Repeat Order! Keripik Talas dan Basreng Bandung Diekspor ke Jepang

Posted on

Haru dan bahagia, ekspresi wajah itulah ditunjukkan Niko Saputra saat melepas kontainer yang berisikan snack basreng dan keripik talas bermerek Bechips yang hendak diekspor ke Negeri Sakura Jepang.

Bertempat di kawasan Msquare Apartment Business Area, Cibaduyut, Kota Bandung, truk kontainer berwarna merah berisikan 770 karton snack basreng dan keripik talas resmi dilepas jajaran Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia Jabar dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jabar.

“770 karton, isinya 19.460 pcs untuk kita kirim ke Jepang, berangkat dari Tanjung Priok tanggal 30 Oktober mendatang. Produknya ada 3 jenis, keripik talas pedas dan original, lalu basreng, itu snack khas Jawa Barat,” kata Owner Bechips Indonesia Niko Saputra, Rabu (24/9/2025).

Niko menyebut, usaha snack digelutinya sejak tahun 2017. Dia sudah melakukan ekspor sejak tahun 2022, namun kala itu masih melalui agregator dan ekspor yang dilakukannya saat ini merupakan ekspor mandiri yang sudah dilakukan sebanyak sembilan kali.

“Alhamdulillah produk kita terbukti eksis dan bertahan di sana, disukai sama masyarakat kita di sana dan masyarakat Jepang, ini sebagai contoh produk UMKM bisa bersaing di pasar global, nilainya Rp250 juta,” ungkapnya.

Menurut Niko, snack yang diproduksinya disukai masyarakat Jepang dan pasarnya ada, masyarakat Jepang sangat antusias dengan makanan asal Indonesia khususnya Bandung, Jawa Barat.

“Saya juga bikin batagor chip, di sana juga responsnya bagus, setelah kita inovasi, diperbaiki kualitas dan kuantitasnya alhamdulillah masuk,” ujarnya.

Niko mengungkapkan, tidak mudah baginya melakukan ekspor ke Jepang. Jika harus bercerita, banyak hal yang dilakukan demi bisa bertemu dengan buyer dan juga banyak pelatihan untuk bertemu dengan banyak pelaku UMKM di Indonesia.

“Awal mula ikut business matching di acara Trade Expo Indonesia 2022, di event itu ada pameran dan konsultasi bisnis dengan atase perdagangan dari Kemendag dan sesi business matching dan saya ketemu buyer di sana, kita kenalan, dikasih produk dan diberi kartu nama,” jelasnya.

Produk snack yang diproduksi oleh 19 orang karyawan dengan skala industri kecil. Meski demikian, buyer suka karena produknya tidak menggunakan bahan kimia.

“Uniknya malah dibanding produk perusahaan besar, malah buyer saya ngomong suka pusing urus barang perusahaan gede banyak bahan kimianya sehingga terkendala masuk Jepang. Saya sembilan kali tidak ada yang terkendala, kita pakai metode dengan teknologi sederhana sehingga bisa awet, kita bisa bertahan 1 tahun, itu setelah kerja sama dengan BRIN dan universitas yang bergerak di bidang pangan dan kita pelajari,” tuturnya.

Niko mengakui jika ekspor snack yang dilakukannya, frekuensinya terus meningkat. “Tahun lalu per 4 bulan sekali dan tahun ini 2 bulan sekali, ada peningkatan permintaan, ini indikasi tahun ini banyak dan produknya di sana jalan dan pasarnya sudah terbentuk,” tuturnya.

Tak tanggung-tanggung, Niko sebut jika keripik talas, basreng dan tujuh jenis keripik lainnya, saat ini nongkrong di ritel-ritel besar di Jepang. Selain itu, sudah tersebar di 5 kota besar.

“Di sana itu, tersebar di jaringan ritel modern Don Quijote atau Don Don Donki kaya Family Mart, ada minimarket yang lengkap dari makanan siap saji, makanan segar kaya AEO. Kedua masuk ke 7-Eleven, sudah mencakup daerah-daerah besar di Jepang kaya di Fukuoka, Nagashima, Shinjuku, Osaka, Tokyo dan lainnya,” terangnya.

Niko menyebut, selain Trade Expo Indonesia, dia juga getol ikuti kegiatan BRILian Preneur. Menurut Niko, kegiatan itu berfokus pada pemberdayaan UMKM di Indonesia yang digelar Bank BRI.

“Setiap tahun ikut BRILian Preneur, saya ikut pameran. Banyak teman-teman UMKM yang sudah keren dan bahkan yang lebih keren. Event itu bagus ya, bagus,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar, Muhamad Nur mengatakan, langkah yang dilakukan Bechips harus menjadi inspirasi UMKM di Jawa Barat.

“Ekspor ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan daya saing UMKM lokal di kancah global. Hal ini juga sejalan dengan tujuan program pengembangan UMKM yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendorong UMKM naik kelas,” ujarnya.

Kerja keras Niko yang berhasil membawa produk UMKM-nya ke Jepang patut diapresiasi.

Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, pihaknya terus mendorong UMKM binaan melalui Rumah BUMN BRI. Untuk wilayah BRI Regional Office Bandung terdapat tiga Rumah BUMN BRI yakni di Bandung, Purwakarta dan Tasikmalaya diharapkan menjadikan UMKM naik kelas hingga produknya dikenal di seluruh dunia.

“BRI juga berperan aktif membina UMKM melalui Rumah BUMN untuk pengembangan UMKM, go modern, go digital, go online dan go global,” katanya.

Dalam pemberdayaan UMKM, pihaknya juga memanfaatkan LinkUMKM. LinkUMKM merupakan platform pemberdayaan digital yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas UMKM Indonesia melalui program terintegrasi yang dapat diakses melalui website & aplikasi.

“Terdapat scoring assessment untuk penilaian UMKM naik kelas di mana terdapat 200.591 UMKM naik kelas di BRI Regional Office Bandung,” pungkasnya.

Dari Trade Expo Hingga BRILian Preneur

Jadi Inspirasi UMKM di Jabar