Potret Perjuangan Reni, Pengemudi Ojol Ibu Empat Anak

Posted on

Reni (33), warga Gunungpuyuh, Sukabumi, jadi salah satu potret perjuangan Kartini masa kini. Sejak 2018, ia mengandalkan hidup sebagai pengemudi ojek online. Ibu empat anak ini kini bersuara lantang menuntut keadilan dan kesejahteraan bagi para driver, khususnya perempuan.

“Saya punya empat orang anak dan sudah jadi driver online dari tahun 2018,” kata Reni membuka percakapan dengan infoJabar beberapa waktu lalu, ditulis Senin (21/4/2025).

Reni mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemerintah yang dinilai lambat merespons aspirasi para ojol. Ia mengaku sudah mengajukan audiensi ke DPRD sejak Januari 2025 untuk mempertemukan para driver dengan pemerintah daerah dan aplikator. Namun hingga April, belum ada kejelasan.

“Kami (driver ojol) dari Januari sudah mengajukan duduk bareng, tapi sampai sekarang April belum juga terlaksana. Sudah berapa bulan kami menunggu,” sambungnya.

Menurut Reni, nasib ojol belum sepenuhnya diperhatikan, terutama dalam program bantuan sosial seperti KIP, KIS, dan PIP. Ia menilai banyak pengemudi yang justru tak tersentuh bantuan, meski kondisi ekonomi mereka memprihatinkan.

“Kami rakyat, kami juga bayar pajak. Tapi keluarga yang mampu malah dapat bantuan, sementara kami tidak,” katanya.

Beban kerja Reni sebagai ibu rumah tangga sekaligus pekerja semakin bertambah saat mendekati masa hari raya lalu. Banyak di antara rekan-rekan seperjuangannya yang tidak mendapatkan tunjangan hari raya (THR) dari aplikator, meskipun sudah ada keputusan dari pemerintah.

“Kemarin saya dapat Rp50 ribu, rekan-rekan saya bahkan tidak dapat sepeser pun. Idealnya, minimal Rp600 ribu per driver karena dari upah tahunan dibagi 12 dan diambil 20 persennya,” ucapnya.

Di sisi lain, Reni juga menyinggung lemahnya pengawasan pemerintah terhadap aplikator. Ia berharap ada keberpihakan nyata dari pemerintah dalam mengatur kebijakan yang berpihak kepada driver.

Di tengah kekecewaannya, Reni menaruh harap pada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ia meminta agar Dedi bisa menjadi penyambung suara mereka dalam memperjuangkan hak-hak pengemudi ojol, khususnya ojol perempuan.

“Saya lihat pergerakan Pak Dedi bagus dan tidak pandang bulu. Kami butuh sosok seperti beliau yang berani membela rakyat kecil,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *