Waspadai 5 Penyakit Akibat Cuaca Dingin Bandung

Posted on

Fenomena suhu udara yang lebih dingin dari biasanya menyapa wilayah Bandung Raya dan sekitarnya. Di balik dinginnya suhu udara yang bisa menyentuh angka 14 derajat Celcius ini, tersembunyi potensi risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.

Kondisi ini secara ilmiah dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuka celah bagi berbagai mikroorganisme untuk menyerang. Karenanya memahami ragam penyakit akibat cuaca dingin menjadi langkah esensial untuk menjaga.

Berikut sejumlah ancaman penyakit yang bisa timbul karena cuaca dingin

Hipotermia adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika suhu inti tubuh turun drastis hingga di bawah 35°C. Kondisi ini terjadi akibat paparan suhu dingin yang berlebihan atau berkepanjangan, menyebabkan tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya memproduksi panas.

Gejala awal dari hipotermia sering kali tidak disadari, seperti menggigil, kulit pucat, dan respons yang melambat. Beberapa kelompok individu memiliki risiko lebih tinggi mengalami hipotermia, di antaranya bayi dan lansia.

ISPA adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan infeksi yang menyerang saluran napas, mulai dari hidung hingga paru-paru, dengan gejala umum seperti batuk, pilek, dan demam.

Perubahan suhu yang drastis, seperti yang sering terjadi di Bandung saat pagi dingin dan siang yang lebih hangat, dapat meningkatkan risiko terkena infeksi pernapasan.

Penelitian menunjukkan bahwa ISPA lebih banyak terjadi selama bulan-bulan musim dingin, karena virus penyebabnya sering kali lebih mudah menyebar pada kondisi tersebut.

Meskipun sering dianggap sama, influenza (flu) dan common cold (pilek) disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Namun, keduanya memiliki kesamaan yakni penyebarannya meningkat saat cuaca dingin.

Suhu dingin bukan penyebab langsung flu, tetapi menciptakan kondisi ideal bagi virus influenza untuk bertahan lebih lama di udara dan di permukaan benda. Selain itu, menghirup udara dingin dan kering dapat mengganggu fungsi pertahanan alami di dalam hidung.

Sistem imun yang cenderung melemah akibat suhu rendah juga membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi virus ini

Bagi penderita asma, udara dingin dan kering adalah pemicu umum kekambuhan. Udara dingin dapat menyebabkan penyempitan saluran udara (bronkokonstriksi), memicu gejala seperti sesak napas, batuk.

Serupa dengan asma, individu dengan rinitis alergi atau alergi dingin juga dapat mengalami gejala seperti hidung tersumbat, bersin, dan mata gatal saat terpapar suhu rendah. Tubuh mereka menganggap hawa dingin sebagai ancaman, sehingga melepaskan histamin dan zat kimia lain yang memicu reaksi alergi.

Banyak orang, terutama yang memiliki riwayat rematik atau radang sendi, melaporkan bahwa gejala nyeri sendi mereka memburuk saat cuaca dingin. Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, teori yang paling diterima adalah perubahan tekanan barometrik (tekanan udara) yang terjadi saat suhu turun.

Perubahan tekanan ini dapat menyebabkan tendon, otot, dan jaringan parut sedikit mengembang dan berkontraksi, sehingga menimbulkan rasa sakit pada sendi yang sensitif. Menjaga tubuh tetap hangat menjadi kunci untuk meminimalisir keluhan ini.

Menghadapi potensi penyakit akibat cuaca dingin Bandung diperlukan langkah-langkah pencegahan yang tepat berdasarkan anjuran para ahli untuk menjaga daya tahan tubuh tetap prima. Caranya adalah dengan:

Gunakan pakaian berbahan wol atau material lain yang mampu menjaga suhu tubuh tetap stabil. Melindungi area vital seperti leher, kepala, dan tangan dengan syal, topi, serta sarung tangan sangat dianjurkan.

Konsumsi makanan yang kaya vitamin C dan antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Makanan hangat seperti sup juga dapat membantu menjaga suhu tubuh.

Meskipun tidak merasa haus seperti saat cuaca panas, tubuh tetap membutuhkan cairan. Minum air putih yang cukup membantu menjaga fungsi organ dan kesehatan kulit yang cenderung kering saat cuaca dingin.

Lakukan olahraga ringan secara teratur di dalam ruangan untuk menjaga sirkulasi darah dan fleksibilitas sendi. Pemanasan sebelum beraktivitas di luar rumah juga penting untuk mencegah kekakuan sendi.

Rajin mencuci tangan dengan sabun adalah cara paling efektif untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri penyebab penyakit pernapasan.

1. Hipotermia

2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

3. Influenza dan Common Cold (Pilek)

4. Kekambuhan Asma dan Alergi Dingin

5. Nyeri Sendi dan Masalah Muskuloskeletal

Tips Cegah Penyakit

1. Kenakan Pakaian Hangat

2. Penuhi Asupan Nutrisi Seimbang

3. Pastikan Hidrasi yang Cukup

4. Tetap Aktif Bergerak

5. Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan