Unisba Dorong Pengembangan Ekosistem Halal di Industri Kesehatan

Posted on

Universitas Islam Bandung (Unisba) terus mengupayakan kehalalan produk kesehatan, mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga pengemasan. Langkah ini dilakukan demi memastikan keamanan sekaligus menjamin kehalalan produk bagi masyarakat Muslim.

Sebagai wujud nyata, Unisba melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) kembali menyelenggarakan The 8th Bandung Annual International Conference (BAIC) 2025 di Bandung, Rabu (10/9/2025).

Ketua LPPM Unisba, Prof. Dr. Neni Sri Imaniyati, S.H., M.Hum., mengatakan konferensi internasional ini menjadi rangkaian kegiatan Milad ke-67 Unisba dengan mengusung tema “Halal Ecosystem and Sustainability.” Tema tersebut dipilih untuk mendorong kolaborasi ilmiah global dalam mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis nilai halal.

“Ekosistem halal menjadi konsen LPPM sebagai lembaga penelitian dan pengembangan ekosistem halal di Asia. Hal ini juga mengacu pada visi Unisba,” ujar Neni.

Menurut Neni, pemahaman masyarakat mengenai halal tidak boleh dipersempit. Salah satu yang menjadi fokus adalah sektor kesehatan.

“Alhamdulillah, Unisba memiliki Fakultas Kedokteran dengan banyak dosen yang berkaitan dengan riset obat-obatan. Kami juga memiliki Fakultas Farmasi, program wisata halal, hingga kajian terkait keuangan. Namun, untuk kali ini kami berfokus pada industri kesehatan halal,” jelasnya.

Neni menambahkan, lokakarya dalam konferensi ini diharapkan mampu mewujudkan semangat kolaborasi dan pertukaran pengetahuan di seluruh Asia. “Kami ingin memastikan bahwa hasil BAIC tidak berhenti pada makalah dan presentasi, melainkan berlanjut menjadi kemitraan internasional yang nyata,” tegasnya.

Wakil Rektor II Unisba, Prof. Dr. Atih Rohaeti Dariah, S.E., M.Si., menekankan pentingnya jaminan halal dalam industri kesehatan. Menurutnya, saat ini Unisba tengah mengupayakan penelitian dan pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan hal tersebut, termasuk memastikan kehalalan dalam pengadaan obat-obatan.

“Sesuai rencana induk pengembangan Unisba yang diperkuat dalam rencana strategis universitas, kami berkomitmen mengembangkan industri kesehatan halal. Ini merupakan bagian dari upaya pencapaian visi misi Unisba sebagai perguruan tinggi Islam yang mandiri, maju, dan terkemuka di Asia pada tahun 2033,” kata Atih.

Ia menambahkan, Unisba tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga terus mendorong pengembangan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

“Kami berharap konferensi ini dapat menjadi pemicu lahirnya inspirasi, motivasi, serta kolaborasi lintas disiplin dalam memajukan ekosistem halal dan pembangunan berkelanjutan,” tuturnya.

Menurut Atih, konferensi internasional ini menjadi ajang strategis bagi ilmuwan, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk berbagi wawasan sekaligus memperluas jejaring akademik.

“Tema ekosistem halal mencerminkan keselarasan visioner yang menekankan bagaimana pengembangan ekosistem halal yang komprehensif dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memastikan keberlanjutan di dimensi ekonomi, sosial, maupun lingkungan,” tambahnya.

BAIC 2025 diikuti oleh 298 peserta dari 28 universitas di Indonesia serta 12 universitas luar negeri, di antaranya dari Filipina, Amerika Serikat, Malaysia, Thailand, dan India.

Empat pembicara utama lintas negara turut hadir, yakni: