Sensasi Menikmati Ceremonial Matcha yang Kian Digemari

Posted on

Minuman berbahan dasar matcha belakangan ini tengah naik daun, tak terkecuali di Kota Bandung. Minuman matcha banyak dicari khususnya oleh mereka yang mulai tertarik mengeksplorasi rasa asli teh hijau Jepang.

Berbeda dari green tea latte yang biasanya disajikan manis dengan tambahan susu dan gula, ceremonial matcha menawarkan sensasi yang lebih murni dan menonjolkan karakter khas daun teh yang digunakan.

Di Kota Bandung, tren ceremonial matcha ini ditandai dengan kemunculan berbagai ‘matcha bar’ di sejumlah tempat, yang kerap ramai dipenuhi pengunjung. Salah satunya seperti Oseebo Matcha Nook yang terletak di Jalan Saad.

Saat infoJabar berkunjung, sekitar pukul 11 siang, sang “matcharista”, sebutan di tempat tersebut untuk barista pembuat matcha, sudah sibuk mengaduk bubuk matcha untuk sejumlah pesanan. Deretan cup matcha berderet di meja kasir, menunggu diambil pembeli.

Berdiri sejak Januari 2025, matcharista Sabyan mengatakan bahwa kedai tempatnya bekerja tersebut sering ramai dibanjiri pengunjung. Terutama saat waktu long weekend tiba. Di hari-hari biasa, kunjungan melandai dengan mayoritas pesanan berasal dari marketplace online.

Sembari mengaduk bubuk matcha menggunakan chasen–pengocok teh matcha tradisional yang terbuat dari bambu–Sabyan memaparkan beberapa teknik dalam membuat ceremonial matcha yang lazim digunakan.

“Kalau untuk minuman panas, bubuk matcha-nya dicairkan dulu dengan air panas, sedangkan untuk matcha dingin atau cold whisk, diaduknya pakai whisk dengan air dingin. Ada juga variasi seperti aromatic latte yang dicampur dengan krim agar rasanya lebih creamy,” ujar Sabyan belum lama ini.

Di Oseebo Nook, ceremonial matcha diklasifikasikan dalam tiga tier berdasarkan kualitas dan karakter rasa yang ditawarkan. Masing-masing tier memiliki keunikan tersendiri dan bisa dipilih sesuai dengan selera. Semakin tinggi tier-nya, maka rasanya semakin otentik.

Pada tier pertama, tersedia varian Uji Oseebo Blend dan Hanari. Matcha pada tier ini dikenal dengan profil rasa yang ringan, rasa umami yang halus, dan sedikit nutty.

infoJabar mencoba varian Healing Matcha yang menggunakan bubuk matcha tier 1. Karena dicampur dengan cream sea salt, rasanya creamy namun tidak manis. Ada sensasi gurih dengan rasa khas matcha yang tidak terlalu pekat.

Menurut Sabyan, matcha di tier ini sangat cocok bagi pemula yang ingin mulai mengenal rasa matcha tanpa harus menghadapi rasa pekat atau pahit.

“Tier pertama ini biasanya ramah buat orang-orang yang baru mencoba ceremonial matcha. Rasanya lebih smooth dan enggak terlalu tajam, jadi nyaman untuk pemula,” kata Sabyan.

Sementara itu, bagi yang ingin mencoba matcha dengan rasa yang lebih kuat dan karakter yang lebih menonjol, bisa memilih tier kedua yang mencakup varian Kana, Okumidori, dan Harumi. Matcha di tier ini menawarkan sensasi rasa yang lebih bold, dengan aroma yang lebih kaya.

Adapun di tingkatan tertinggi atau tier 3, Oseebo Nook menyediakan varian Tenryu, Wakana, dan Oseebo Uki. Matcha pada tier ini didatangkan langsung dari prefektur Shizuoka, Jepang, yang dikenal sebagai daerah asli penghasil bubuk matcha.

Rasa matcha pada tier ketiga ini cenderung lebih earthy, halus, dan kompleks. Sabyan memaparkan, rasa matcha di tier 3 adalah yang paling mendekati dengan rasa asli bubuk teh yang digunakan.

“Semakin tinggi tier-nya, rasanya makin smooth dan kompleks,” ujar Sabyan.

Sabyan memaparkan perbedaan antara ceremonial matcha dengan green tea latte yang biasa ditemukan di berbagai kafe. Menurutnya, green tea umumnya diolah dari daun teh yang sudah melalui beberapa proses tambahan, sedangkan ceremonial matcha adalah bubuk teh murni yang digiling langsung dari daun teh utuh.

“Kalau green tea itu biasanya daunnya udah diolah lagi, sementara ceremonial matcha itu dari daun pilihan yang digiling halus tanpa campuran. Rasanya lebih pure dan umaminya lebih kuat,” jelasnya.

Biasanya, ia mengatakan, green tea latte disajikan manis dan creamy karena dicampur dengan gula dan susu. Sedangkan ceremonial matcha disajikan untuk menikmati rasa asli teh tanpa pemanis tambahan.

“Orang kadang suka kaget pas coba ceremonial matcha, kok rasanya enggak manis. Ceremonial matcha itu justru untuk mengeluarkan rasa teh aslinya,” katanya.

Perbedaan Ceremonial Matcha dan Green Tea atte

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *