Wabup Tasik Sidak MPLS, Minta Orang Tua Tak Tunggui Anak di Sekolah

Posted on

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) digelar serentak di seluruh Indonesia pada tahun ajaran 2025/2026, termasuk di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (14/7/2025).

Ratusan ribu siswa dari 1.062 Sekolah Dasar (SD) dan 315 Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai masuk sekolah, termasuk ribuan siswa baru.

“Secara keseluruhan, MPLS di Kabupaten Tasikmalaya berjalan aman dan lancar. 99 persen tidak ada masalah,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Dadan Wardana, kepada infoJabar, Senin (14/7/2025).

Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Alayubi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pelaksanaan MPLS di SD Negeri Sukasenang, Singaparna. Politisi dari Partai Gerindra ini sempat berdialog dengan para orang tua siswa baru yang mayoritas adalah ibu-ibu.

Dalam sidaknya, Asep Sopari mengimbau agar para orang tua tidak menunggu anaknya di sekolah. Menurutnya, anak-anak sudah cukup siap menjalani hari pertama sekolah secara mandiri.

“Kunaon ibu diantosan muridna? Selanjutnya mau begini terus? Anak-anak pas saya tanya, mereka siap kok gak ditungguin. Biar belajar mandiri. Awas kalau masih ditunggu, nanti saya cek lagi,” ujar Asep Sopari dalam bahasa Sunda disambut tawa para orang tua.

Ia juga menyoroti kasus anak yang tidak bisa masuk sekolah terdekat dari rumah karena keterbatasan ruang kelas. Pihaknya meminta agar sekolah tetap menerima siswa tersebut demi pelayanan pendidikan yang efektif.

“Hari ini jangan sampai ada anak yang tidak bisa sekolah hanya karena ruang kelas penuh atau melebihi kapasitas. Kita bukan melawan aturan, tapi ini soal melayani dengan efektif dan efisien. Anak harus bisa belajar dengan baik. Sementara ini 99 persen aman, tapi kalau ada satu-dua kasus, akan kita selesaikan. Kadang kepala sekolahnya tidak tahu,” tegasnya.

Wabup Asep juga mendorong percepatan implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk seluruh siswa di Kabupaten Tasikmalaya.

“Ieu laleutik kieu barudak téh. MBG masuk belum? Ya kita dorong secepatnya,” ucapnya dalam campuran bahasa Sunda dan Indonesia.

Sementara itu, sejumlah ibu mengaku masih cemas meninggalkan anaknya sendirian di hari pertama sekolah.

“Moal, Pak. Janji besok mah moal ditungguan. Ayeuna hungkul, Pak,” jawab mereka serempak.

Orang tua lainnya, Hera, menyatakan dirinya terpaksa menunggu karena anaknya masih takut ditinggal.

“Anak saya takut kabur kalau gak ditungguin, makanya saya tunggu di sini. Kalau dilarang juga, ini kan anak saya. Saya yang harus urus. Nanti kalau sudah betah, pasti gak ditunggu lagi,” katanya.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *