Sebanyak 17 orang dilaporkan meninggal dunia setelah mengonsumsi minuman keras ilegal di wilayah utara India, tepatnya di Distrik Amritsar, Negara Bagian Punjab. Menurut pihak kepolisian setempat, enam warga lainnya masih berada dalam kondisi kritis akibat insiden tersebut.
Mengutip laporan AFP pada Selasa, 13 Mei 2025, insiden tragis ini terjadi pada Senin malam ketika sejumlah warga desa menenggak minuman beralkohol yang diduga mengandung metanol. Zat kimia beracun tersebut diketahui kerap digunakan dalam pembuatan alkohol oplosan karena harganya yang murah, namun sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
Minuman keras ilegal di India sering kali diproduksi secara sembunyi-sembunyi di penyulingan gelap tanpa pengawasan dan standar keselamatan. Setiap tahunnya, ratusan nyawa melayang akibat konsumsi alkohol jenis ini. Metanol yang biasa digunakan sebagai campuran dapat menyebabkan kebutaan permanen, kerusakan organ dalam seperti hati, hingga kematian.
Pejabat kepolisian senior, Maninder Singh, menyampaikan bahwa para korban berasal dari lima desa yang berbeda di wilayah tersebut. Hingga kini, pihak kepolisian telah menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam peredaran minuman keras oplosan tersebut.
“Investigasi sedang dilakukan untuk mengungkap seluruh modus operandi dan membawa semua yang terlibat ke pengadilan,” kata Maninder Singh dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui platform X (sebelumnya Twitter).
Kepala Menteri Punjab, Bhagwant Mann, juga turut angkat bicara dan menegaskan komitmennya untuk menindak tegas para pelaku. Ia menambahkan bahwa pihaknya akan memastikan seluruh pihak yang bertanggung jawab mendapatkan hukuman sesuai hukum yang berlaku.
Tragedi serupa bukan kali pertama terjadi di India. Pada tahun sebelumnya, sedikitnya 53 orang dilaporkan meninggal akibat menenggak alkohol ilegal di Negara Bagian Tamil Nadu, wilayah selatan negara tersebut. Fenomena ini menjadi peringatan serius bagi pemerintah India mengenai bahaya laten industri minuman keras ilegal yang masih marak terjadi di berbagai daerah.
Artikel ini telah tayang di .
