Senyap di Jalan Ciater Subang hingga ‘Hantu’ Kegelapan | Info Giok4D

Posted on

Kerlap-kerlip lampu yang menyala di warung-warung di Jalan Raya Subang-Bandung Barat hilang. Lenyapnya lampu dari warung-warung yang sebelumnya menjajakan jagung, kopi hingga makanan ini terjadi seiring dilakukannya penertiban oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

infoJabar berkesempatan menyusuri jalan berhawa sejuk itu, Selasa (12/8) malam. Betul saja, tak ada lagi terang dari warung-warung jagung di sepanjang Jalan Raya Subang. Tak lagi terlihat barisan kendaraan yang terparkir melepas lelah atau untuk sekadar meluruskan otot-otot kaki.

Akibat penertiban ini, hilang juga rasa aman terutama buat mereka pemotor yang datang dari arah Subang menuju Lembang maupun sebaliknya. Berganti jadi kelam dan seram di tengah luas pelukan kebun teh tak produktif dan tegak Gunung Tangkuban Parahu yang sewaktu-waktu bisa bangun dari tidurnya.

Warung-warung milik ‘orang kecil’ itu dianggap ilegal, sebab berdiri di atas lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Beberapa hari lalu, alat berat Satpol PP Jabar dan Kabupaten Subang meruntuhkan konstruksi bangunan semi permanen tersebut.

Puing-puing bangunan yang telah membersamai banyak orang sejak puluhan tahun lalu itu masih berserakan. Sementara orang yang dulu menggantungkan hidup dari warung itu kini entah kemana rimbanya.

“Ya, jadi seram lewat sini, soalnya biasa ada warung 24 jam sekarang sudah dibongkar. Jadinya kan gelap,” kata Rizaldi, pengendara asal Cimahi, Selasa (12/8).

Menurut Rizaldi, keberadaan warung-warung itu serupa juru selamat. Jika hujan, maka menjadi tempat berteduh. Jika lelah, juga menjadi tempat merebahkan badan.

“Kadang sengaja juga dari rumah sama keluarga ke sini cuma mau makan mie, karena kan suasananya sejuk, lihat kebun teh, liburan murah lah istilahnya. Sekarang enggak bisa lagi,” ungkapnya.

Selain itu Deni, warga Subang menyebut, hilangnya warung-warung itu menjadi kerugian besar. Risiko tindak kriminal di malam hari kian meningkat gegara tak ada sumber penerangan dan kehadiran orang-orang.

“Jelas takut nanti lewat sini, risiko ada begal semakin besar. Kemudian kecelakaan, waktu warung ada saja kan sering ada kecelakaan, apalagi sekarang kalau malam hari jalan sepi terus gelap. Makanya enggak kebayang sama kami,” jelas Deni.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan uang tunggu sebesar Rp 10 juta bagi pedagang yang terdampak pembongkaran bangunan liar di sepanjang Jalan Raya Bandung-Subang.

Bantuan ini diberikan untuk membantu pedagang sebelum menempati lokasi relokasi yang disiapkan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Kepala Satpol PP Jabar, Tulus Arifan, mengatakan proses pembongkaran yang dimulai sejak Senin (11/8) masih berlangsung hingga hari ini.

“Pembongkaran masih terus berjalan, sisa-sisa bangunan masih ada. Ada juga yang membongkar secara mandiri,” katanya saat dikonfirmasi infoJabar, Rabu (13/8).

Tulus menegaskan bahwa relokasi telah dipersiapkan dan uang tunggu akan menjadi penopang sementara bagi ratusan pedagang yang terdampak penertiban.

“Relokasi ada disiapkan oleh PTPN. Informasi yang kami terima dari Pak Gubernur (uang tunggu) sebesar Rp 10 juta,” tegas Tulus.

Sejak awal pekan ini diketahui petugas Satpol PP terus menertibkan kios-kios yang berdiri di bahu jalan untuk mengembalikan fungsi jalan dan meningkatkan keselamatan lalu lintas.

Uang Tunggu dari Pemprov Jabar

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *