Fery Riyana (38) mengendus gelagat mencurigakan dari asisten rumah tangganya, Ade Mulyana (26) sebelum menemukan istrinya tewas bersimbah darah di Jatiluhur, Purwakarta.
Saat Fery berada di tempat kerja, sekitar pukul 13.30 WIB, Ade tiba-tiba mendatanginya. Kala itu wajah Fery panik, dan memberitahu Dea sedang dikepung di dalam rumah.
“Ayo Mas, cepat-cepat. Sambil gemetar biasalah (kayaknya akting), awalnya enggak curiga. Nah, ketika lagi di perjalanan, saya tanya, gimana deh kronologinya? dia bilang Ada mau mobil putih, plat nomornya B 1070 tiga orang turun ke bawah, satu (kecurigaan) sampai ingat gini plat nomornya,” tuturnya.
“Terus lu ngapain keluar? Kok bisa ninggalin Mbak Dea bukan diam di rumah? Disuruh Mbak Dea, “Mas beli susu. Dua (kejanggalan) karena istri saya Enggak suka minum susu, kalo kopo iya doyan,” katanya menambahkan.
Fery pun merasa janggal dengan sikap Ade. Terlebih saat tiba di rumah, Ade menyebut jika kunci hilang dan menyarankan menggunakan kunci yang disatukan dengan gantungan kunci motor.
“Oke kunci itu janggal juga, kemudian aneh istri saya gak keluar, biasanya mendengar bunyi atau saya pulang pasti buka gorden dulu sebelum buka pintu, ini gak ada sama sekali, pikiran udah mulai panik,” imbuh Fery.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Saat memasuki ruangan, Fery melihat istrinya sudah tergeletak di bawah dengan bersimbah darah. Tubuhnya ditutup kain dan wajahnya sudah alami luka.
“Ade (pelaku) gak masuk rumah tuh, dia malah guling-guling di depan saat tahu istri saya meninggal, dia pukul-pukul kepalanya sendiri kayak stres gitu,” ungkap Fery.
Kejanggalan selanjutnya melihat kondisi CCTV yang kabelnya di cabul dari dalam rumah. Sehingga kondisi CCTV, ia juga memastikan tidak ada pintu atau jendela yang terbuka.
“Aneh kan, kejanggalan ke lima. CCTV kabelnya gak nyambung ke listrik, pintu semua tertutup, wah ini orang dalam kata saya teh. Terus saya melihat di lantai ada jejak kaki yang ada darahnya. Istri saya kakinya kecil nah itu jejaknya besar, kaki yang besar itu ya Ade,” bebernya.
Fery tetap tenang saat situasi panik. Dia menjaga Ade Mulyana agar tetap dalam pengawasannya karena saat itu ia sudah mencurigai ada sangkut-pautnya dengan dia.
“Polisi datang, dan saya di tanya curiga ke siapa, saya jawab ke Ade, ke Fadel dan istri fadel. Ade karena kejanggalan, Fadel karena curiga yang cerita ancaman itu Fadel dan istrinya, saya langsung di bawa akenpolres dan baru boleh pulang jam 4 subuh,” pungkasnya.