Libur panjang, kerap dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk berlibur seperti bermain ke pantai, ke gunung atau ke pusat perbelanjaan hingga kuliner. Ada juga warga yang memilih aktivitas lainnya seperti berolahraga hingga bermain game.
Namun beda bagi Zayb Ridwan Muhammad. Pria kelahiran Majalengka dan bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung ini lebih memilih menyalurkan hobi fotografinya.
Siapa sangka, dibalik hobi fotografinya itu, Ridwan bisa menghasilkan uang tambahan dari hasil menjual foto. Foto yang dijualnya yakni hasil jepretan saat dia mangkal di kawasan Jalan Ir H Djuanda atau Dago.
Foto yang dijepret pria berusia 25 tahun ini, adalah warga yang hendak joging, bersepeda hingga aktivitas lain yang dilakukan di kawasan Jalan Dago.
infoJabar berkesempatan berbincang dengan Ridwan. Ridwan mengatakan jika dia sudah sejak pagi mangkal di jalan itu untuk memotret warga yang beraktivitas.
“Kebetulan ini hobi, hobi aja. Jadi nggak yang fokus, tapi ya kalau ada waktu libur atau ya tanggal merah juga gini, nggak ada kerjaan juga. Kalau hari-hari biasa kerja di rumah sakit,” kata Ridwan kepada infoJabar, Kamis (29/5/2025).
Ridwan mengaku, dia menyukai fotografi sejak duduk di bangku SMA. Menurut Ridwan kamera yang digunakannya merupakan hasil kerja kerasnya dan lensa tele yang digunakan dia menyewa di tempat penyewaan lensa.
“Suka sejak SMA, saya SMA di Daarut Tauhid, kuliah di Bandung. Sejak SMA iseng-iseng main kamera, awalnya pinjam, sekarang punya sendiri. Kalau fokusnya 2 tahun ke belakang,” ujarnya.
Ridwan menyebut, setiap foto yang dia jepret dan dibeli oleh pembeli dihargai Rp30 ribu. Meski harganya lumayan, Ridwan menyebut foto itu dijual melalui aplikasi dan tidak mudah agar foto yang dijepretnya bisa dibeli.
“Oh iya, kalau misalkan sport fotografi ini kan emang lagi tren ya di Bandung. Jadi itu sistemnya memang berbayar. Kita fotografer ngejual, nanti yang runner-nya, atau pelari, atau pesepeda gitu, itu yang beli,” ungkapnya.
“Belinya macam-macam. Ada 2 biasanya yang paling lumrah. Satu itu lewat aplikasi. Kita ada aplikasi namanya Fotoyu. Atau cara yang kedua biasanya di Instagram,” tambahnya.
Bagi pembeli yang membeli langsung ke Instagram, Ridwan sebut biasanya pembeli langsung menulis atau mengingat nama akun Instagram milik Ridwan yang disimpan dalam sebuah poster yang dipasang di tasnya dan dihadapkan ke jalan.
“Jadi saya nyantumin juga misalkan Instagram saya ini. Nanti yang runner, pelarinya, atau pesepedanya bisa datang ke IG saya, nanya apakah ada foto saya, atau bisa saya carikan dulu. Jadi ada 2 cara itu biasanya,” tuturnya.
“Harga variatif sih, biasanya kalau misalkan per foto di Bandung itu kan Rp30 ribuan,” ujarnya.
Ridwan mengakui, jika hobinya ini dapat menghasilkan pemasukan bagianya. Apalagi bagi Ridwan yang saat ini masih lajang dan belum memiliki banyak aktivitas lain, selain bekerja.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Penghasilan, variatif sih ya. Karena kan lagi menjamur nih, alhamdulillahnya. Fotografer mulai banyak, sepanjang jalan ini udah cukup banyak. Bisa Rp100-200 ribu sehari,” ujarnya.
“Kalau weekend beda lagi, biasanya kan agak naik. Ada event beda lagi pendapatannya gitu sih. Variatif jadinya,” tuturnya.
Selain dirinya, Ridwan menyebut masih banyak fotografer lain, bahkan ada yang menjadikan profesi tersebut sebagai mata pencahariannya.
“Ada banyak, setiap hari dari Senin sampai Minggu banyak tuh yang di bawah, kalau saya pas libur aja,” pungkasnya.