PT Samator Indo Gas resmi memperluas lini bisnisnya dengan masuk ke pasar specialty gas. Langkah ini menandai transformasi Samator yang sebelumnya dikenal sebagai pemain gas industrial, kini menjadi penyedia gas spesialti yang menuntut akurasi, presisi, dan standar internasional.
Manajer Gas Application & Specialty Gas Samator, Ramos Mangisi, mengatakan, keputusan tersebut diambil setelah perusahaan melakukan investasi pada sumber daya manusia, sarana prasarana, serta peralatan berakurasi tinggi.
“Samator sudah memutuskan untuk tahun ini masuk ke dunia specialty gas,” kata Ramos di Hotel Swiss-Belhotel, Kota Bogor, Rabu (17/1/2025).
Menurut Ramos, specialty gas membutuhkan standar yang berbeda dibandingkan dengan gas industrial. Industri specialty gas ini memerlukan akurasi dan presisi tinggi serta sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Karena itu, Samator menyatakan kesiapannya untuk berkompetisi dengan pemain existing di pasar tersebut.
Ramos menuturkan, keunggulan Samator terletak pada sistem distribusi nasional perusahaan. Dengan lebih dari 30 cabang di berbagai wilayah Indonesia, Samator menilai mampu memangkas waktu distribusi specialty gas ke pengguna akhir.
“Salah satu permasalahan pada specialty gas itu adalah sistem distribusi,” katanya seraya menambahkan bahwa selama ini produk kerap sampai ke pengguna akhir dalam waktu lama.
Model distribusi yang diterapkan Samator memungkinkan pelayanan berbasis wilayah melalui berbagai cabang.
“Samator memiliki banyak cabang yang tersebar secara nasional, jadi kami dapat melakukan distribusi lebih baik,” ujar Ramos.
Ia menambahkan, pendekatan lokal ke lokal memungkinkan proses diskusi dan kesepakatan suplai berjalan lebih cepat. Selain distribusi, Samator juga mengedepankan keterlibatan yang erat dengan pelanggan.
“Mendekat kepada pelanggan berarti kami benar-benar membangun keterlibatan erat mengenai solusi apa yang dapat kami tawarkan,” kata Ramos.
Specialty gas, khususnya gas campuran, membutuhkan waktu produksi yang tidak singkat. Untuk campuran sederhana bisa membutuhkan waktu 1-2 minggu, tetapi untuk campuran kompleks dan campuran reaktif bisa mencapai 3 hingga 4 minggu.
Dari sisi regulasi dan lingkungan, Fungsional Pengendalian Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Wisnu Eka Yulyanto, menekankan pentingnya gas standar yang tertelusur.
“Jika menganalisis, kita menggunakan gas standar. Lalu, bagaimana ketertelusuran gas tersebut?” katanya.
Wisnu menjelaskan, tanpa ketertelusuran hasil pengukuran sulit diakui secara nasional maupun internasional.
Wisnu menilai penguatan produsen gas standar dalam negeri penting untuk menjamin validitas data.
“Jika gas itu tidak dijamin, saya membuat sendiri gas, saya suplai, namun nilainya tidak tertelusur, bagaimana kita bisa diakui secara internasional?” ujarnya.
Ia menyebut langkah Samator menuju sertifikasi internasional sebagai proses yang diperlukan agar produk diakui.
Kepala Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) Kimia Badan Standardisasi Nasional (BSN), Harry Budiman, juga menyampaikan dukungan. Ia menyatakan BSN menyambut baik pengembangan specialty gas oleh Samator.
“Kami menyambut baik upaya PT Samator yang bergerak dalam pengembangan dan pembuatan gas campuran standar,” katanya.
Harry menegaskan, pengakuan internasional mensyaratkan produsen bahan acuan tersertifikasi ISO 17034. “Agar dapat diakui secara internasional dan tertelusur, produsen-dalam hal ini PT Samator-harus tersertifikasi dan terakreditasi ISO 17034,” ujarnya.
Saat ini, Samator telah mengantongi sertifikasi ISO 9001 dan tengah menjalani proses sertifikasi ISO 17025. “Setelah itu baru ke 17034,” kata Ramos.
Menurutnya, jika standar tersebut tercapai, Samator memiliki peluang untuk mengekspor produk *specialty gas* ke pasar internasional, tidak hanya Asia tetapi juga Eropa.
Pentingnya Gas Standar Tertelusur
Dari sisi regulasi dan lingkungan, Fungsional Pengendalian Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, Wisnu Eka Yulyanto, menekankan pentingnya gas standar yang tertelusur.
“Jika menganalisis, kita menggunakan gas standar. Lalu, bagaimana ketertelusuran gas tersebut?” katanya.
Wisnu menjelaskan, tanpa ketertelusuran hasil pengukuran sulit diakui secara nasional maupun internasional.
Wisnu menilai penguatan produsen gas standar dalam negeri penting untuk menjamin validitas data.
“Jika gas itu tidak dijamin, saya membuat sendiri gas, saya suplai, namun nilainya tidak tertelusur, bagaimana kita bisa diakui secara internasional?” ujarnya.
Ia menyebut langkah Samator menuju sertifikasi internasional sebagai proses yang diperlukan agar produk diakui.
Kepala Laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) Kimia Badan Standardisasi Nasional (BSN), Harry Budiman, juga menyampaikan dukungan. Ia menyatakan BSN menyambut baik pengembangan specialty gas oleh Samator.
“Kami menyambut baik upaya PT Samator yang bergerak dalam pengembangan dan pembuatan gas campuran standar,” katanya.
Harry menegaskan, pengakuan internasional mensyaratkan produsen bahan acuan tersertifikasi ISO 17034. “Agar dapat diakui secara internasional dan tertelusur, produsen-dalam hal ini PT Samator-harus tersertifikasi dan terakreditasi ISO 17034,” ujarnya.
Saat ini, Samator telah mengantongi sertifikasi ISO 9001 dan tengah menjalani proses sertifikasi ISO 17025. “Setelah itu baru ke 17034,” kata Ramos.
Menurutnya, jika standar tersebut tercapai, Samator memiliki peluang untuk mengekspor produk *specialty gas* ke pasar internasional, tidak hanya Asia tetapi juga Eropa.







