Gelombang aksi unjuk rasa yang beberapa kali berujung ricuh di Jawa Barat membuat sejumlah sekolah mengambil langkah antisipasi. Dari Bandung hingga Sukabumi, kebijakan belajar dari rumah ramai-ramai diberlakukan untuk menjaga keselamatan siswa dan mencegah mereka ikut terlibat.
Di Kota Bandung, sejumlah sekolah memutuskan untuk menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) mulai Senin (1/9/2025). Salah satunya adalah SMA Edu Global di Jalan Kalimantan.
“Kegiatan Pembelajaran akan dilaksanakan secara daring (online) mulai tanggal 1-4 September 2025. Siswa/i mengikuti pembelajaran daring sesuai jadwal pelajaran yang berlaku seperti biasa,” tulis keterangan resmi sekolah?
“Kami memohon agar siswa/i tetap berada di rumah selama periode tersebut demi keamanan bersama,” lanjut pihak sekolah.
SMA PGII 1 Bandung juga memilih opsi serupa. Pembelajaran dilakukan secara daring sembari menunggu perkembangan situasi lebih kondusif.
“Pembelajaran di SMA PGII 1 Bandung dilaksanakan secara Hybrid/Online pada hari Senin, 1 September 2025. Untuk hari-hari berikutnya, teknis pelaksanaan pembelajaran akan disesuaikan dengan situasi dan perkembangan selanjutnya,” ujar Kepala SMA PGII 1 Bandung, Tato Yuniarto.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto, sempat membenarkan kebijakan daring diberlakukan di sejumlah wilayah. “Betul sesuai dengan kondisi setempat dan pelibatan orang tua. Betul kita akan daring belajarnya di wilayah-wilayah sesuai dengan analisa dan koordinasi tiap KCD dengan pimpinan daerah dan tiap kepala satuan pendidikan,” jelasnya.
Namun, setelah rapat koordinasi dengan Forkompinda Jabar di Gedung Sate, Purwanto menyebut aturan itu diubah. Siswa diminta tetap belajar dari sekolah seperti baisa. “Berdasarkan koordinasi ulang sekolah tetap belajar seperti biasa,” ucapnya.
Di tingkat kota, Pemkot Bandung pun turut mengambil langkah tegas. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menetapkan 32 sekolah wajib melaksanakan PJJ.
“Untuk 32 sekolah ditetapkan wajib PJJ, selebihnya diberi kebebasan menentukan apakah akan melaksanakan PJJ atau tetap tatap muka,” katanya.
Farhan juga menekankan peran orang tua agar siswa tidak ikut dalam aksi. “Kami mengimbau orang tua agar memastikan anak-anak tidak tiba-tiba menghilang setelah jam sekolah, terutama setelah pukul 16.00 WIB,” ujarnya.
Antisipasi serupa juga terasa di Sukabumi. Dinas Pendidikan Kota Sukabumi memutuskan sebagian sekolah, khususnya di wilayah atas Kecamatan Cikole dan Gunung Puyuh, menggelar belajar dari rumah (BDR).
“Besok (hari ini) belajar di rumah untuk beberapa sekolah di wilayah atas, yang jalur datang dan pulang siswanya bersinggungan dengan persiapan pengamanan demo,” kata Plt Kadisdik Kota Sukabumi, Hasan Asari.
Kebijakan ini berlaku untuk siswa SD dan SMP, sementara SMA dan SMK diminta berkoordinasi dengan Cabang Dinas Pendidikan dan MKKS. “Kami sampaikan ke teman-teman SMA dan SMK agar mengantisipasi. Siswanya tetap dipantau. Kalau masih jam sekolah dan tidak diliburkan, absensi tetap dilakukan dan pengamanan melalui sekolah masing-masing,” jelas Hasan.
Meski siswa belajar dari rumah, guru tetap masuk sekolah untuk memastikan pengawasan. Hasan memastikan kebijakan ini hanya berlaku satu hari. “Besok saja sehari belajar di rumah, sambil melihat perkembangan,” tegasnya.