Wabup Ali Syakieb Tinjau Korban Banjir di Dayeuhkolot Bandung

Posted on

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung terus berupaya hadir di tengah masyarakat saat kondisi banjir yang melanda beberapa wilayah. Sejumlah paket bantuan pun diserahkan secara langsung kepada warga yang terdampak.

Diketahui banjir melanda kawasan Kabupaten Bandung sejak Kamis (4/12/2025) kemarin. Air menggenang dengan ketinggian 50 sentimeter hingga 1,5 meter dan beberapa warga memilih mengungsi.

Wakil Bupati Bandung, Ali Syakieb dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana melakukan peninjauan kepada warga terdampak. Salah satunya warga yang mengungsi di Shelter Desa Dayeuhkolot, Jumat (5/12/2025).

“Hari ini saat kita sedang meninjau langsung yang terdampak banjir, khususnya di Dayeuhkolot, tepatnya di Desa Dayeuhkolot. Di lokasi pengungsian ini terdapat sekitar 18 kepala keluarga,” ujar Ali, kepada awak media.

Dalam kunjungannya tersebut jajaran Pemkab Bandung turut memberikan bantuan kepada warga yang mengungsi. Sejumlah warga yang mengungsi mayoritas kediamannya terendam parah.

“Tadi saya juga sempat melihat ada seorang bayi berusia tiga bulan yang sangat memprihatinkan,” katanya.

Pemkab Bandung terus melakukan monitoring kala banjir mulai melanda di beberapa daerah. Bahkan beberapa petugas turun langsung ke lapangan hingga pagi hari.

“Sejak tadi malam saya bersama Pak Sekda, Kepala BPBD, serta dinas terkait tidak tidur. Monitoring terus dilakukan hingga menjelang subuh, dan sampai sekarang pun mungkin kami semua masih belum beristirahat,” jelasnya.

Banjir yang melanda kawasan Dayeuhkolot memiliki ketinggian sekitar 50 sentimeter hingga 1,5 meter. Sehingga dirinya memutuskan hadir secara langsung kepada masyarakat yang terdampak.

“Sekarang kami datang ke Dayeuhkolot karena ini menjadi salah satu titik banjir yang cukup parah. Bahkan menurut laporan, di sini ada yang terdampak hingga ketinggian 1,5 meter,” ucapnya.

Dalam upaya menyurutkan banjir tersebut saat ini harus menggunakan pompa air. Bahkan Pemkab Bandung telah menyediakan kebutuhan pompa tersebut.

“Namun permasalahannya, permukaan air sungai masih tinggi. Jadi kita harus menunggu air sedikit surut sebelum pompa dapat dioperasikan. Jika dipaksakan sekarang, justru dikhawatirkan tidak memberikan solusi dan malah menimbulkan masalah baru,” ungkapnya.

Pemkab Bandung telah menyiapkan pompa air sebanyak delapan unit. Namun pompa tersebut masih menunggu debit air sungai Citarum yang harus surut.

“Jika sudah ada perbedaan ketinggian, barulah pompa dapat bekerja optimal untuk menyedot air dan mengalirkannya ke sungai. Saat ini intensitas hujan juga kami harapkan segera menurun agar penanganan bisa berjalan lebih cepat,” kata Cakra Amiyana turut menambahkan.

Cakra mengungkapkan saat ini masih akan melakukan rapat koordinasi terkait penerapan status tanggap darurat bencana. Rapat tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Iya untuk hari ini kita akan melakukan rapat terkait penentuan tindak lanjut (status tanggap darurat) dengan Forkopimda dan aparat lainnya,” bebernya.

Pemkab Bandung melalui BPBD telah melakukan evakuasi warga yang terdampak banjir di kediamannya. Kemudian para warga tersebut langsung dibawa ke pengungsian yang telah disediakan pemerintah.

“Dapur umum dari Dinsos juga telah disiagakan. BPBD menurunkan perahu, ditambah perahu milik para camat yang sudah dioperasikan,” tuturnya.

Cakra meminta kepada para camat untuk bisa melaporkan titik bencana yang terjadi di wilayahnya masing-masing. Dengan itu proses bantuan dan penanganan bisa dilakukan secara cepat.

“Saya mengimbau kepada seluruh camat agar segera melaporkan titik longsor, lokasi banjir, jumlah korban, kebutuhan mendesak, dan share location kepada Pak Kalak BPBD, kepada saya, dan Pak Wakil Bupati,” pungkasnya.