Usia Bangunan Disorot di Balik Ambruknya Ruang Kelas SMKN 1 Gunung Putri

Posted on

Suara hujan belum juga reda ketika atap baja ringan di salah satu ruang kelas SMKN 1 Gunung Putri tiba-tiba ambruk. Angin kencang datang bersamaan dengan suara patahan pohon besar yang menghantam bangunan tua berusia dua dekade.

Dalam hitungan info, lima ruang kelas roboh bersamaan. Jerit panik para siswa pecah di tengah sore yang mestinya berakhir dengan tawa selepas belajar seharian.

“Tidak ada tanda-tanda sebelumnya,” tutur Karyadi, Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Gunung Putri, ketika ditemui Senin malam, 3 November 2025.

“Bangunan itu memang sudah lama, dibangun tahun 2003, dan terakhir direnovasi tahun 2015. Tapi kami tidak menyangka akan roboh secepat itu,” dia menambahkan.

Lima ruang yang ambruk itu bukan ruang kosong. Di sanalah kelas 12 Teknik Pengelasan dan kelas 11 Teknik Mesin biasanya belajar. Saat kejadian, sebagian siswa sudah pulang, sebagian lagi masih berteduh menunggu hujan reda.

Kata Karyadi, tidak ada korban mengalami luka berat. Total ada 17 siswa yang dirawat, tapi semuanya sudah dipulangkan.

“Masih ada 13 orang yang belum pulang malam ini karena masih dalam observasi,” jelas Karyadi.

Menurutnya, bangunan yang ambruk itu belum sempat diasesmen untuk perbaikan. Padahal, pihak sekolah sudah lama mengajukan permohonan rehabilitasi ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

“Kami sudah ajukan beberapa gedung, termasuk bengkel pemesinan dan ruang BK yang kini sudah dikosongkan. Tapi yang lima kelas ini, belum sempat,” beber Karyadi.

Dampak dari ambruknya atap lima ruangkelas, kegiatan belajar mengajar dialihkan sementara ke rumah. “Kemungkinan sampai Jumat. Untuk kelas 12 yang sedang persiapan TKA, tetap akan masuk pada hari Rabu dan Kamis,” terang Karyadi.

Ia menambahkan, pihak sekolah berkoordinasi dengan para wali kelas untuk memantau kondisi siswa, baik secara fisik maupun psikologis. “Kita terus pantau anak-anak. Kalau ada trauma atau ketakutan, kita komunikasikan dengan orang tua dan pihak medis. Sejauh ini, yang luka sudah mendapat perawatan,” katanya.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, membenarkan bahwa hujan lebat dan angin kencang menjadi pemicu utama.

“Ada satu dahan pohon besar patah, menimpa atap baja ringan, dan akhirnya menjatuhkan seluruh struktur kelas,” jelasnya di lokasi kejadian.

Bangunan yang berdiri sejak 2003 itu sebenarnya sempat diperkuat saat renovasi tahun 2015, namun usia dan cuaca ekstrem membuat daya tahannya lemah.

“Rangkaian baja ringan itu saling terkait. Begitu satu bagian tertimpa, semuanya ikut ambruk,” kata Yudi.

Malam itu, tim pemadam berfokus mengevakuasi barang-barang siswa dan membersihkan puing bangunan. “Kita pastikan tidak ada yang tertinggal, lalu area disterilkan. Barang-barang korban sudah kita geser ke gedung sebelah,” ujarnya.

Menjelang tengah malam, petugas masih menyapu puing dan menumpuk meja belajar yang hancur. Proses evakuasi dan pembersihan dilanjutkan Selasa pagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *