Ragam Keseruan di Karnaval HUT ke-527 Kuningan

Posted on

Meski sempat ditunda, suasana meriah mewarnai peringatan karnaval hari jadi Kuningan ke 527 pada Minggu (5/10/2025). Karnaval tersebut dimulai pukul 07.30 WIB dengan rute start dari Pendopo Kuningan dan berakhir di Taman Kota Kuningan sebagai panggung utama.

Di barisan awal terdapat deretan pasukan kuda yang menjadi ikon dari Kabupaten Kuningan. Lalu ada juga penampilan tari-tarian tradisional, ogoh-ogoh, teatrikal, manusia panjang, serta atraksi debus.

Salah satu peserta atraksi debus, Jana alias Mang Dadawuk dari Dewan Pendekar PSNU Pagar Nusa memaparkan, bahwa komunitasnya membawa sekitar 100 lebih orang untuk meramaikan karnaval hari jadi Kuningan ke 527.

“Untuk karnavalnya menampilkan golok kembar dan kipas kembar dengan jumlah total 80 kipas dengan satu orang memegang 2 orang. Untuk golok kembar itu ada 26 golok. Dengan total peserta itu ada sampai 100 anggota dari Pencak Silat Pagar Nusa. Itu berasal dari tiga tempat yaitu siswa MAN Cigugur, Ponpes Al Anwar Kadugede, dan Saung Riung Gunung,” tutur Jana. (5/10/2025).

Jana memaparkan, pihaknya membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mempersiapkan karnaval tersebut. Menurutnya, tak sekedar penampilan biasa, salah satu atraksi debus yakni Debusan Jilat Hinis Bambu memiliki filosofinya tersendiri. Atraksi tersebut memperagakan beberapa orang memecahkan bambu lalu setelah pecah menjilatnya dengan lidah tanpa terluka sama sekali.

“Bambunya dipecahkan dulu, lalu kan keluar bagian tajam atau kulitnya itu dan dijilat. Untuk atraksi debusan itu filosofinya bahwa pisau yang tajam itu hanya membunuh satu orang tapi lidah yang tajam itu bisa membunuh ribuan orang. Pokoknya jaga lidah meskipun tidak bertulang. Insya Allah tajamnya bambu itu tidak melukai. Kalau untuk atraksi golok itu keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri sama dengan kipas,” tutur Jana.

Berbagai macam atraksi tersebut, Jana mempersiapkannya selama kurang lebih dua minggu. Menurutnya, karnaval tidak hanya sekedar acara biasa, tapi juga sebagai ajang untuk menunjukkan kemampuan dari siswa dan anggota komunitas.

“Untuk persiapan karnavalnya itu dua minggu setelah bupati menyatakan karnaval akan kembali diadakan. Tadinya kan ditunda. Dalam seminggu itu kita latihan tiga pertemuan. Karena sudah punya dasar, kami tinggal meningkatkan kekompakan. Alhamdulillah anak-anak yang belajar silat itu bisa menunjukkan kemampuannya. Kan biasanya tanding saja. Jadi hasil latihan kita ekspresikan di panggung,” tutur Jana.

Sementara itu, Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar memaparkan, bahwa karnaval tahun ini sejalan dengan tema hari jadi Kuningan ke 527, yakni Kuningan Tandang Makalangan, Nanjeurkeun Budaya, Sangkan Waluya. Tema tersebut mengandung ajakan untuk bangkit, bergerak dan berjuang bersama. Menurutnya, kebudayaan adalah daya juang yang tidak akan pernah padam.

“Kebudayaan adalah daya juang yang tak pernah padam. Ini mencerminkan semangat rakyat Kuningan yang pantang menyerah, terus bergerak meski dalam keterbatasan. Kita yakin dan optimis Kuningan mampu sejajar dengan kabupaten dan kota lain,” tutur Dian.

Dian mengajak agar hari jadi Kuningan menjadi momen untuk untuk memperkuat kebersamaan dan menjadi sarana introspeksi dan evaluasi bersama. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah terlibat mensukseskan acara karnaval hari jadi Kuningan ke 527.

“Hari ulang tahun ini semoga menjadi ajang untuk memperkuat kebersamaan, gotong royong, dan semangat membangun Kuningan. Terima kasih atas dukungan semua pihak. Semoga kebersamaan ini menjadi kekuatan dalam mewujudkan Kuningan yang lebih maju dan sejahtera,” tutur Dian.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *