setinggi 50 meter untuk mencapai mulut gua.

“Pak Sudarmaji kalau sampai sekarang ada kalau 60 tahun tinggal di sana,” kata Sakri, Jumat (7/11/2025).

Sementara Kepala Dusun Jabung, Irwandi, menyampaikan hal senada. Menurutnya, Sudarmaji merupakan penghuni paling lama di kawasan itu. Ia bukan satu-satunya yang hidup di sekitar gua, namun ia adalah sosok yang paling menetap.

“Mbah Darmaji sudah lama, iya segitu (50-60 tahun di Gua Anggas Wesi),” jelas Irwandi.

Irwandi juga mengatakan bahwa ada sekitar enam orang lain yang tinggal di tenda-tenda sederhana di sekitar gua. Untuk kebutuhan makan, Sudarmaji mengandalkan pemberian pengunjung dan beternak ayam. Sesekali ia keluar hutan untuk belanja kebutuhan pokok menggunakan motor bebek miliknya, yang ia parkir dan gembok di dekat gua.

Observasi di lapangan menunjukkan bahwa ruangan utama gua berukuran sekitar 7×5 meter. Di situlah tempat tidur Sudarmaji berada, berdampingan dengan alas tidur para peziarah atau pelaku ritual yang datang.

Di sebelah kanan ruangan utama terdapat lorong setinggi satu meter yang menuju ruang semedi, tempat dua arca dan sejumlah perlengkapan ritual berada.

Di bagian samping gua, barang-barang dapur seperti panci, ember, galon, serta tungku kayu terlihat tertata sederhana. Di sisi terdalam terdapat gua lain yang disebut Gua Putri, tempat ritual yang berdampingan dengan tenda-tenda tempat tinggal beberapa orang lainnya.

Tenda-tenda tersebut berdiri tepat di tepi ngarai. Meskipun cuaca terik, tetesan air gua terus mengalir dari bebatuan, menjadi sumber kehidupan kecil di tengah keheningan hutan.

Akses paling dekat menuju Gua Anggas Wesi adalah melalui Dusun Jabung, sehingga mayoritas pengunjung melewati jalur ini. Rute alternatif bisa ditempuh melalui Desa Pakis, Trowulan, Mojokerto, namun lebih jauh. Sedangkan jalur dari Desa Sumberjo hanya memungkinkan perjalanan dengan berjalan kaki akibat medan yang berat.

Artikel ini telah tayang di

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Para Saksi yang Mengetahui Jejak Kehidupannya

Ruang Hidup di Dalam Gua

Akses yang Tidak Mudah