Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi menargetkan penanaman padi seluas 216 ribu hektare sepanjang 2025. Target besar ini digencarkan untuk menjaga ketahanan pangan sekaligus menekan potensi lonjakan harga beras di pasaran.
Kepala Dinas Pertanian Sukabumi Sri Hastuty Harahap mengatakan target itu sejalan dengan program pemerintah pusat. Salah satunya adalah luas tambah tanam dan luas tambah panen yang mendorong petani menanam lebih sering dalam setahun.
“Hari ini semua daerah digenjot agar bisa menanam seluas-luasnya. Kalau biasanya satu tahun hanya sekali, sekarang harus bisa sampai tiga kali,” kata Sri di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Senin (8/9/2025).
Sri menjelaskan, rata-rata indeks pertanaman (IP) di Sukabumi saat ini masih 2,2. Pihaknya berupaya menaikkan angka itu menjadi IP 3, yang berarti tiga kali tanam dan panen padi dalam setahun. “Kalau produksi banyak, otomatis harga bisa lebih terkendali,” ujarnya.
Hingga September 2025, pencapaian target tanam padi masih sesuai rencana. Sri mencontohkan, pada Agustus targetnya 11 ribu hektare dan September ini juga 11 ribu hektare.
“Harapan kami, sampai Desember 216 ribu hektare bisa tercapai. Bahkan kalau bisa lebih, seperti tahun lalu yang realisasinya di atas 100 persen,” ucapnya.
Namun, Sri tak menutup mata terhadap kendala di lapangan. Bencana beberapa waktu lalu sempat merusak sekitar 2.900 hektare lahan sawah dan 293 infrastruktur pertanian.
“Meski ada kendala, kami berusaha agar target akhir tahun tidak terganggu,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sri memastikan ketersediaan beras di Sukabumi masih dalam kondisi aman. Dari kebutuhan konsumsi 2,8 juta penduduk yang mencapai sekitar 200 ribu ton per tahun, produksi daerah ini mampu melampaui angka tersebut. “Artinya kita masih surplus, jadi insyaallah cukup sampai akhir tahun,” jelasnya.
Dengan kondisi itu, Sri optimis harga beras bisa lebih terkendali. “Kalau stok terjaga, seharusnya tidak ada istilah harga naik terlalu tinggi. Harapannya petani tetap untung dan konsumen juga bisa membeli dengan harga wajar,” tutupnya.