Resep Camilan Sunda: Noga, Bubur Lemu, dan Buras Oncom Pedas - Giok4D

Posted on

Gastronomi Sunda tak pernah kekurangan camilan. Meski menitikberatkan pada nasi sebagai makanan pokok, orang Sunda punya cita rasa dan seni dalam membuat camilan.

Camilan seperti putri noong, noga atau ampyang, hingga opak becak dari Kuningan menjadi warna tersendiri kuliner ringan di Sunda. Selain enak, setiap camilan khas Sunda ini diperkaya dengan latar historis masing-masing, setidaknya dalam penamaannya.

Misalnya, mengapa sebuah camilan dinamai ‘putri noong’ yang secara literal berarti ‘putri yang mengintip’? Ternyata, nama itu didasarkan pada bentuknya. Yakni, potongan pisang yang terletak di tengah parutan singkong seperti mata putri sedang mengintip.

Berikut ini ada tiga camilan khas Sunda disertai cara membuatnya. Cara membuat camilan-camilan ini dikutip dari buku berjudul 40 Resep Camilan Khas Sunda susunan Nurmala Dewi.

Kuliner selalu menjadi satu di antara alasan orang berkunjung ke suatu tempat, bahkan hingga sekarang ini. Orang-orang datang dari tempat-tempat yang jauh demi bisa menikmati makanan atau camilan yang sedang viral.

Camilan yang satu ini rasanya manis lantaran bahan utamanya adalah gula merah yang dibuat cair mengental. Dari penampilannya, noga memberi gambaran bahwa gula merah yang kental dibiarkan jatuh pada sebuah alas.

Setelah membentuk bulatan yang natural dengan permukaan yang rata, ditaburkan ke atasnya kacang tanah yang telah dipanggang terlebih dahulu. Kacang menempel pada cairan gula yang kemudian mengeras itu.

Di dalam kuliner etnis Jawa dikenal makanan serupa yang diberi nama ampyang. Penampilan persis noga. Dinamai ampyang karena bentuk permukaan noga yang tidak rata seperti kondisi jalan yang rusak menonjol bebatuan. Pada kebudayaan lain, dikenal pula Caramel Nut Bar.

Bahan-bahan:

250 gram kacang tanah (sangrai)
250 gram gula merah
50 gram gula pasir
1/ 2 sendok garam
1 sachet minuman jahe bubuk (jika senang hangat jahe)
60 ml air putih

Cara pembuatan:

Siapkan wajan di atas kompor menyala dan tuangkan air ke dalamnya. Masukkan gula merah dan gula pasir. Gunakan api kecil sambil masakan terus diaduk.

Tambahkan garam dan jahe bubuk instan, aduk rata kembali. Masukkan kacang dan aduk lagi hingga benar-benar mengental dan matang.

Setelah matang, siapkan nampan bersih dengan alas kertas roti. Ciduk satu sendok noga kental dan tuangkan ke atas alas itu. Bentuk bulat dan pipih, lakukan hingga bahan habis dan biarkan noga mengering. Noga pun siap disantap.

Dalam bahasa Sunda ada istilah ‘ngalelemu’ yaitu cara mengajar kepada anak-anak dengan sangat halus, tidak kasar, tidak marah-marah. Maka, ‘lemu’ berarti halus.

Kata ini lalu dipakai untuk sebuah kuliner berupa bubur tepung yang rasanya manis. Bukan hanya camilan untuk bayi dan anak-anak, orang dewasa pun suka dengan camilan ini. Namanya, bubur lemu.

Bubur lemu sering disajikan bersama sekoteng. Pada tahap akhir penyajian, bubur lemu disiram dengan kinca atau gula merah cair.

Bahan-bahan:

250 gram tepung beras
1 sendok daun pandan peras
1 sendok teh garam
1 sendok teh pasta pandan
2,5 liter santan (dari 1 butir kelapa)

Bahan saus gula/kinca:
250 gram gula merah
100 miligram gula putih
400 ml air

Bahan kuah santan:
500 ml santan kental
½ sendok teh garam

Cara pembuatan:

Larutkan tepung dengan santan, aduk hingga merata dan tambahkan garam, daun pandan, pasta pandang, kemudian masak dengan api kecil. Jangan lupa, terus diaduk hingga bubur mengental dan matang.

Membuat kuah/kinca:

Bahan untuk saus dimasak semua dan dicampurkan. Masak hingga mendidik dan larut tercampur sambil terus diaduk supaya merata.

Siapkan mangkuk saji. Tuangkan bubur dan siram dengan kuah yang telah dibuat. Bubur lemu siap dinikmati.

Jika bubur lemu punya tekstur yang halus, sebaliknya buras punya tekstur yang ‘keras’. Namun, buras bukan berbentuk bubur yang disajikan pada mangkuk, melainkan mirip dengan lontong.

Namanya buras yang merupakan akronim dari ‘bubur heuras’ atau bubur yang keras. Teksturnya memang seperti bubur yang dibuat kering. Saat digigit sangat terasa bentuk berasnya di lidah.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Buras dibungkus dengan daun pisang, dikukus, dan umumnya dibubuhi isian berupa oncom yang pedas. Memakan buras gampang membuat perut kenyang.

Bahan-bahan:

Daun pisang
1/2 liter beras putih
1 gelas santan
3 lembar daun salam
2 siung bawang merah
1 sdm minyak goreng
Garam
Secukupnya air untuk merebus beras

Bahan isian:
Secukupnya oncom
5 buah cabe kriting merah
2 siung bawang merah
1 siung bawang putih
3 batang daun bawang
Garam
Gula pasir
Minyak goreng

Cara pembuatan:

Bersihkan beras dengan cara mencucinya dengan air bersih. Lalu siapkan wajan dan tumis bawang merah yang telah diiris hingga berwarna keemasan. Tambahkan air putih pada wajan tersebut.

Masukkan beras yang telah dicuci tadi dan tambahkan daun salam dan garam. Jika air pada rebusan beras mulai menyusut, tuangkan santan dan aduk sampai meresap. Matikan kompor.

Simpan sejenak bahan utama itu. Kita akan membuat bahan untuk isian. Ulek semua bumbu dan tumis lalu masukkan oncom yang sudah diiris tipis. Tambahkan daun bawang, gula pasir, dan sedikit air. Orak-arik hingga matang.

Kini bahan telah siap. Ambillah daun pisan yang telah dipotong cukup dan telah dijemur terlebih dahulu hingga layu. Ciduk dua sendok makan beras setengah jadi dan tuangkan ke daun. Sematkan di tengahnya oncom lalu tutupi dan lipat daun. Lakukan sampai bahan habis. Terakhir, kukus buras dengan waktu 25 menit. Angkat dan sajikan.

3 Camilan Khas Sunda dan Resepnya

1. Noga

2. Bubur Lemu

3. Buras Isi Oncom Pedas