Serangan Bersenjata di Kashmir: Tewaskan 26 Orang, Modi Kembali ke India

Posted on

Serangan bersenjata brutal menewaskan sedikitnya 26 orang di Kashmir, menjadikannya serangan paling mematikan terhadap warga sipil di wilayah tersebut sejak tahun 2000. Insiden mengerikan ini terjadi pada Selasa (22/4) sore waktu setempat, saat orang-orang bersenjata melepaskan tembakan otomatis ke arah kerumunan wisatawan di kawasan Pahalgam, salah satu destinasi wisata populer di musim panas.

Pasukan keamanan India langsung meluncurkan operasi pencarian besar-besaran pada Rabu (23/4), memburu para pelaku yang diyakini menyerang dari kawasan hutan sekitar lokasi kejadian, sekitar 90 kilometer dari Srinagar.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengecam keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai “tindakan keji” dan berjanji bahwa para penyerang “akan diadili”. Ia bahkan mempersingkat kunjungan kenegaraannya di Arab Saudi dan kembali ke India pada Rabu pagi untuk menggelar pertemuan darurat dengan pejabat tinggi keamanan, menurut seorang sumber pemerintah.

“Operasi pencarian saat ini sedang berlangsung, dengan semua upaya difokuskan untuk membawa para penyerang ke pengadilan,” demikian pernyataan militer India.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas pembantaian tersebut. Namun, wilayah Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim telah lama dilanda pemberontakan bersenjata sejak tahun 1989, dengan kelompok-kelompok militan menuntut kemerdekaan atau penggabungan dengan Pakistan. Negara itu sendiri menguasai sebagian kecil wilayah Kashmir dan turut mengklaim wilayah itu secara penuh, sebagaimana halnya India.

Kepala Menteri Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, mengatakan serangan ini “jauh lebih besar daripada apa pun yang pernah kami lihat yang ditujukan pada warga sipil dalam beberapa tahun terakhir”.

Serangan ini terjadi hanya sehari setelah Modi bertemu dengan Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance di New Delhi. Dalam pernyataannya, Modi menegaskan, “Agenda jahat mereka tidak akan pernah berhasil. Tekad kita untuk memerangi terorisme tidak tergoyahkan dan akan semakin kuat.”

Untuk konteks, serangan terhadap warga sipil paling mematikan sebelumnya terjadi pada Maret 2000, ketika 36 warga India tewas dalam aksi kekerasan yang bertepatan dengan kunjungan mantan Presiden AS Bill Clinton.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *