Pemerintah Kabupaten Kuningan terus melakukan upaya untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya. Terbaru, dalam data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan hingga September 2025 ada 8.7 persen atau sekitar 5.638 balita stunting di Kuningan dari total 65.057 balita yang diukur tinggi badanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Edi Martono mengatakan, dari total 5.638 balita stunting tersebut, ada sekitar 3.770 balita yang sedang dalam pemeriksaan oleh dokter spesialis.
“Itu data yang ditarik langsung dari setiap bidan desa dan puskesmas masing-masing. Itu data ditarik di bulan September. Kuningan kan angka stuntingnya cukup tinggi. Nah dari 5.638 balita stunting ada 3.770 balita kita lakukan screening balita stunting oleh dokter spesialis. Setelah diperiksa dikasih susu selama 21 hari. Habis itu dicek ulang lagi ada penambahan berat badan atau tidak. Indikator stunting kan tinggi badan dan berat badan sesuai nggak dengan umurnya, secara medis kan ada standar perkembangan bayi lima tahun itu,” tutur Edi. Jumat, (7/11/2025).
Edi memaparkan, salah kendala dari penanganan stunting di Kabupaten Kuningan adalah keterbatasan anggaran. Menurutnya, pencegahan stunting harus dimulai sejak masa kehamilan ibu bayi.
“Karena stunting itukan butuh pemberian makanan tambahan. Nah pencegahannya tidak hanya kepada balita yang stunting tapi juga termasuk kepada ibu-ibu hamil. Jangan sampai ibu hamil ini melahirkan anak yang stunting. Jadi perlu suplai gizi yang baik. Nah kalau pemberian makanan ini kan kadang anggarannya kita nggak mampu,” tutur Edi.
Meskipun mengalami kendala anggaran, tapi kini, pencegahan stunting di Kabupaten Kuningan mulai sedikit terbantu dengan adanya pemberian Biaya Operasional Kesehatan (BOK) dari Kementerian Kesehatan yang diberikan langsung kepada puskesmas yang ada di Kabupaten Kuningan. Selain itu juga adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada ibu hamil juga membantu dalam menekan angka stunting di Kabupaten Kuningan.
“Alhamdulillah kita dapat bantuan Biaya Operasional Kesehatan dari kementerian kesehatan untuk penanganan stunting. Jadi ada yang tersalurkan ke puskesmas juga. Nah sekarang ada MBG untuk ibu hamil jadi terbantu juga,” tutur Edi.
Edi menyebutkan, ada beberapa program dari Dinas Kesehatan sendiri untuk menekan angka stunting di Kabupaten Kuningan seperti program anak sehat 3G berupa Gerakan Makan Ikan (Gemarikan), Gerakan Makan Telur (Gematel) dan Gerakan Minum Susu (Gerimis). Menurutnya, tujuan adanya gerakan tersebut adalah untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak sebagai bekal pertumbuhan di masa depan.
Selain itu juga, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan berbagai macam pihak dari mulai PKK, perangkat desa hingga masyarakat untuk mencegah stunting. Pemkab Kuningan juga akan memperkuat sistem data untuk memastikan program stunting efektif dan tepat sasaran.
“Kesadaran masyarakat juga penting. Kadang juga kan ada yang tidak paham dan tidak mengerti tentang stunting. Dengan adanya program-program tersebut, Kabupaten Kuningan optimis dapat mempercepat penurunan angka stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat,” tutur Edi.
Sementara itu, Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar memaparkan, bahwa pembagian pangan untuk mencegah stunting tidak hanya sekedar pembagian pangan biasa, tapi juga upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Dian menyebut selain menggalakkan program 3G, di tahun 2026, Pemerintah Kabupaten Kuningan juga akan menebar ikan gratis di 200 Desa yang ada di Kabupaten Kuningan. Tujuannya untuk memenuhi gizi dan menggerakan perekonomian di masyarakat.
“Kegiatan ini bukan sekadar membagikan susu, telur, atau ikan. Di balik itu, kita sedang menyiapkan pondasi kuat untuk masa depan anak-anak Kuningan melalui gizi yang baik. Selain itu, 200 desa akan kita tebar ikan gratis agar ekonomi rakyat tumbuh dan gizi masyarakat meningkat,” pungkas Dian.
Selain itu juga, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan berbagai macam pihak dari mulai PKK, perangkat desa hingga masyarakat untuk mencegah stunting. Pemkab Kuningan juga akan memperkuat sistem data untuk memastikan program stunting efektif dan tepat sasaran.
“Kesadaran masyarakat juga penting. Kadang juga kan ada yang tidak paham dan tidak mengerti tentang stunting. Dengan adanya program-program tersebut, Kabupaten Kuningan optimis dapat mempercepat penurunan angka stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat,” tutur Edi.
Sementara itu, Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar memaparkan, bahwa pembagian pangan untuk mencegah stunting tidak hanya sekedar pembagian pangan biasa, tapi juga upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
Dian menyebut selain menggalakkan program 3G, di tahun 2026, Pemerintah Kabupaten Kuningan juga akan menebar ikan gratis di 200 Desa yang ada di Kabupaten Kuningan. Tujuannya untuk memenuhi gizi dan menggerakan perekonomian di masyarakat.
“Kegiatan ini bukan sekadar membagikan susu, telur, atau ikan. Di balik itu, kita sedang menyiapkan pondasi kuat untuk masa depan anak-anak Kuningan melalui gizi yang baik. Selain itu, 200 desa akan kita tebar ikan gratis agar ekonomi rakyat tumbuh dan gizi masyarakat meningkat,” pungkas Dian.
