Kehadiran fotografer di sebuah tim sepakbola saat ini tentu menjadi kebutuhan yang tak bisa dilewatkan. Foto-foto yang dihasilkan pun bisa menjadi media komunikasi klub dengan suporternya, termasuk untuk keperluan para pemain yang turun di lapangan.
Di Persib Bandung, tugas-tugas itu pun beberapa tahun ini dikerjakan oleh seorang fotografer bernama Sutanto Nurhadi Permana. Alumnus UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu bergabung dengan Persib sejak 2020 dan banyak menghasilkan foto-foto ikonik selama mengiringi perjalanan skuad Pangeran Biru.
Belum lama ini, infoJabar berkesempatan berbincang dengannya. Pria yang akrab disapa Tanto itu bercerita perjalanan di Persib dimulai ketika masih bekerja di salah satu media cetak di Bandung, lalu mulai rutin memotret perjalanan para pemain muda di Akademi Persib, hingga ditugaskan untuk memotret tim satelit Persib, Bandung United yang kala itu bermain di Liga 2.
“Mulainya dari 2019, awalnya motret Bandung United dulu pas latihan, pertandingan, sama nulis beritanya. Terus kalau Bandung United enggak ada latihan, selingan motret Persib. Pertandingan juga sempet, zaman Ezzechiel N’Douassel pas masih main, kalau enggak salah itu putaran kedua 2019,” katanya.
Sayang, perjalanan Bandung United kala itu berakhir dengan kurang memuaskan. Tim satelit Persib tersebut degradasi ke Liga 3, yang akhirnya membuka jalan bagi Tanto untuk memantapkan dirinya bergabung menjadi fotografer di klub Persib Bandung.
Pada 2020, secara resmi Tanto menjadi fotografer Persib. Tapi kemudian, kompetisi hanya berjalan beberapa pertandingan dan terpaksa dibatalkan karena pandemi COVID-19. Tanto pun masih ingat Persib saat itu hanya menjalani tiga laga dengan catatan apik bisa menyapu bersih semua pertandingannya.
Setelah kompetisi kembali berjalan tapi dengan pembatasan, Tanto dan rekannya, Barly di Persib Bandung, menjadi tumpuan para awak media untuk keperluan foto-foto pertandingan. Sebab saat itu, PSSI memberlakukan aturan yang ketat dan membatasi para jurnalis yang ingin meliput pertandingan.
“Jadi waktu itu karena akses temen-temen wartawan juga kan terbatas, akhirnya kita bikin web, kanal khusus gitu buat temen-temen. Tinggal ngunduh di sana foto latihan, foto pertandingan yang dibutuhkan,” ungkap Tanto.
Sejak saat itu, Tanto pun resmi menjadi fotografer Persib. Tak butuh banyak adaptasi setelah Tanto bergabung karena pola kerja saat masih di media cetak dan klub kata dia tak begitu banyak perbedaan.
Hanya saja, ketika di Persib, Tanto juga dituntut untuk memotret sesuai dengan kebutuhan sponsor klub. Perlahan-lahan, pria yang saat ini masih berstatus lajang itu akhirnya bisa menyesuaikan dengan perkerjaannya yang sekarang.
“Pasti ada perbedaan dengan pekerjaan sebelumnya. Cuma saya lihatnya media cetak di Bandung mah sama aja, mirip. Karena kan si porsi Persib memiliki halaman khusus, jadi beritanya seperti official,” ucapnya.
“Cuma yang membedakan di pola kerjanya, di pertandingan contohnya. Kalau official harus dari pertama keberangkatan sampai pulangnya lagi, dari OT (official training), prescon, sampe beres,” bebernya.
“Kalau di media cetak, yang penting foto pertandingan, bobotoh, atau misalnya babak pertama sudah ada gol, saya udah ada foto selebrasi, ya itu udah aman. Jadi babak keduanya tinggal nyari foto yang lain yang berkaitan dengan kebutuhan berita. Sekarang mah lebih ke kegiatan Persib secara keseluruhan, perusahaan, tim, sponsor, sampe ke suporter,” tuturnya.
Selama menjalani profesi ini, Tanto punya tips bagaimana cara pemilihan angle, hingga mencari momentum yang tepat dalam mengarahkan rana kameranya. Tapi yang paling tak boleh ketinggalan, Tanto selalu punya berbagai macam persiapan agar hasil foto bidikannya itu sesuai harapan.
Sebelum pertandingan, Tanto biasanya membuat list foto-foto apa saja yang dibutuhkan tim media sosial Persib. Setelah itu, ia tak lupa mengecek kekuatan sinyal di stadion agar foto yang ia hasilnya bisa dikirim segera ke tim medsos.
“Apalagi kalau away. Pas OT kan itu kadang kita enggak hapal kondisi lapangannya gimana, harus setting kamera dulu, lampu, yang paling utama mah setting sinyal untuk ngirim foto. Tapi kadang juga suka beda H-1 dan pertandingan, sinyalnya suka bermasalah,” katanya.
“Paling kalau saya, saya cek dulu sinyalnya itu pas lagi pemanasan pemain. Dari situ bisa ngitung menit ke berapa nih harus ngirim fotonya biar bisa diolah sama tim. Selebihnya mah karena sudah dilist, tinggal ngitung momentum aja di lapangan gimana caranya yang diluar prediksi itu bisa kita dapetin fotonya,” katanya menambahkan.
Selama menjadi fotografer Persib, Tanto sebetulnya tidak memiliki kenang-kenangan foto yang begitu ia banggakan. Sebab, ia selalu punya prinsip semua foto yang dihasilkannya itu memiliki ceritanya tersendiri yang bisa mendukung momen-momen besar yang dilalui Persib Bandung.
Namun ada satu foto yang hingga sekarang begitu berkesan bagi Tanto. Foto itu adalah momen ketika lahirnya gol kedua Persib yang dicetak David da Silva saat melakoni leg kedua final Championship Series Liga 1 2023/2024.
Pertandingan yang berakhir dengan skor 3-1 itu bukan hanya berakhir dengan kemenangan. Tapi, Persib juga berhasil meraih gelar juara dalam penantian selama 10 tahun lamanya.
“Yang saya lebih ke inget itu pas umpan Beckham ke David da Silva, gol kedua. Inget itu karena pas depan pisan, terus David lari ke tribun utara selebrasi sama bobotoh,” ucap Tanto.
“Sebenarnya saya selalu menekankan ke diri saya sendiri itu semua foto berkesan. Bahkan di proses latihan, pemain masuk lorong, karena kan si momen kecil itu akan mendukung untuk jadi momen besar. Serpihan kecilnya bisa disatuin dan jadi cerita tersendiri,” paparnya menambahkan.
Selama menjalani profesi ini, Tanto selalu berusaha untuk mengedepankan profesionalisme dalam pekerjaannya. Ia pun ikut bangga ketika fotonya bisa dipajang para pemain di media sosial pribadinya masing-masing, apalagi jika Persib menang saat bertanding.
Sebab bagi Tanto, foto-foto itu bisa menjadi sebuah bentuk dukungan untuk pemain yang bertanding di lapangan. Jika hasilnya pun sesuai harapan, tentu para pemain akan makin termotivasi supaya bisa membawa Persib Bandung makin berjalan di Indonesia.
“Buat saya, foto itu juga bisa jadi branding pemain secara personal. Si foto itu bisa membantu pemain mendapatkan mood yang bagus. Karena foto itu membantu tim, kalau fotonya bagus jadi termotivasi,” ungkapnya.
“Dulu saya suka, pas motret di diklat, masih usia 16-18, zaman Kakang sama Robi Darwis main di EPA. Mereka kerap nanyain foto. Saya khawatir temen-temen yang masih dalam masa perkembangan remaja, dapat popularitas malah bisa mengganggu performa. Akhirnya selalu ngingetin ke Kakang, Robi, main aja dulu yang bagus, foto mah aman. Akhirnya di situ meningkatkan kepercayaan diri, si pemain jadi termotivasi,” ucap Tanto mengenang momen tersebut.