Semua manusia modern saat ini termasuk dalam spesies Homo sapiens, istilah Latin yang berarti manusia yang berpengetahuan. Namun, sejarah menunjukkan bahwa kita bukanlah satu-satunya manusia yang pernah hidup di bumi.
Fosil-fosil purba terus mengungkap kisah tentang nenek moyang kita dalam genus Homo. Salah satunya Homo erectus yang berarti manusia tegak, hidup di Afrika, Asia, dan sebagian Eropa sekitar 1,9 juta hingga 110.000 tahun lalu. Hingga kini, para ilmuwan mengenali lebih dari selusin spesies dalam genus Homo. Pertanyaannya, spesies manusia pertama sebenarnya siapa?
Fosil yang ditemukan di Maroko mengungkap bahwa manusia modern secara anatomis sudah ada setidaknya 300 ribu tahun lalu. Namun, spesies Homo tertua yang diketahui jelas adalah Homo habilis atau “manusia serba bisa.” Spesies ini hidup di Afrika 2,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu, berjalan tegak, serta menggunakan alat sederhana.
Meski begitu, kelangkaan fosil membuat para ilmuwan sulit memastikan apakah temuan fosil tertentu adalah spesies baru atau hanya variasi dari spesies yang sudah dikenal. Evolusi juga berlangsung bertahap, sehingga transisi antarspesies kerap menimbulkan perdebatan.
“Proses evolusi itu berkelanjutan, tetapi label yang kita berikan untuk memudahkannya bersifat statis,” ujar Tim D. White, paleoantropolog dari University of California Berkeley, dikutip dari Live Science, Selasa (19/8/2025).
Mayoritas teori menyebut Homo habilis berevolusi dari genus primata lebih awal, Australopithecus-yang berarti “kera selatan.” Spesies ini hidup 4,4 juta hingga 1,4 juta tahun lalu. Salah satu contoh paling terkenal adalah fosil Lucy, Australopithecus afarensis yang ditemukan di Ethiopia pada 1974.
Ciri khas genus Homo biasanya terlihat dari gigi yang lebih kecil dan otak yang relatif besar dibanding Australopithecus. Ciri ini memungkinkan penggunaan alat batu yang lebih luas. Meski begitu, White menegaskan bahwa perbedaan ciri tidak muncul secara tiba-tiba.
“Jika Anda memiliki Australopithecus betina, tidak ada kelahiran yang pada saat itu ia akan menamai anaknya Homo,” katanya.
Menurut White, genus Homo kemungkinan muncul antara 2 juta hingga 3 juta tahun lalu tanpa titik awal yang pasti.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Sejak 1970-an, peneliti di Afrika menemukan fosil yang dikaitkan dengan Homo rudolfensis. Spesies ini dianggap lebih besar, memiliki otak lebih luas, serta wajah lebih datar dibanding Homo habilis. Fosilnya berusia sekitar 2,4 juta tahun, tetapi hanya ada satu temuan yang lengkap. Karena itu, ilmuwan masih memperdebatkan apakah H. rudolfensis adalah spesies berbeda atau variasi dari spesies lain.
Paleoantropolog Rick Potts dari Smithsonian Institute menambahkan bahwa fosil lebih tua dari Afrika bisa jadi berasal dari genus Homo yang belum teridentifikasi. Fosil tersebut berusia sekitar 2,8 juta tahun, meski hanya berupa fragmen rahang dan gigi.
Penelitian pada 2025 bahkan menemukan gigi berusia 2,59 juta hingga 2,78 juta tahun. Temuan ini membuka kemungkinan adanya spesies Homo awal yang misterius dan belum dinamai.
” Ada banyak kegembiraan, tetapi juga banyak ketidakpastian, tentang upaya untuk menemukan lebih banyak tentang asal-usul genus Homo,” kata Potts.
Artikel ini telah tayang di .