Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan kasus keracunan terkait Menu Bergizi Gratis (MBG) tidak kembali terjadi. Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengakui peristiwa berulang semacam ini dapat menimbulkan trauma bagi anak maupun kekhawatiran bagi orang tua.
“Kami sadari betul, di setiap kejadian pasti ada yang mengalami. Makanya saya selalu waswas dengan kejadian-kejadian seperti ini, karena tiap kejadian maka ada anak yang tersakiti atau penerima manfaat yang tersakiti, kepercayaan publik yang tergores, dan kemudian juga ada orang tua waswas,” ujar Dadan dalam konferensi pers, Senin (22/9/2025).
Ia menekankan komitmen BGN untuk mencegah kasus serupa terulang. “Makanya kami akan berusaha sebaik mungkin agar kejadian itu tidak terulang, dan target kita adalah nol kejadian,” sambungnya.
Dadan juga menghormati keputusan anak atau orang tua yang enggan mengonsumsi menu MBG akibat trauma. Untuk mencegah risiko, pengamanan distribusi makanan akan diperketat. Bila kasus keracunan kembali muncul, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terlibat akan dihentikan sementara hingga evaluasi dan penyesuaian selesai dilakukan. Anak-anak yang terdampak pun akan mendapat perhatian khusus agar bisa pulih.
“Bagi anak yang tidak ingin menerima untuk sementara waktu kita harus hormati,” ujarnya.
Meski demikian, Dadan menyebut jumlah anak yang trauma sangat kecil dibandingkan penerima manfaat yang tetap antusias. Hingga kini, BGN telah memproduksi lebih dari satu miliar porsi makan bergizi gratis bagi masyarakat.
“Tapi banyak kasus kejadian anak-anak itu ingin kembali mengonsumsi makanan-makanan bergizi. Jadi hanya sebagian kecil yang trauma,” tandas Dadan.
Artikel ini telah tayang di .