Sosok Kesepian di Balik Aksi Peledakan SMAN 72 Jakarta

Posted on

Sosok anak berkonflik dengan hukum (ABH) terduga pelaku peledakan SMAN 72 Jakarta diungkap oleh polisi. Rupanya, anak tersebut tak memiliki tempat curhat dan diduga memendam keluh kesahnya sendiri.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto, mengatakan ABH tersebut tinggal bersama ayahnya, yang seorang pekerja. Sementara ibunya bekerja di luar negeri.

Seperti diketahui, dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (11/11), polisi menyebutkan ABH terduga pelaku peledakan SMAN 72 Jakarta tidak memiliki tempat curhat. Polisi mengatakan hal ini diduga menjadi pemicu ABH melakukan aksi peledakan itu.

“Ada hal yang menarik juga di dalam proses penyidikan yang kami peroleh dari hasil penggalian keterangan maupun petunjuk-petunjuk yang ada. Bahwa yang bersangkutan anak berkonflik dengan hukum ini terdapat dorongan untuk melakukan peristiwa hukum tersebut,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanuddin dalam jumpa pers.

Iman menjelaskan ABH tersebut merasa sendiri dan tidak punya tempat untuk menyampaikan keluh kesah. Kondisi itu dirasakan pelaku, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah.

“Dorongannya, di mana yang bersangkutan merasa sendiri kemudian merasa tak ada yang menjadi tempat untuk menyampaikan keluh kesahnya, baik itu di lingkungan keluarga kemudian di lingkungannya itu sendiri maupun di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Sebagai informasi, siswa pelaku peledakan saat ini sudah ditetapkan sebagai ABH berdasarkan proses penyidikan pihak kepolisian.

“Dari hasil sidik sementara anak yang berkonflik dengan hukum atau ABH yang terlibat dalam ledakan merupakan siswa SMA aktif bertindak secara mandiri, tak berhubungan dengan jaringan teror tertentu,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri dalam jumpa pers, Selasa (11/11).

Peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (7/11) saat khotbah salat Jumat. Diketahui, ada 96 orang yang menjadi korban ledakan.

Artikel ini telah tayang di

Gambar ilustrasi