Sapu Ibu Tiri Perenggut Nyawa Bocah di Bogor

Posted on

Tubuh mungilnya kini sudah tiada. Senyum dan tawa riangnya dengan keji telah direnggut oleh seorang perempuan berinisial RN yang merupakan ibu tirinya.

Seharusnya, anak yang masih berusia 6 tahun asal Bojonggede, Kabupaten Bogor itu bisa mendapatkan kasih sayang ketika di rumah. Namun kenyataannya ternyata berbanding terbalik dengan kisah memilukan yang menimpanya.

Anak tak berdosa itu telah meninggal dunia di tangan ibu tirinya. Dia disiksa dan sama sekali tak pernah membayangkan tindakan yang barangkali tidak ia mengerti selama ini.

Kasus pembunuhan ini awalnya terbongkar saat jasadnya hendak dilakukan proses pemulasaran. Luka memar yang berada di tubuhnya menimbulkan kecurigaan yang akhirnya bisa menyingkap tindakan keji yang telah dilakukan.

Setelah temuan ini dilaporkan ke polisi, ibu tiri korban pun langsung diamankan. Begitu diinterogasi, dia tak bisa mengelak dan akhirnya menjadi pihak yang bertanggungjawab atas kematian itu.

“Ya, memang kejadian tersebut terjadi di daerah Rawa Panjang, Bojonggede. Seorang anak umur enam tahun diduga menerima kekerasan secara fisik oleh orang tuanya,” ujar Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi, Selasa (21/10/2025).

Bojong Gede secara adminstratif masuk Kabupaten Bogor. Namun wilayah hukum merupakan bagian dari Depok. Seorang amil pemandi jenazah lah yang pertama kali curiga karena menemukan tanda-tanda tak wajar saat memandikan korban.

Di tubuh mungilnya itu, terdapat luka di bagian badan, punggung, dada hingga wajah yang begitu polos untuk anak seusianya. Setelah dikonfrontir, si ibu tiri itu pun akhirnya mengakui semua perbuatan kejinya.

“Ya ibu tiri (tersangka), ibu tiri dari korban,” jelas Made.

Berdasarkan keterangan awal, korban sempat mengeluhkan rasa sakit akibat penganiayaan yang berlangsung selama tiga hari sebelum akhirnya meninggal dunia. Dia disiksa hingga tak bisa lagi bertahan akibat kekejaman yang ibu tirinya lakukan.

Ironisnya, sebilah sapu jadi saksi bisu dalam kasus pembunuhan itu. Sapu itu ditengarai digunakan pelaku berulang kali untuk menyiksa korban hingga akhirnya meninggal dunia.

“Sampai saat ini kami informasikan ada satu barang bukti yang kami amankan, yaitu sebilah sapu,” ungkap Made.

Korban pun memang telah dimakamkan di TPU Karang Anyar, Bojonggede, Kabupaten Bogor. Namun untuk kebutuhan penyelidikan lanjutan, jasadnya akan diekshumasi pada Kamis (23/10/2025) besok untuk memastikan penyebab kematiannya.

“Rencananya besok sekitar pukul 10.00 WIB di TPU Karang Anyar Bojonggede akan dilakukan ekshumasi,” ujar Made Budi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, motif penganiayaan hingga korban meninggal ternyata urusan sepele. Pelaku dalam pengakuannya tega menyiksa sang anak lantaran dicap memiliki perilaku yang nakal.

Namun yang lebih ironisnya, penyiksaan terhadap korban ternyata dilakukan berulang-ulang. Sejak awal Oktober, korban telah berulang kali mengalami penganiayaan.

“Sejak awal bulan sudah dianiaya. Kepalanya dijedotin ke tembok, bibirnya pecah karena dipukul, badan dan punggungnya juga penuh luka,” lanjut Made.

Ayah kandung korban dipastikan tidak terlibat dalam peristiwa itu. Ia diketahui bekerja serabutan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan jarang berada di rumah.

“Ayahnya pernah tanya kenapa anaknya luka-luka, tapi dijawab tersangka karena jatuh naik sepeda atau jatuh saat lari-lari,” pungkasnya.