Surut Pesona Situ Ciburuy Wisata Legendaris di Bandung

Posted on

Situ Ciburuy, laukna hese dipancing
Nyeredet hate ningali ngeplak caina
Tuh, itu saha nu ngalangkung unggal enjing?
Nyeredet hate ningali sorot socana

Penggalan lirik lagu berjudul Bubuy Bulan, yang dinyanyikan seniman Sunda, Nining Meida itu dengan gamblang mencantumkan Situ Ciburuy, salah satu objek wisata legendaris di tanah Priangan.

Situ Ciburuy merupakan danau buatan peninggalan Hindia-Belanda itu jadi andalan warga sekitar sebagai sumber pertanian hingga perikanan. Terlebih sebagai objek wisata murah meriah dan tempat latihan dayung buat atlet Bandung Barat.

Luas kawasan Situ Ciburuy yang mencapai 45 hektare itu jadi andalan seribuan orang warga sekitar buat menyambung hidup. Mulai dari pelaku jasa kuliner, pelaku jasa wisata, hingga bagi pemerintah desa yang mendapatkan pendapatan dari objek wisata itu.

Namun belakangan kondisinya agak memprihatinkan. Wisatanya sepi, kondisi danaunya juga kini tak sebagus dulu. Kedalaman situ berkurang karena sedimentasi, hingga airnya tercemar dari limbah industri dan rumah tangga di sekitaran situ.

Di tahun 2019, ketika Ridwan Kamil menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat waduk seluas 45 hektare itu dipugar. Anggarannya tak sedikit, mencapai Rp32 miliar dari APBD Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan di dua tahun anggaran yakni 2019 dan 2020.

Tahun 2025 ini, pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA), menggelontorkan anggaran sampai Rp13 miliar untuk penataan area sempadan Situ Ciburuy.

“Alokasi anggarannya sekitar Rp13 miliar, itu hanya untuk pengerukan (sedimentasi) dan penertiban (bangunan di sempadan sungai),” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Revitalisasi Situ Ciburuy pada UPTD Dinas Sumber Daya Air, Wilayah Sungai Citarum, Ninda Agustina saat dikonfirmasi, Jumat (19/9/2025).

Kedalaman Situ Ciburuy kini hanya sekitar 3 sampai 4 meter saja. Rencananya pengerukan dilakukan untuk 17 ribuan meter kubik sedimen supaya daya tampung situ bisa lebih maksimal di musim hujan.

“17 ribuan (meter kubik) saja buat sekarang, jadi penertiban kita lakukan dua tahap. Karena dari segi anggaran juga kita terbatas,” kata Ninda.

18 ribu orang tinggal di 11 RW yang ada di sekitaran kawasan Situ Ciburuy. 14 ribu di antaranya orang dewasa, dengan perkiraan 10 persennya mengandalkan Situ Ciburuy sebagai sumber penghidupan.

“Kebanyakan punya warung di sini, kemudian sewa perahu, ada yang menjala ikan, banyak pokoknya yang menggantungkan hidup mereka dari Situ Ciburuy,” ujar Kepala Desa Ciburuy, Firmansyah.

Namun Situ Ciburuy kini tak bisa lagi diandalkan. Pengunjung sepi, perairannya tak lagi seperti dulu. Konsep penataan yang digembar-gemborkan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga jauh panggang dari api.

“Kami kira dengan anggaran Rp32 miliar waktu itu, penataan akan jelas. Ternyata konsep penataannya asal-asalan, padahal anggarannya besar sekali. Wisatanya tetap sepi,” kata Firmansyah.

Firmansyah mewakili masyarakat di sekitaran Situ Ciburuy berharap bisa mendapatkan izin mengelola situ yang sudah mereka kenal sejak kecil itu agar bisa memberikan penghidupan seperti dulu.

“Setidaknya kami lebih kenal dengan Situ Ciburuy, kami bisa mengelola ini asal dikasih izin. Selama ini kami kan tidak dilibatkan, warga sudah punya usaha juga digusur. Kalau memang ditertibkan, harus jelas konsepnya. Jangan asap membongkar, terus penataan enggak jelas, warga kami jadi korban,” kata Firmansyah.

Minta Dilibatkan Dalam Pengelolaan Situ Ciburuy

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *