Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMA, SMK, dan SLB di Jawa Barat untuk tahap pertama resmi ditutup. Antusiasme masyarakat terlihat dari membludaknya jumlah pendaftar yang mencapai 373.311 orang.
Dari angka itu, mayoritas pendaftar memilih sekolah negeri sebanyak 370.115 orang, sementara ke sekolah swasta tercatat hanya 3.196 pendaftar.
Sayangnya, daya tampung belum sebanding dengan animo yang tinggi karena kuota yang tersedia hanya untuk 210.912 siswa, yakni 204.676 di sekolah negeri dan 6.236 di sekolah swasta.
Meski begitu, tahap pertama ini diklaim berjalan dengan hasil optimal. Sebanyak 210.910 peserta didik berhasil diterima, terdiri dari 204.676 di sekolah negeri dan 6.234 di sekolah swasta.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto memastikan, pihaknya tetap membuka ruang bagi masyarakat yang merasa ada kejanggalan dalam proses seleksi. Namun pengaduan harus dilengkapi dengan bukti yang valid.
“Jika terasa ada kejanggalan, pendaftar diimbau mempersiapkan data-datanya dan dilaporkan ke tim pengaduan sekolah dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah. Nanti akan dilakukan penelusuran dan jika terbukti akan dilakukan pembatalan,” ucap Purwanto, Kamis (19/6/2025).
“Jika pengaduan disetujui, akan dilakukan diskualifikasi murid menggunakan form diskualifikasi dan dilanjutkan diskualifikasi pada aplikasi,” sambungnya.
Bagi yang belum lolos, Purwanto menyebut, masih ada harapan di SPMB tahap 2 yang akan digelar pada 24 Juni hingga 1 Juli 2025. Di tahap ini, pendaftaran akan difokuskan melalui jalur prestasi, dengan alokasi 30% untuk SMA dan 35% untuk SMK.
Sementara untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) menurutnya, pendaftaran tidak mengacu pada jalur prestasi atau zonasi, melainkan mempertimbangkan kebutuhan khusus calon siswa berdasarkan hasil diagnosa oleh tim ahli.
“Diagnosa dilakukan oleh psikolog, tenaga medis, atau tim ahli lain yang bekerja sama dengan SLB tujuan atau Resource Centre,” tutup Purwanto.