Segarnya Berwisata ke Curug Batu Blek Tasikmalaya

Posted on

Destinasi wisata air terjun atau curug menjadi salah satu pilihan berlibur yang murah meriah. Meski demikian menikmati wisata alam berupa air terjun bisa memberikan pengalaman liburan yang mengesankan.

Di Tasikmalaya banyak sekali pilihan air terjun yang bisa kita sambangi untuk dijadikan destinasi. Salah satunya adalah Curug Batu Blek di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.

Objek wisata alam yang satu ini, kini sudah ditata menjadi lebih baik dan memiliki fasilitas penunjang yang memadai. Tak heran jika Curug Batu Blek, kini hits kembali dan ramai dikunjungi wisatawan.

Salah satu kelebihan dari Curug Batu Blek ini, jaraknya yang tak terlampau jauh dari pusat Kota Tasikmalaya. Selain itu, jarak treking atau penjelajahan jalan kaki menuju lokasi curug tak terlampau jauh.

Pada Jumat (18/4/2025), infoJabar berkesempatan berwisata ke Curug Batu Blek. Jalan akses menuju destinasi ini relatif bagus. Saat masuk wilayah Desa Santanamekar, suasana pedesaan dengan panorama hijau pesawahan dan perkebunan langsung membuat mata segar.

Butuh waktu 20 sampai 30 menit dari Kota Tasikmalaya menuju lokasi parkiran Curug Batu Blek. Objek wisata ini dikelola oleh Pemerintah Desa setempat dan Perhutani. Pengunjung dikenakan tiket masuk seharga Rp 10 ribu. Di lokasi disediakan toilet, musala, gazebo dan area parkir.

Dari titik ini penjelajahan menuju air terjun dimulai. Pengunjung harus berjalan kaki, menyusuri jalan setapak di pinggir tebing, di samping aliran selokan yang berair jernih.

Soal keamanan jalur penjelajahan, tak perlu khawatir, jalan setapak yang kita susuri sudah dibeton. Trek penjelajahan ini juga konturnya datar, sehingga tidak terlalu menguras tenaga, meski durasi perjalanan sekitar 15 menit.

Di separuh perjalanan, kita sudah bisa mendengar suara deru air terjun. Membuat langkah kaki semakin bersemangat untuk segera tiba di destinasi.

Akhirnya pesona alam berupa air terjun kembar bisa kita nikmati. Butiran kecil air terjun yang terhempas angin terasa membasahi wajah dan sekujur tubuh, memberikan kesegaran saat kita mendekat. Hirupan napas pun terasa ringan dan segar, boleh jadi ini akibat hembusan oksigen dari lebatnya vegetasi di sekitar curug.

Airnya jernih, suasananya alami. Tak heran jika wisatawan betah berlama-lama di Curug Batu Blek ini. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan, baik itu botram atau makan bersama, memasak nasi liwet hingga berfoto-foto.

Namun jika ingin berenang, pengunjung harus berhati-hati, jangan terlalu mendekat ke air terjun karena dalam. Konon terdapat pusaran air, sehingga pengelola pun memasang larangan berenang di titik itu. Tapi jika sebatas main air di tepian, masih aman.

“Asyik, seru, suasananya masih alami. Akses jalannya bagus, sudah dibeton,” kata Lusi Nurasyiah (43) salah seorang pengunjung.

Jalur penjelajahan yang berkontur datar pun menurut Lusi cocok untuk aktivitas olahraga. “Sambil jogging, cardio di alam bebas, sangat menyegarkan,” kata Lusi.

Salah seorang pengelola, Aan mengatakan penataan kawasan wisata Curug Batu Blek ini sudah dilakukan sekitar satu tahun lalu. Penataan membuat tingkat kunjungan wisatawan jadi meningkat dari sebelumnya.

“Ramai pengunjung kalau Hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur, tiketnya Rp 10 ribu tambah parkir sepeda motor Rp 2 ribu,” kata Aan.

Sementara fasilitas yang bisa didapat wisatawan adalah musala, gazebo, toilet dan spot foto di dekat tebing.

Sementara itu terkait nama Curug Batu Blek, tak sedikit orang mengira berasal dari nama Batu Black yang berarti batu hitam.

Nama Curug Batu Blek rupanya diambil dari susunan batuan berbentuk persegi di tebing dekat curug. Batu bentuk kotak itulah yang akhirnya dinamakan warga Batu Blek, karena bentuknya mirip blek.

Di masyarakat Sunda, blek adalah kotak besar berbahan logam yang kerap digunakan sebagai wadah kerupuk.

“Jadi ada batu berbentuk kotak, mirip blek, wadah kerupuk,” kata Aan.

Batu Blek, Bukan Batu Black


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *