Kota Bandung kembali memperkaya wajah kotanya dengan kehadiran ruang publik baru. Pada Kamis, (15/5/2025), Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meresmikan Taman Lost City Maleer yang berlokasi di Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal.
Berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 500 meter persegi, taman ini dibangun secara bertahap sejak tahun 2024. Dengan konsep vintage retro city, Taman Lost City merepresentasikan gagasan tentang ‘kota yang hilang’ yang kini dihidupkan kembali sebagai ruang terbuka.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Terletak di Jalan Kebon Gedang 3, tepat di tepi Sungai Cikapundung Kolot, taman ini dilengkapi dengan vertikal garden, pepohonan rindang, plaza, hingga lapangan basket mini. Selain menjadi ruang hijau, taman ini juga hadir sebagai ruang interaksi.
Farhan mengapresiasi lingkungan RW 12 Kelurahan Maleer yang menjadi lokasi taman sebagai teladan dalam menciptakan lingkungan permukiman yang kompak dan peduli akan kebersihan.
“Hidup di dekat sungai itu butuh kerja sama semua pihak. Karena sungai bukan hanya kewenangan Kota Bandung saja, tapi juga pemerintah provinsi dan pusat. Maka kita harus jaga bersama,” ujar Farhan.
Peresmian Taman Lost City menjadi agenda kelima dalam rangkaian program 100 hari kerja pertama Wali Kota Farhan. Sebelumnya, telah diresmikan sejumlah ruang publik lain seperti Mural Lodaya dan Taman Katumbiri.
Farhan menekankan bahwa keberadaan taman ini menjadi bukti nyata bagaimana sudut-sudut kota dapat disulap menjadi ruang publik yang hidup jika dikelola dengan baik.
“Ruang publik adalah jantung komunitas. Di sini semua bisa berkumpul tanpa melihat latar belakang. Ini ruang yang paling demokratis,” tuturnya.
Taman ini juga memperkuat peran komunitas dalam pelestarian lingkungan. Komunitas mural Karasa dari RW 2 Gempolsari turut menghias taman dengan karya mural di beberapa titik rumah warga sekitar. Farhan berpesan agar warga menjaga kebersihan dan mencegah vandalisme, agar taman tetap indah dan nyaman
Peresmian taman ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemkot Bandung dan komunitas River Clean Up. Kerja sama ini akan mendorong upaya penataan sempadan sungai sekaligus pembersihan aliran sungai secara berkelanjutan, dengan melibatkan peran aktif anak muda dan komunitas.
“Anak-anak muda yang terlibat dalam program ini tidak hanya mengangkut sampah dari sungai, tapi juga memilah dan mendaur ulang. Sampah residu baru dibuang ke TPS atau TPA. Ini baru namanya mengurangi sampah,” kata Farhan.
Sementara Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Kontruksi (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, menambahkan, Taman Lost City Maleer merupakan taman keenam yang direvitalisasi di sepanjang Sungai Cikapundung Kolot.
Ia menjelaskan bahwa pendekatan revitalisasi ini meniru konsep kota-kota besar seperti Seoul di Korea Selatan, yang memanfaatkan bantaran sungai sebagai ruang publik yang aman, nyaman, dan menarik.
“Dulu bantaran sungai dianggap zona larangan, tapi sekarang kita tata agar bisa dimanfaatkan. Di sini juga sudah tidak ada rumah liar, jadi ODF bisa tercapai dan tidak ada penyempitan aliran,” jelas Didi.