Potret Kawasan Pudunan Asem Setelah Kecelakaan Bus MGI: Potensi Bahaya di Perempatan Rawan

Posted on

Kawasan Pudunan Asem, lokasi kecelakaan bus MGI di Palabuhanratu, merupakan zona rawan yang terdiri dari jalan menurun curam, lampu lalu lintas, dan perempatan aktif yang mempertemukan arus kendaraan dari empat arah.

Wilayah ini dikenal sebagai titik yang padat kendaraan, dengan aktivitas warga dan angkutan umum berlangsung hampir sepanjang hari.

Dari arah atas, jalan menurun tajam menuju lokasi agen bus MGI. Posisi agen berada di sisi kiri jalan, tepat sebelum tikungan menurun. Di sisi kanan jalan terdapat bangunan yang hancur akibat tertabrak bus dalam insiden Senin (9/6/2025) kemarin. Puing bangunan masih terlihat berserakan.

Turunan ini membentang hingga ke arah perempatan yang terdapat lampu lalu lintas. Pada persimpangan ini, arus kendaraan dari arah timur (menuju pasar) bertemu dengan kendaraan dari barat (jalur terminal), serta utara dan selatan kota.

Di sepanjang jalur ini terdapat permukiman padat, warung, bengkel, hingga sekolah. Trotoar sempit dan lalu lintas padat setiap pagi dan sore memperparah potensi bahaya bila kendaraan besar berhenti sembarangan.

Bus MGI tampak sering berhenti atau ngetem di depan agen resmi mereka. Dilihat infoJabar bus besar parkir nyaris menempel trotoar, menutupi sebagian pandangan ke arah jalan menurun.

Di lokasi ini tedapat semacam halte meski tidak terlihat marka jalur khusus angkutan, maupun fasilitas pengaman untuk jalur curam seperti pengganjal roda tetap atau jalur darurat.

Warga sekitar menyebut area ini memang sejak lama digunakan bus ngetem, meski lokasinya kurang ideal.

“Sudah lama bus suka berhenti di situ, tapi memang bahaya karena turunan. Apalagi kalau rem nggak kuat atau ganjelannya nggak pas,” ujar Benny salah satu pengendara motor yang melintas saat ditemui infoJabar, Selasa (10/6/2025) pagi.

Persoalan lain juga muncul terkait posisi lampu merah yang berada tidak jauh dari agen. Bus yang berhenti di tanjakan kerap membuat antrean kendaraan di belakang, serta mengganggu visibilitas bagi pengendara dari arah bawah maupun atas. Ditambah lagi, kondisi trotoar yang sempit dan tidak rata membuat warga sulit berjalan kaki dengan aman.

“Kalau dari arah SMPN 1 ke arah kiri, kadang bus agak dekat ke pinggir ya jadi menghalangi pandangan. Begitu juga kalau di jalur lurus. Kadang ada dua kendaraan bus ngetem di situ,” ujar Benny.

Selang sehari setelah kecelakaan, aktivitas warga dan lalu lintas kembali normal pascakecelakaan. Namun, bangunan rusak masih dibiarkan tanpa pengamanan tambahan.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *