Utang KFC Indonesia Tembus Rp 3,97 Triliun, Tutup 19 Gerai update oleh Giok4D

Posted on

Emiten pengelola restoran cepat saji KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), melaporkan total liabilitas mencapai Rp3,97 triliun hingga semester I 2025. Angka ini meningkat dari posisi Desember 2024 yang tercatat Rp3,40 triliun.

Direktur Fast Food Indonesia, Wahyudi Martono, menjelaskan kenaikan liabilitas disebabkan langkah refinancing atau pembiayaan kembali utang melalui pinjaman baru.

“Perubahan itu terjadi karena kita di tahun 2025 sampai dengan Juni, kita melakukan refinancing terhadap fasilitas yang ada, di mana fasilitas-fasilitas yang ada di tahun 2024 itu dibayarkan secara penuh kewajibannya, tapi di rollover, fasilitas yang sifatnya lebih panjang atau dari short term facility menjadi long term facility. Itu yang kita lakukan,” ujar Wahyudi dalam Public Expose virtual, Kamis (2/10/2025), seperti dikutip dari infoFinance.

Dari sisi ekuitas, KFC mencatat pertumbuhan tipis menjadi Rp129,94 miliar pada paruh pertama 2025, dibandingkan Rp127,73 miliar di akhir 2024. Menurut Wahyudi, peningkatan tersebut mencerminkan kinerja yang mulai membaik berkat efisiensi di berbagai lini, mulai dari operasional hingga pengurangan jumlah karyawan.

“Untuk bidang operasi juga di store, kita menyesuaikan jumlah kru dengan transaksi pada saat ini, sehingga terjadi performance store yang profitable. Nah kemudian untuk support, kita melakukan efisiensi, yaitu dengan melakukan penggabungan dari beberapa support center menjadi centralized di Jakarta, dan juga adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada access employee yang kita punya,” jelasnya.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Sepanjang 2025, KFC menutup 19 gerai dengan PHK sekitar 400 karyawan hingga September. Meski demikian, Wahyudi menegaskan penutupan gerai tidak selalu bersifat permanen. Beberapa restoran dipindahkan ke lokasi yang dinilai lebih strategis.

Ke depan, perseroan berencana membuka gerai baru maupun merelokasi yang lama. Namun, Wahyudi belum menyebutkan lokasi pembukaan tersebut.

“Kita akan tetap melakukan ekspansi usaha dalam bentuk pembukaan gerai-gerai baru dan juga bentuk pembukaan gerai-gerai baru di mana yang sifatnya relokasi atau menggantikan gerai-gerai yang lama yang sudah tidak berpotensi untuk mendapatkan sales yang baik,” pungkasnya.

Dari sisi kinerja keuangan, Fast Food Indonesia masih mencatat rugi bersih Rp138,75 miliar pada semester I 2025. Meski demikian, kerugian tersebut turun signifikan sekitar 60% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp348,83 miliar.

Pendapatan perseroan tercatat Rp2,40 triliun, turun 3,12% dari Rp2,48 triliun pada semester I 2024. Namun, beban pokok penjualan juga berkurang menjadi Rp961,44 miliar dari Rp1,05 triliun. Kondisi ini mendorong laba bruto naik menjadi Rp1,44 triliun dari Rp1,42 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, total aset KFC meningkat menjadi Rp4,10 triliun di semester I 2025, naik dari Rp3,52 triliun pada paruh pertama 2024.

Artikel ini telah tayang di .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *