Gelombang dugaan keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali melanda Priangan Timur. Dalam sepekan terakhir, empat kabupaten/kota dilaporkan mengalami kasus serupa, Garut, Pangandaran, Tasikmalaya, Kota Banjar, dan Ciamis. Selain itu ada juga kisah geng motor pembudidaya bonsai ganja hingga misteri hilangnya Sri.
Berikut rangkuman berita yang dihimpun dalam Priangan Timur Sepekan :
Kasus keracunan terbesar terjadi di Kecamatan Kadungora, Garut. Sebanyak 282 pelajar dari empat sekolah dilaporkan keracunan usai menyantap MBG pada Selasa (30/9/2025).
Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani, mengatakan jumlah korban naik dua kali lipat dibanding hari sebelumnya.
“Jumlahnya 282 korban. Mayoritas sudah pulang dan menjalani rawat jalan di rumah,” kata Leli.
Ia menjelaskan, 193 siswa sudah pulang, 81 masih dirawat di Puskesmas Kadungora, dua di Puskesmas Leles, dan enam dirujuk ke RSUD dr. Slamet Garut.
“Mayoritas kondisinya mulai membaik,” ujarnya.
Para korban berasal dari SDN 3 Talagasari, SMPN 1 Kadungora, SMP PGRI, dan SMA Annisa. Mereka menyantap menu nasi, daging sapi, kacang edamame, kol, timun, pisang, serta susu bantal cokelat.
Pemkab Garut telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). “Saya mohon bantuannya kepada Camat, Danramil, Kapolsek, Kepala Desa, untuk disweeping ke perkampungan. Semua korban harus mendapatkan pertolongan medis. Jangan khawatir mengenai biaya,” kata Bupati Garut, Syakur Amin.
Sementara itu sebanyak delapan siswa MI Attarbiyah Leuwiliang, Desa Kertajaya, Kecamatan Cigugur, diduga keracunan usai menyantap menu MBG ayam kecap dan capcay pada Rabu (1/10/2025) pagi.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Delapan siswa terdiri dari enam laki-laki dan dua perempuan dibawa ke Puskesmas Cigugur sekitar pukul 09.00 WIB.
Kepala Puskesmas Cigugur, Suharna, membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia mengatakan, penyebab pasti masih dalam pemeriksaan.
“Namun untuk penyebabnya masih dalam pemeriksaan,” ucap Suharna.
Empat dari delapan siswa masih dirawat hingga siang hari. “Empat orang masih dirawat sekarang, dan sedang dilakukan pemeriksaan,” katanya.
Guru MI Attarbiyah, Tati, menuturkan gejala yang dialami para siswa berupa sakit perut, muntah, mual, dan pusing. “Gejala yang mereka rasakan mulai sakit perut, muntah, mual dan pusing,” ucapnya.
Ia menambahkan menu MBG yang disajikan tidak tampak basi. “Menunya ayam kecap dan capcay. Dilihat tadi enggak ada baunya,” katanya.
Sementara itu puluhan siswa SMKN Cipatujah di Kabupaten Tasikmalaya juga mengalami gejala serupa usai makan MBG berisi ayam, tahu, timun, nasi, dan jeruk.
Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi, menyebut sebagian korban ditangani di ambulans dan pustu. “Ini ditangani di ambulans, sebagian ditangani di Pustu Padawaras, belum keluar, nunggu antrian,” tutur Yayan.
Kepala Puskesmas Cipatujah, Cepi Anwar, mengaku kewalahan menangani banyaknya korban. “Benar pak ada yang alami gejala keracunan, sedang kami tangani. Agak kelabakan pak, agak banyak. Jadi yang datang ini nyicil,” ujarnya.
Sebagian siswa dirujuk ke Puskesmas Bantarkalong. “Kami menerima pasien dari Cipatujah ada enam orang. Dugaannya masih sama dengan yang di Puskesmas Cipatujah,” ungkap Kepala Puskesmas Bantarkalong, Riski Tazali.
Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Alayubi memastikan, pemerintah daerah langsung turun tangan.
“Informasi yang kami terima ada keracunan di Cipatujah. Saya sudah tugaskan pemerintah Kecamatan dan Puskesmas Cipatujah agar bekerja maksimal menangani korban,” ujar Asep.
Ia menegaskan kasus ini menjadi bahan evaluasi bersama. “Bagaimana arahan Pak Gubernur intinya semua pihak harus memperbaiki standar dalam pelayanan Program MBG,” kata Asep.
Lalu sebanyak 68 siswa SMPN 3 Banjar juga tumbang usai menyantap menu MBG, Rabu (1/10/2025). Ambulans hilir mudik mengantarkan korban ke RSUD Kota Banjar, RSU Banjar Patroman (PMC), dan Mitra Idaman.
Salah satu siswa, Denisa, menuturkan gejala yang ia rasakan muncul tak lama setelah makan. “Tadi makan MBG sebelum Zuhur, kemudian habis Zuhur kerasa sakit perut sama pusing,” ujar Denisa.
Ia mengaku ayam suwir yang dimakan terasa aneh. “Kalau ayam suwir itu tidak bau, tapi setelah dimakan gak ada rasanya dan aneh, kalau yang lain enak,” ungkapnya.
Guru SMPN 3 Banjar, Diandini, mengatakan sekolahnya menerima lebih dari 800 paket MBG.
“Sudah diingatkan, kalau kalian was-was jangan dimakan, dikembalikan cuma ada beberapa anak yang tidak tahu. Ada yang bau dan enggak (ayam suwir), ada yang aman saja. Bau dari ayam suwir. Menunya ayam suwir, tempe, anggur hijau, nasi, selada dan timun,” ujarnya.
Menurutnya, jumlah siswa yang mengalami gejala mencapai puluhan. “Di data kami sekitar 68 anak. Siswa yang mengalami gejala dibawa ke PMC, RSUD dan Mitra Idaman,” ungkap Diandini.
Kemudian kasus dugaan keracunan MBG di Kabupaten Ciamis terjadi di dua sekolah berbeda.
Di SMPN 4 Pamarican, Senin (29/9/2025), sebanyak 47 siswa mengalami mual, muntah, dan pusing setelah makan MBG. Empat belas siswa dirawat di Puskesmas Pamarican dan dua dirujuk ke RSUD Banjar.
Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya, mengatakan penyebab pasti masih diselidiki.
“Tercatat ada 47 siswa yang keracunan, tapi belum bisa dipastikan apakah dari MBG atau faktor lain. Penerima manfaat MBG di sekolah ini ada 608 orang, dan sudah didistribusikan kepada 422 siswa kelas 7 dan 8. Dari jumlah itu, 47 orang yang mengalami keracunan. Saat ini, 14 siswa masih dirawat di Puskesmas Pamarican dan 2 siswa di RSUD Banjar,” jelasnya.
Kasus lain terjadi di SDN 1 Sindangsari, Kecamatan Kawali, Jumat (3/10/2025). Sepuluh siswa mengalami gejala mual, muntah, lemas, hingga sesak napas usai makan menu MBG berisi puding, bubur kacang, roti, keju, dan santan.
Salah satu siswa, Ahmad Fazril, mengatakan gejala muncul lima menit setelah makan.
“Makan agar (puding), bubur kacang ada yang enak ada yang tidak, makan keju juga leneng (pusing). Dimakan jam 9, lima menit langsung muntah langsung dibawa ke puskesmas,” ujarnya.
Siswa lain, Nadifa, menyebut puding yang dimakannya berbau. “Tadi ada roti, puding, keju, bubur kacang dan santan,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Rizali Sofian, membenarkan laporan tersebut.
“Sampai saat ini ada 10 anak dari SDN 1 Sindangsari yang dibawa ke Puskesmas Kawali. Dua di antaranya sudah dipulangkan, sementara delapan lainnya alhamdulillah membaik dan sudah tertangani,” kata Rizali.
Ia berharap kejadian ini jadi bahan perbaikan. “Mudah-mudahan tidak trauma dan jadi bahan evaluasi supaya lebih higienis, memperbaiki layanan,” jelasnya.
Aparat Satuan Reserse Narkoba Polres Tasikmalaya Kota, berhasil mengungkap 13 kasus narkoba dalam periode bulan Agustus dan September 2025 ini. Total ada 15 orang tersangka yang diamankan dengan barang bukti total sekitar 67 gram sabu, 8,8 gram ganja, 8 batang pohon ganja, 3 gram tembakau sintetis serta ribuan obat-obatan terlarang.
“Pengungkapan periode Agustus hingga September ini mengamankan 15 orang tersangka, yang terdiri dari 9 orang pengedar dan 6 orang kurir,” kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moch Faruk Rozi saat jumpa pers di mapolres, Rabu (1/10/2025).
Yang menarik dari kasus ini, dari 15 tersangka yang diamankan beberapa diantaranya diketahui pentolan dan anggota geng motor. Bahkan salah satu dari mereka diketahui tengah mengembangkan budi daya tanaman ganja di rumahnya.
Satu dari tersangka yang berhasil diamankan adalah Angga Nova, warga Kampung Babakan Nangsi, Desa Sukaratu, Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.
Dia diamankan karena memiliki 8 batang pohon ganja dan 0,16 gram sabu. Angga juga diketahui sebagai anggota geng motor. “Dia anak geng motor, di badannya ada tato Brigez,” kata salah seorang anggota Satnarkoba.
Kasus Angga mencuri perhatian karena polisi mengamankan sebuah kotak yang dijadikan tempat menyimpan atau membudidayakan ganja. Pria ini rupanya melakukan penerapan teknologi dalam upayanya menumbuhkan pohon ganja.
Dengan kotak ini, tanaman ganja yang dia miliki bisa tumbuh meski ditaruh di dalam rumah. Dengan penerapan teknologi ini, dia mengembangkan pohon ganja bonsai, pohonnya kecil tapi daunnya rimbun.
“Dia itu targetnya bisa bikin bonsai ganja, tapi daunnya lebat. Jadi pohon itu dia bentuk pakai kawat, seperti membuat bonsai saja,” kata petugas.
Pantauan infoJabar, kotak ‘rumah’ pohon ganja itu memiliki dimensi sekitar 100 cm x 50 cm. Seluruh kotak terbungkus oleh bahan semacam karung, tapi bagian dalamnya mirip alumunium foil atau bahan yang memantulkan cahaya.
Di dalam kotak itu terdapat lampu ultraviolet, boleh jadi sinar lampu ini menjadi pengganti pancaran matahari yang dibutuhkan tanaman. Selain itu ada juga kipas atau blower untuk mengatur sirkulasi udara di dalam kotak.
Sayang rupa tanaman ganja bonsai yang dibudidayakan Angga, tak bisa terlihat, karena polisi telah membungkusnya dengan kertas. “Jangan terlalu detail, nanti ditiru orang lain. Jadi dia itu kan pengedar ganja, nah biji-biji yang kering itu dia manfaatkan untuk budidaya. Dia dapat ilmunya dari media sosial,” kata anggota Satresnarkoba tersebut.
Sri Purwaningsih (29) wanita asal Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah ditemukan tewas di Sungai Citanduy, tepatnya di Desa Pamotan Majingklak, Kabupaten Pangandaran oleh Tim SAR Gabungan, Jumat (3/10/2025) siang.
Sebelumya, Sri hilang di sekitar Bendung Manganti, Sungai Citanduy, Rabu (1/10/2025) malam. Tim Gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI-Polri dan relawan langsung melakukan pencarian sejak Kamis (2/10).
“Pada pencarian hari kedua pencarian, korban ditemukan di Desa Pamotan, Majingklak, Kabupaten Pangandaran dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Ciamis Ani Supiani.
Setelah ditemukan, jenazah korban dievakuasi ke Puskesmas Kalipucang, Kabupaten Pangandaran untuk diidentifikasi. Korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga.
“Jenazah korban diserahkan ke pihak keluarga. Operasi pencarian ditutup,” ungkapnya.
Operasi pencarian melibatkan banyak pihak, mulai dari BPBD Ciamis, Basarnas Pangandaran, BPBD Cilacap, PMI, Polsek Lakbok, Koramil Lakbok, Polsek Wanareja, hingga relawan dari berbagai organisasi seperti TAGANA, Muhammadiyah, Baznas, RCS, Rapi, dan masyarakat sekitar.
Ani menjelaskan, perempuan bernama Sri Purwaningsih (29), warga Desa Purwasari, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, awalnya meninggalkan rumah dengan sepeda motor Beat putih pada dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
“Pada Kamis pagi sekitar pukul 08.00 WIB, motor milik korban ditemukan terparkir di tanggul Sungai Citanduy, tepatnya di belakang Bendungan Manganti, Desa Sidarahayu, Kecamatan Purwadadi, Ciamis,” kata Ani, Jumat (3/10/2025).
Penemuan motor itu membuat pihak keluarga melapor ke Pemerintah Desa Purwasari, Wanareja, Cilacap. Dari hasil pengecekan CCTV di sekitar bendungan, terlihat bayangan seseorang yang diduga korban menuju ke arah Sungai Citanduy.
“Praduga sementara meloncat ke sungai. Namun kepastian ini masih menunggu hasil pencarian,” jelas Ani.
Keracunan MBG Pekan Ini, Priangan Timur Kembali Tumbang
Geng Motor Pembudidaya Bonsai Ganja di Tasikmalaya
Hilang Misterius Sri Ditemukan Tewas di Sungai Citanduy
Kasus lain terjadi di SDN 1 Sindangsari, Kecamatan Kawali, Jumat (3/10/2025). Sepuluh siswa mengalami gejala mual, muntah, lemas, hingga sesak napas usai makan menu MBG berisi puding, bubur kacang, roti, keju, dan santan.
Salah satu siswa, Ahmad Fazril, mengatakan gejala muncul lima menit setelah makan.
“Makan agar (puding), bubur kacang ada yang enak ada yang tidak, makan keju juga leneng (pusing). Dimakan jam 9, lima menit langsung muntah langsung dibawa ke puskesmas,” ujarnya.
Siswa lain, Nadifa, menyebut puding yang dimakannya berbau. “Tadi ada roti, puding, keju, bubur kacang dan santan,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Rizali Sofian, membenarkan laporan tersebut.
“Sampai saat ini ada 10 anak dari SDN 1 Sindangsari yang dibawa ke Puskesmas Kawali. Dua di antaranya sudah dipulangkan, sementara delapan lainnya alhamdulillah membaik dan sudah tertangani,” kata Rizali.
Ia berharap kejadian ini jadi bahan perbaikan. “Mudah-mudahan tidak trauma dan jadi bahan evaluasi supaya lebih higienis, memperbaiki layanan,” jelasnya.
Aparat Satuan Reserse Narkoba Polres Tasikmalaya Kota, berhasil mengungkap 13 kasus narkoba dalam periode bulan Agustus dan September 2025 ini. Total ada 15 orang tersangka yang diamankan dengan barang bukti total sekitar 67 gram sabu, 8,8 gram ganja, 8 batang pohon ganja, 3 gram tembakau sintetis serta ribuan obat-obatan terlarang.
“Pengungkapan periode Agustus hingga September ini mengamankan 15 orang tersangka, yang terdiri dari 9 orang pengedar dan 6 orang kurir,” kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moch Faruk Rozi saat jumpa pers di mapolres, Rabu (1/10/2025).
Yang menarik dari kasus ini, dari 15 tersangka yang diamankan beberapa diantaranya diketahui pentolan dan anggota geng motor. Bahkan salah satu dari mereka diketahui tengah mengembangkan budi daya tanaman ganja di rumahnya.
Satu dari tersangka yang berhasil diamankan adalah Angga Nova, warga Kampung Babakan Nangsi, Desa Sukaratu, Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya.
Dia diamankan karena memiliki 8 batang pohon ganja dan 0,16 gram sabu. Angga juga diketahui sebagai anggota geng motor. “Dia anak geng motor, di badannya ada tato Brigez,” kata salah seorang anggota Satnarkoba.
Kasus Angga mencuri perhatian karena polisi mengamankan sebuah kotak yang dijadikan tempat menyimpan atau membudidayakan ganja. Pria ini rupanya melakukan penerapan teknologi dalam upayanya menumbuhkan pohon ganja.
Dengan kotak ini, tanaman ganja yang dia miliki bisa tumbuh meski ditaruh di dalam rumah. Dengan penerapan teknologi ini, dia mengembangkan pohon ganja bonsai, pohonnya kecil tapi daunnya rimbun.
“Dia itu targetnya bisa bikin bonsai ganja, tapi daunnya lebat. Jadi pohon itu dia bentuk pakai kawat, seperti membuat bonsai saja,” kata petugas.
Pantauan infoJabar, kotak ‘rumah’ pohon ganja itu memiliki dimensi sekitar 100 cm x 50 cm. Seluruh kotak terbungkus oleh bahan semacam karung, tapi bagian dalamnya mirip alumunium foil atau bahan yang memantulkan cahaya.
Di dalam kotak itu terdapat lampu ultraviolet, boleh jadi sinar lampu ini menjadi pengganti pancaran matahari yang dibutuhkan tanaman. Selain itu ada juga kipas atau blower untuk mengatur sirkulasi udara di dalam kotak.
Sayang rupa tanaman ganja bonsai yang dibudidayakan Angga, tak bisa terlihat, karena polisi telah membungkusnya dengan kertas. “Jangan terlalu detail, nanti ditiru orang lain. Jadi dia itu kan pengedar ganja, nah biji-biji yang kering itu dia manfaatkan untuk budidaya. Dia dapat ilmunya dari media sosial,” kata anggota Satresnarkoba tersebut.
Sri Purwaningsih (29) wanita asal Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah ditemukan tewas di Sungai Citanduy, tepatnya di Desa Pamotan Majingklak, Kabupaten Pangandaran oleh Tim SAR Gabungan, Jumat (3/10/2025) siang.
Sebelumya, Sri hilang di sekitar Bendung Manganti, Sungai Citanduy, Rabu (1/10/2025) malam. Tim Gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI-Polri dan relawan langsung melakukan pencarian sejak Kamis (2/10).
“Pada pencarian hari kedua pencarian, korban ditemukan di Desa Pamotan, Majingklak, Kabupaten Pangandaran dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Ciamis Ani Supiani.
Setelah ditemukan, jenazah korban dievakuasi ke Puskesmas Kalipucang, Kabupaten Pangandaran untuk diidentifikasi. Korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga.
“Jenazah korban diserahkan ke pihak keluarga. Operasi pencarian ditutup,” ungkapnya.
Operasi pencarian melibatkan banyak pihak, mulai dari BPBD Ciamis, Basarnas Pangandaran, BPBD Cilacap, PMI, Polsek Lakbok, Koramil Lakbok, Polsek Wanareja, hingga relawan dari berbagai organisasi seperti TAGANA, Muhammadiyah, Baznas, RCS, Rapi, dan masyarakat sekitar.
Ani menjelaskan, perempuan bernama Sri Purwaningsih (29), warga Desa Purwasari, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, awalnya meninggalkan rumah dengan sepeda motor Beat putih pada dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.
“Pada Kamis pagi sekitar pukul 08.00 WIB, motor milik korban ditemukan terparkir di tanggul Sungai Citanduy, tepatnya di belakang Bendungan Manganti, Desa Sidarahayu, Kecamatan Purwadadi, Ciamis,” kata Ani, Jumat (3/10/2025).
Penemuan motor itu membuat pihak keluarga melapor ke Pemerintah Desa Purwasari, Wanareja, Cilacap. Dari hasil pengecekan CCTV di sekitar bendungan, terlihat bayangan seseorang yang diduga korban menuju ke arah Sungai Citanduy.
“Praduga sementara meloncat ke sungai. Namun kepastian ini masih menunggu hasil pencarian,” jelas Ani.