Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat, Irjen Pol Rudi Setiawan, melakukan pemetaan komprehensif terkait kesiapan pengamanan Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Dalam survei jalur yang dilakukan Senin (8/12/2025), Irjen Rudi membagi fokus pengamanan berdasarkan karakteristik wilayah, yakni jalur Utara dan jalur Selatan Jawa Barat.
Usai mendarat di Lapang Cisolok dan menyusuri wilayah Sukabumi, mantan Deputi Penindakan KPK ini menegaskan bahwa ia telah melihat langsung kondisi lapangan di kedua sisi provinsi tersebut.
“Saya sudah mengelilingi baik jalur utara Jawa, sekarang tiba di jalur selatan, tengah nanti kita lanjutkan. Ada beberapa tempat yang menjadi konsentrasi untuk kerawanan,” ujar Irjen Rudi Setiawan kepada infoJabar di Sukabumi.
Dalam peta keamanan regional Polda Jabar, Irjen Rudi menempatkan Kabupaten Sukabumi sebagai prioritas pengamanan objek wisata, bukan jalur lintasan mudik utama. Hal ini berbeda dengan karakteristik jalur di wilayah lain seperti Nagreg atau Cirebon.
“Tentunya Sukabumi dengan potensi lautnya ini kita prioritaskan keamanan pada saat nanti liburan, yaitu kunjungan berwisata ke pantai, salah satunya Karanghawu ini menjadi salah satu prioritas,” jelas lulusan Akpol 1993 tersebut.
Sebaliknya, untuk potensi kemacetan arus lalu lintas (lalin) lintas kota, Jenderal bintang dua ini menilai Sukabumi relatif lebih aman dari kepadatan pemudik dibandingkan titik krusial lainnya di Jabar.
“Insyaallah kalau di Sukabumi ini sepertinya kalau Nataru tidak dijadikan sebagai jalur alternatif. Tapi di beberapa tempat di Nagreg, di Cirebon, di beberapa jalan tol itu menjadi konsentrasi kita (untuk kemacetan),” paparnya.
Menanggapi potensi kerawanan di pintu masuk antar-provinsi, khususnya di perbatasan Jabar-Banten (Cibareno), Irjen Rudi memastikan tidak akan ada penyekatan masif atau penambahan pos pengamanan yang berlebihan.
Berdasarkan laporan kewilayahan, pergerakan di perbatasan tersebut dinilai masih didominasi aktivitas lokal.
“Tadi kami sudah mendapat informasi dari Kapolres dan Bupati, pada saat Nataru ini jalur perbatasan ini tidak dominan digunakan untuk jalur perlintasan, hanya wisata-wisata lokal. Kalau penempatan pos belum diperlukan karena itu hanya lintasan sedikit saja,” ungkapnya.
Meski demikian, Polda Jabar tetap menjalin komunikasi lintas polda dengan Polres Lebak (Polda Banten) untuk mengantisipasi gangguan keamanan.
“Masyarakat Lebak maupun Sukabumi ini saling melintasi perbatasan tersebut, antisipasi gangguan tetap dikoordinasikan,” tambahnya.
Selain aspek lalu lintas dan kriminalitas, Irjen Rudi Setiawan menyoroti kerentanan geografis Jawa Barat terhadap bencana hidrometeorologi di akhir tahun. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk pencegahan.
“Bencana alam baru terjadi beberapa waktu lalu, ada longsor, ada banjir bandang, ini perlu diantisipasi. Tadi kami sudah berbicara bersama Pak Bupati, Wakil Bupati untuk kolaborasi melindungi rakyat,” tegasnya.
Irjen Rudi juga merinci, fokus mitigasi bencana disesuaikan dengan kontur wilayah: “Kalau di Jabar kita saat ini fokus pada pencegahan terjadinya bencana longsor, bencana banjir bandang itu yang kita antisipasi. Termasuk wilayah Utara kita untuk bahayanya rob dan sebagainya itu kita antisipasi,” jelasnya.
Menutup keterangannya, Irjen Rudi memberikan peringatan keras terkait kerusakan lingkungan yang memicu bencana. Ia menegaskan polisi tidak akan ragu melakukan penegakan hukum jika ditemukan unsur pidana lingkungan.
“Tapi setiap ada potensi gangguan kamtibmas lainnya, ada bukti pembalakan dan sebagainya, pasti kita tindak,” pungkas Rudi.







