Hari pertama pendaftaran Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) Kota Bandung resmi dibuka, Senin (23/6/2025) mulai pukul 12.00 WIB. Berdasarkan pantauan infoJabar di sejumlah sekolah negeri di pusat Kota Bandung, pelaksanaan pendaftaran sejauh ini minim kendala teknis.
Pasalnya, masa pendaftaran hanya melanjutkan masa pendataan yang telah berlangsung cukup lama, yakni sejak 19 Mei 2025. Di tahapan pendaftaran hari ini hingga satu pekan ke depan, pendaftar akan memilih dua sekolah negeri pilihan beserta jalur penerimaan yang dituju.
Di SMPN 2 Kota Bandung misalnya, hingga sekitar pukul 14.00 WIB, orang tua siswa yang mendatangi sekolah tak lebih dari hitungan jari. Di samping hal teknis, sejumlah orang tua juga bertanya soal peluang calon murid untuk dapat diterima di sekolah tersebut, sehingga mereka bisa mendaftarkan anak-anaknya di sekolah maupun jalur penerimaan yang sesuai.
Yeni, salah satu orang tua calon siswa yang akan mendaftar ke SMPN 2 Kota Bandung mengatakan dirinya berkonsultasi mengenai peluang penerimaan jalur prestasi nilai rapor. Bila sekiranya banyak siswa yang sudah mendaftar dengan nilai lebih besar, Yeni mengatakan akan memilih sekolah lain dengan persaingan yang tidak terlalu ketat.
“Saya pilih jalur prestasi nilai rapor, karena anak saya peringkat satu. Tapi kan sesama peringat satu akan diadukan lagi, persaingannya akan ketat. Jadi harus menunggu 2-3 hari baru keliahatan anak saya berpeluang (untuk diterima) di sekolah pilihan pertama atau kedua,” ungkap Yeni saat ditemui selepas konsultasi dengan panitia SPMB SMPN 2 Kota Bandung.
Ia mengaku sejauh ini tidak menemukan kendala berarti selama melakukan proses pendataan hingga pendaftaran di laman web SPMB Kota Bandung. Terlebih, orang tua siswa bisa berkonsultasi baik dengan sekolah asal maupun sekolah tujuan terkait penerimaan siswa.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Enggak ada kesulitan, karena masa pendataannya juga lama kan. Kebetulan sekolah asal kami juga update banget, jadi relatif mudah. Sekarang sedang milih sekolah dan milih peluang,” ungkap Yeni.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Sekolah SDN 113 Banjarsari Widia Nengsih juga menyebut belum ada orang tua calon siswa yang akan memasukan anaknya ke SD, yang mengeluhkan kendala teknis ataupun berkonsultasi. Mayoritas konsultasi justru dilakukan oleh orang tua siswa kelas 6 yang akan mendaftarkan anaknya ke SMP.
“Jadi yang datang ke sini hari ini banyaknya orang tua kelas enam, yang mau ke SMP. Karena penerimaan siswa kan sekarang satu tahap ya, hanya bisa pilih satu jalur. Jadi mereka galau pilih yang mana. Padahal sudah disosialisasikan sebelumnya, tapi tetap saja orang tua akan cari gambaran jalur penerimaan mana yang peluangnya lebih besar agar anak bisa diterima,” ungkap Widia saat ditemui.
Ia mengatakan, mayoritas orang tua siswa yang berkonsultasi tersebut bertujuan untuk meminta pertimbangan agar dapat memilih SMP dan jalur penerimaan yang tepat. Pasalnya, pilihan jalur penerimaan di jenjang tersebut ebih bervariasi dibandingkan dengan sistem penerimaan dari TK ke SD.
“Kalau mau daftar dari TK ke SD kan relatif simpel ya, syaratnya hanya usia saja. Lalu lampirkan data seperti KK, akta kelahiran dan KTP, itu saja. Kalau yang SD ke SMP kan pilihan jalurnya lebih banyak, ada jalur-jalur prestasi juga, jadi ada yang perlu konsultasi. Kita memang menerima konsultasi untuk orangtua yang membutuhkan,” jelasnya.