Hari Kartini menjadi simbol perjuangan perempuan melawan diskriminasi dan ketidakadilan. Namun, semangat Kartini tidak hanya hidup dalam lembaran sejarah. Ia menjelma dalam sosok-sosok nyata masa kini perempuan-perempuan tangguh yang melampaui batas dan menginspirasi banyak jiwa.
Salah satunya adalah Kombes Pol Sumarni. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Kapolresta Cirebon. Di balik seragam gagah dan jabatan prestisiusnya, tersimpan kisah perjuangan hidup yang penuh air mata, semangat, dan tekad baja.
Lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, kehidupan Sumarni kecil jauh dari kata mudah. Di saat teman sebayanya asyik bermain selepas sekolah, Sumarni justru memikul tanggung jawab besar untuk membantu ekonomi keluarga. Ia harus rela menjajakan kue dan barang-barang kecil.
“Sejak kecil saya sudah mandiri. Setiap pulang sekolah saya keliling kampung jualan makanan. Itu cara saya bantu orang tua,” kenangnya sambil menahan haru.
Namun, hidup yang keras tak pernah membuatnya putus asa. Justru, dari sanalah ia menempa mental juang yang kelak membawanya menjadi sosok pemimpin yang dihormati.
Ia juga menceritakan, meskipun harus berjuang di usia dini. Sumarni tetap memprioritaskan pendidikan dimana sepulang berjualan ia selalu menghabiskan waktu untuk belajar dan berhasil selalu meraih predikat terbaik di dunia pendidikan.
“Dalam pelajaran maupun mengaji, saya tetap semangat. Alhamdulillah selalu dapat ranking,” tuturnya saat bertemu infoJabar.
Tahun 1996 menjadi titik balik dalam hidup Sumarni. Dengan keberanian dan tekad kuat, ia mendaftar sebagai anggota Polwan. Tak disangka, ia terpilih sebagai satu dari empat perempuan yang mewakili Kalimantan Barat untuk mengikuti pendidikan Polwan angkatan XX.
Tak berhenti sampai di situ, prestasinya mencuat. Ia lulus pendidikan dengan predikat terbaik di bidang akademik, dan mendapat kesempatan emas melanjutkan pendidikan di PTIK. Di sana pun, ia kembali membuktikan kemampuannya dan lulus sebagai lulusan terbaik tahun 2001.
“Dari anak kampung yang jualan kue, saya tidak pernah membayangkan bisa jadi perwira. Tapi saya percaya, Tuhan buka jalan bagi mereka yang sungguh-sungguh berusaha,” ucapnya penuh syukur.
Kini, sebagai Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni tak sekadar duduk di balik meja. Ia dikenal gemar blusukan ke kampung-kampung, menemui masyarakat yang hidup dalam kesulitan. Bukan hanya memberi bantuan materi, tapi juga menyuntikkan semangat dan motivasi.
“Dulu saya tahu rasanya hidup sulit. Maka sekarang, setiap kesempatan saya gunakan untuk membantu orang lain. Saya ingin keberadaan saya bermanfaat bagi masyarakat,” katanya tulus.
Ia pun kerap hadir di tengah para santri, pelajar, dan generasi muda lainnya, membagikan kisah hidupnya sebagai inspirasi.
“Banyak anak muda hari ini yang mungkin merasa tidak punya harapan karena keterbatasan ekonomi. Tapi saya ingin mereka tahu, asal mau berjuang dan tidak putus asa, masa depan yang cerah itu mungkin,” pesannya penuh harap.
Kisah Sumarni bukan sekadar narasi sukses seorang perempuan. Ia adalah gambaran nyata bahwa perjuangan Kartini tidak sia-sia. Bahwa kini, perempuan punya panggungnya sendiri untuk bersinar, memimpin, dan mengubah dunia apa pun latar belakangnya.
Di Hari Kartini 2025 ini, tidak hanya mengenang sosok R.A. Kartini, tapi juga merayakan semangatnya yang hidup dalam pribadi-pribadi seperti Kombes Pol Sumarni. Dari lorong kampung hingga ke panggung kepemimpinan, ia membuktikan bahwa cita-cita, jika diperjuangkan dengan hati dan keberanian, tak akan pernah sia-sia.