Fakta memilukan terungkap dalam rekonstruksi kasus pembunuhan satu keluarga di Indramayu. Seorang balita korban pembunuhan ternyata sempat diberi susu oleh pelaku sebelum akhirnya dibunuh.
Kasus ini menewaskan lima orang dalam satu keluarga, yakni Sachroni, anaknya Budi, menantunya Euis, serta dua anak Budi dan Euis yang masing-masing berusia 7 tahun dan 8 bulan.
Peristiwa tragis itu terjadi pada 29 Agustus 2025 di rumah korban di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu. Dua pelaku dalam kejadian ini adalah Ririn dan Prio.
Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Muhammad Arwin Bachar, mengatakan rekonstruksi digelar untuk memperjelas kronologi dan peran setiap pelaku dalam peristiwa berdarah tersebut.
“Untuk rekonstruksi hari ini kami mengundang pihak Kejaksaan Indramayu, agar ada persamaan persepsi dan bisa menggambarkan secara detail tindak pidananya seperti apa, karena diperagakan langsung oleh para pelakunya,” kata Arwin, Selasa (12/11).
Menurut Arwin, ada 90 adegan yang diperagakan para tersangka. Dari situ, tergambar bagaimana para korban dibunuh satu per satu dan kemudian dikubur di belakang rumah.
“Korban pertama adalah saudara Budi, kemudian saudara Sachroni, lalu saudari Euis, dan anak-anaknya. Setelah itu, jenazah ditarik ke belakang dan dikubur secara berjajar dan tertumpuk,” jelasnya.
Dalam proses rekonstruksi itu juga terungkap momen memilukan. Salah satu korban, bayi berusia 8 bulan, sempat menangis sebelum dibunuh. Pelaku disebut sempat menenangkan korban dengan memberi susu.
“Korban balita itu memang sempat menangis dan sempat ditenangkan dengan diberi susu oleh tersangka P. Setelah itu korban anak ini dimasukkan ke kamar mandi, dimasukkan ke bak,” ungkap Arwin.
Ia menambahkan, sejauh ini belum ditemukan fakta baru dari hasil rekonstruksi. “Masih sama seperti hasil pemeriksaan sebelumnya, belum ada fakta-fakta baru,” katanya.
Akibat aksi sadisnya, dua pelaku yang membunuh satu keluarga itu dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. “Pasalnya 340, ancaman hukumannya penjara seumur hidup atau hukuman mati,” kata Arwin.
Sebelumnya, polisi mengungkapkan motif di balik aksi pembunuhan tersebut. Ririn dan Prio disebut nekat menghabisi satu keluarga itu karena persoalan sewa mobil antara Ririn dan Budi yang menjadi salah satu korban.
Ririn sempat memberikan uang sebesar Rp750 ribu kepada korban. Namun, saat mobil yang disewa hendak digunakan, kendaraan itu ternyata rusak. Korban kemudian meminta waktu untuk mengembalikan uang sewa yang telah diterima.
“R kesal, karena pada tanggal 25 Agustus berencana sewa mobil, berupa mobil Avanza, R sudah berikan uang sewa Rp750 ribu, kemudian pada tanggal 27 Agustus, R ke rumahnya untuk ambil kendaraan,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan, Selasa (9/9/2025).
“Tapi kendaraan sedang mogok, tapi saat diminta uangnya, kata BA uang sudah terpakai untuk beli sembako, BA minta waktu, tapi si R sudah kesal,” tambahnya.







