Viral Kisah Raya, Bocah yang Meninggal Usai Tubuh Dipenuhi Cacing

Posted on

Video berdurasi sembilan menit tentang bocah empat tahun bernama Raya yang disebut meninggal dunia setelah tubuhnya dipenuhi ribuan cacing gelang (askariasis) viral di media sosial.

Tayangan yang diunggah akun Rumah Teduh itu kini sudah ditonton lebih dari 9,8 juta kali di Facebook. Dalam video digambarkan bagaimana Raya dirawat di ICU tanpa identitas kependudukan maupun kartu BPJS. Kondisinya disebut kritis hingga ada cacing yang keluar dari hidung, mulut, dan anus. Namun hingga saat ini pihak relawan Rumah Teduh masih sulit dikonfirmasi langsung oleh infoJabar.

infoJabar kemudian melakukan penelusuran, diketahui Raya tinggal bersama keluarganya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.

Raya tinggal bersama ayahnya Udin dan ibunya Endah serta kakak perempuannya berusia 7 tahun. Mereka tinggal di rumah semi panggung dengan dinding papan GRC.

Di lokasi, infoJabar bertemu Edah (40), kerabat korban yang pertama kali melaporkan kondisi Raya yang sakit-sakitan. Kala itu ia yang langsung menghubungi relawan Rumah Teduh.

Edah menceritakan dirinya menyaksikan langsung ketika cacing sepanjang 15 sentimeter keluar dari tubuh Raya tepatnya di bagian hidung. Saat itu tubuh lemah Raya terbaring di IGD .

Diketahui, memang dalam video yang viral ada adegan dimana cacing ditarik dari hidung Raya dalam kondisi hidup.

“Iya, satu dari hidung mah emang itu ada, saya lihat. Saya kira itu alat dari rumah sakit. Katanya ibu itu ada apa dari rumah sakit bukan, enggak tau katanya. Bukannya di sini enggak pasang. Eh saya mah enggak pasang kata perawat. Pas dilihat uteuk-utekan itu cacing,” jelas Edah.

Menurutnya, keluarga awalnya tidak tahu pasti penyakit Raya. Edah juga kaget saat terungkap bahwa ditemukan banyak cacing di tubuh Raya.

“Cuman bilang asalnya cuman paru, kirain cuma satu cacing itu aja. Taunya banyak, saya juga dilihatin sama relawan saat mengantar jasad Raya. Katanya diliatin tuh ini hasil scan, ronsen banyak cacing, gitu doang,” ungkapnya.

Edah juga mengisahkan bagaimana Raya akhirnya dibawa ke rumah sakit. Ia yang pertama kali melapor kepada relawan Rumah Teduh karena kondisi Raya semakin parah.

“Saya masih saudara, saya yang bawa ke relawan Rumah Teduh, rumah sakit. Saya laporan ke relawan kan disuruh dibawa ke rumah sakit ke dokter anak. Dia kan enggak punya apa-apa, enggak punya KK, enggak punya BPJS. Saya coba video-in itu ke relawan, kata relawan punya BPJS gak, enggak. Udah gitu siap ke sini, dibawa lah langsung sama saya ke situ. Raya dijemput sama relawan untuk pengobatan,” ujarnya.

Terpisah, PLT Camat Kabandungan, Budi Andriana, juga angkat bicara soal kasus ini. Ia menyebut peristiwa tersebut memang terjadi di wilayahnya, tepatnya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga.

“Tadi mungkin sudah disampaikan oleh kepala desa, dari pembina desa, dari puskesmas. Sebetulnya itu terkait pola asuh, memang terkait pola asuh bukan kewenangan kami, karena terkait dengan keluarga. Mungkin tadi ketika ada kasus seperti itu, kami pun awalnya tidak tahu, alhamdulillah dengan koordinasi sebetulnya sudah berjalan,” kata Budi.

Ia mengungkap, sejak kecil Raya sudah dilaporkan memiliki kondisi keluarga yang serba terbatas.

“Terkait informasi yang diperoleh ketika usia dua bulan ada laporan, kebetulan keluarganya agak kurang (sakit mental), mohon maaf, jadi ketika dua bulan suka dibawa ke gunung mencari kayu bakar atau apa. Terus kemarin juga ketika kita ada laporan ingin melakukan rekaman terkait administrasi kependudukan itu menghilang dua hari sehingga menyulitkan kami terkait proses selanjutnya. Waktu saya terima kabar tanggal 15 Juli malam, terus tanggal 16 Juli kita perintahkan untuk membawa keluarga, beserta semuanya untuk melakukan pengecekan administrasi kependudukan. Itu menghilang dua hari, sehingga hari Senin baru bisa dilakukan,” beber Budi.

Terkait video yang beredar, Budi mengatakan sejak awal pihaknya telah melakukan berbagai upaya bersama desa dan puskesmas. Namun, ia khawatir ada pengobatan yang tidak diteruskan oleh pihak keluarga.

“Yang saya khawatirkan ketika diberi obat dari puskesmas terkait dengan cacing atau apa itu tidak diberikan. Tapi alhamdulillah dari kejadian itu menjadi pantauan kami secara berjenjang,” katanya.

Budi juga membenarkan kabar soal banyaknya cacing dalam tubuh Raya, meski ia menekankan bahwa pihaknya tidak pernah menerima bukti dokumentasi medis secara resmi.

“Betul terkait itu memang saya juga heran waktu itu. Pertama kenapa akhirnya kita tahunya, dan waktu itu juga saya minta kepada orang yang mengantarnya dari Yayasan Teduh itu coba saya minta untuk laporan dan koordinasi ke berbagai stakeholder, tetapi tidak diberikan, intinya seperti itu dengan alasan cukup dari kami dan tidak akan disebarkan,” katanya.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *