Pria Tasikmalaya Pamer Isi Celana, Priguna Kumpulkan Obat Bius Sebelum Suntik Korban, Tengkorak di Jalan Setapak Sukabumi, Gua di Sukabumi Ditutup, Teka-teki Motif Pembunuhan Wanita di Ciamis

Posted on

Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Senin (21/4/2025), beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca infoJabar. Aksi eksibisionis pria di Tasikmalaya,soal aksi Priguna yang kumpulkan obat bius sebelum suntik korban hingga geger tengkorak di jalan setapak Sukabumi

Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :

Tasikmalaya – Perbuatan tak senonoh berupa aksi eksibisionis kembali terjadi di Kota Tasikmalaya. Seorang pria bersepeda motor diduga menunjukan organ vitalnya kepada seorang perempuan.

Aksi pria itu terekam CCTV dan rekamannya menyebar di media sosial, hingga menuai kecaman warga. Diketahui peristiwa itu terjadi di depan sebuah Taman Kanak-kanak di sekitar kompleks olahraga Dadaha Kota Tasikmalaya.

Dari rekaman CCTV terungkap pria mengenakan celana pendek merah, sandal warna putih dan jaket hoodie hitam. Perawakannya sedang, cenderung kurus.

Awalnya dia duduk di atas sepeda motor jenis matic, posisinya di pinggir jalan, persis di depan Taman Kanak-kanak.

Sementara di pelataran sekolah, seorang perempuan berkerudung sedang duduk sambil bermain ponsel. Keberadaan pelaku dan korban ini, terhalang pagar.

Sesaat kemudian, pria itu beranjak dari duduk, dia berjalan ke depan sepeda motornya. Setelah itu dia terlihat menurunkan celana dan menghadap ke perempuan berkerudung hitam itu.

Sesaat perempuan itu sadar dengan apa yang dilakukan pria itu, dia langsung beranjak ke dalam gedung. Melihat itu si pria misterius pun langsung kabur, bergegas pergi dengan sepeda motornya.

Dikonfirmasi terkait kejadian itu, pihak Taman Kanak-kanak swasta itu belum memberikan keterangan resmi. Salah seorang pegawai yang ditemui infoJabar, Senin (21/4/2025) mengaku harus meminta izin dari pimpinan yang sedang tak ada di kantornya.

Namun demikian pegawai perempuan itu membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurut dia insiden itu terjadi pada Kamis (17/4/2025) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Perempuan yang jadi korban adalah salah seorang pegawai di Taman Kanak-kanak tersebut.

“Kalau kejadiannya benar ada, kejadian Kamis malam lalu,” katanya.

Dia mengatakan pihak sekolah mau pun korban belum melakukan upaya hukum terkait hal tersebut. “Belum, belum lapor polisi,” katanya.

Sementara itu Amel (27), salah seorang pedagang yang berada di seberang sekolah turut membenarkan adanya kejadian tersebut.

“Melihat langsung tidak, karena saat kejadian warung saya sudah tutup. Tapi paman saya, yang saat itu sedang buang sampah sempat melihat. Pelakunya masih anak muda,” kata Amel.

Sebagai perempuan Amel mengaku prihatin dengan kejadian itu, bahkan dia mengaku turut was-was.

“Kalau malam daerah sini memang sepi, ya jadi was-was, kelakuan orang kok sudah aneh-aneh,” kata Amel.

Dihubungi terpisah Kasi Humas Polres Tasikmalaya Kota Iptu Jajang Kurniawan mengaku sudah menerima informasi kejadian tersebut.

“Kalau informasi sudah kami terima, ramai di media sosial. Sedang kami selidiki, kami lakukan kroscek,” kata Jajang.

Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Rachim Dinata Marsidi, mengungkapkan modus yang digunakan oleh dokter residen Priguna Anugerah Pratama (PAP) dalam melakukan aksi pemerkosaan terhadap seorang pendamping pasien.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, PAP membius korban sebelum melancarkan perbuatannya.

Dikutip dari infoHealth, Rachim menegaskan bahwa pihak rumah sakit telah memberlakukan prosedur ketat dalam pengelolaan obat-obatan farmasi. Obat bius yang diambil dari ruang penyimpanan wajib dikembalikan dalam jumlah yang sama seperti saat dikeluarkan.

Namun, pelaku disebut mengumpulkan sisa-sisa obat bius yang sebelumnya telah digunakan untuk pasien lain tanpa sepengetahuan rumah sakit.

“Nah, yang dilakukan oknum ini adalah dia mengambil sisa-sisa dari yang sudah dimasukkan ke pasien. Misalnya, ada dari sisa setengah cc atau 1 cc diambil, jadi punya sendiri akhirnya,” jelas Rachim dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (21/4/2025).

“Jadi selama ini pengawasan berjalan dengan baik, sampai terjadinya kejadian ini, ini mungkin karena ini tindakan kriminal murni,” tambahnya.

Warga Kampung Cisagu, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, digegerkan dengan penemuan tulang belulang manusia, yang ditemukan di pinggir jalan menuju hutan oleh pemburu babi.

Kepala Desa Sirnarasa, Okih Suryadi, membenarkan temuan tersebut. Ia menyebutkan, tulang-belulang itu ditemukan di kawasan kedusunan Gunung Puntang, sekitar 3 kilometer dari permukiman warga di Kampung Cisagu.

“Cerita pak kadus, penemuan itu awalnya oleh pemburu babi kan ke hutan, hutan itu pribumi kan sudah tahu, kalau tamu yang mau ke situ harusnya kan bertanya dulu. Jadi ada informasi siapa-siapanya,” ujar Okih kepada infoJabar dalam keterangannya, Senin (21/4/2025) pagi.

Okih menjelaskan, masyarakat yang dimaksud bukan pemburu babi dalam arti sesungguhnya, melainkan petani yang biasa menghalau babi liar agar tidak merusak lahan pertanian mereka.

“Misalnya ada babi di pertanian masyarakat yang dekat permukiman warga, dikejar sampai berdekatan dengan hutan. Kalau sudah ke hutan ya pemburu balik lagi. Nah mungkin saat pemburu pulangnya ini nemu tengkorak dan tulang belulang manusia,” jelas Okih.

Menurutnya, posisi tengkorak itu ditemukan begitu saja di pinggir jalan setapak di area pinggiran hutan. Ia juga menambahkan bahwa lokasi tersebut memang jarang dilalui orang luar dan hanya bisa dimasuki oleh warga sekitar saja.

Pemerintah Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi resmi menutup akses gua yang viral diklaim sebagai Makom Sayidina Ali bin Abi Thalib, usai melakukan peninjauan langsung bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan unsur Forkopimcam Cisolok pada Minggu (20/4/2025).

Gua yang berada di perbukitan Kampung Cipanas itu sebelumnya diketahui dikuasai oleh seorang pria keturunan asal Jakarta bernama Kimli, yang dikenal warga sebagai mantan pemilik diskotek.

Video berdurasi 1 menit 26 info yang beredar di media sosial menyebut gua tersebut sebagai tempat berkumpulnya para wali hingga tokoh besar Islam. Narasi itu menuai polemik, memicu kecaman dari tokoh masyarakat dan pihak pemerintah desa.

Sebagai respons, Pemerintah Desa Cikahuripan bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Cisolok, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan tokoh masyarakat meninjau langsung lokasi gua. Hasilnya, lokasi tersebut dinyatakan ditutup untuk seluruh aktivitas.

“Hasil pantauan tadi bersama Forkopimcam Cisolok, untuk menghindari hal-hal sensitivitas kemusyrikan yang ada di wilayah Cisolok, maka dengan ini akan ditutup dan enggak boleh dibuka untuk aktivitas apa pun. Jadi ditutup, tidak boleh digunakan untuk apa pun,” kata Kepala Desa Cikahuripan, Heri Suryana alias Jaro Midun, kepada infoJabar, Senin (21/4/2025)

Tak hanya itu, pemerintah desa juga mengambil langkah konservatif dengan melakukan penghijauan di sekitar kawasan gua.

“Di sekitaran guanya akan ditanami pohon agar menghindari dari banjir dan erosi. Jadi ditutup, tidak boleh ada aktivitas di gua tersebut,” lanjut Midun.

Tokoh masyarakat sekaligus mantan Kepala Desa Cikahuripan, Ustaz Yusuf Supriadi, menegaskan bahwa gua tersebut tidak memiliki nilai historis maupun spiritual.

“Secara historis tidak ada cerita itu adalah patilasan atau situs apapun. Hanya direkayasa oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kawasan itu adalah milik Perhutani,” ujarnya

Pengusutan kasus dugaan pembunuhan wanita berinisial WML (23) di sebuah kamar indekos di Ciamis oleh terduga pelaku E (28) yang diketahui merupakan mantan pacarnya masih berlangsung. Motif dan kronologi dugaan pembunuhan tersebut masih menjadi teka-teki.

Tubuh WML (23) ditemukan dalam kondisi mengenaskan terbungkus seprei, kepala dililit lakban, dan tubuhnya mulai membengkak, Kamis (17/4) malam. Polisi pun bergerak cepat melakukan penyelidikan hingga mengamankan pria berinisial E, penghuni kos yang juga diketahui mantan pacar WML.

Satreskrim Polres Ciamis saat ini masih terus mendalami dugaan motif dan kronologi terduga pelaku melakukan tindakan sadis tersebut.

“Masih dalam lidik, pemeriksaan terhadap saksi-saksi maupun terduga itu sendiri. Terduga sudah diamankan, sekarang diperiksa secara maraton,” ujar Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Carsono, Senin (21/4/2025).

Carsono menjelaskan, menurut hasil sementara interogasi, perbuatan tersebut dilakukan terduga pelaku pada hari Sabtu (12/4/2025). Kemudian setelah lima hari, jasad korban baru ditemukan setelah tercium bau menyengat oleh penghuni kos lain.

“Dari hasil sementara interogasi para saksi diduga di hari Sabtu Minggu lalu, namun demikian nanti nunggu hasil secara maksimal setelah melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku ini. Nanti rilis lengkap sama Kapolres,” pungkasnya.

Pria Tasikmalaya Pamer Isi Celana

Priguna Kumpulkan Obat Bius Sebelum Suntik Korban

Tengkorak di Jalan Setapak Sukabumi

Gua di Sukabumi Ditutup

Teka-teki Motif Pembunuhan Wanita di Ciamis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *