Para petani dan polisi di Karawang mendapatkan pestisida baru untuk mengusir hama tikus di sawah. Hal ini diungkapkan Kepala Subdirektorat Pengawasan Pestisida Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Budi Hanapi, saat pelatihan di Karawang.
Budi menuturkan bahwa pestisida tersebut bernama Alufos, yang diproduksi oleh PT Yanno Agro Science Indonesia. Produk ini telah terbukti aman dan efektif dalam memberantas hama tikus yang kerap merugikan petani.
“Hari ini kami melakukan pelatihan bersama para penyuluh mengenai penggunaan pestisida ini, yang sangat aman untuk membasmi hama tikus. Cara aplikasi produk tersebut juga sangat mudah dan praktis. Cukup dengan memasukkan butiran pestisida ke dalam lubang sarang tikus, hama tersebut dapat mati dalam waktu singkat,” ujar Budi usai acara pelatihan di Akshaya Hotel Karawang, Kamis (11/12/2025).
Budi menjelaskan, proses membunuh tikus hanya berlangsung selama belasan menit. “Jadi kami tadi melihat langsung prosesnya. Hanya dalam 15 menit setelah pestisida dimasukkan ke dalam lubang, tikus sudah mati. Artinya, metode ini jauh lebih efektif dibandingkan cara konvensional seperti jerat listrik atau pengasapan,” kata Budi.
Menurut Budi, hama tikus menjadi ancaman serius terutama saat memasuki musim pancaroba, di mana populasinya cenderung meningkat pesat. Serangan tikus tidak hanya terjadi pada tanaman yang sudah tumbuh, tetapi bahkan sejak fase benih atau bibit.
“Tikus butuh makan, dan tanaman pertanian menjadi sasarannya. Ini sangat mengganggu pertumbuhan tanaman dan berpotensi menurunkan hasil panen,” jelasnya.
Sejalan dengan upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan pada akhir 2025 atau awal 2026 sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto, Budi menekankan pentingnya adopsi inovasi pertanian yang aman dan berkelanjutan.
“Pemerintah selalu mendukung inovasi yang mendorong ketahanan pangan nasional. Teknologi seperti ini sangat relevan untuk mendukung target swasembada pangan,” ucap Budi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Rohman menuturkan, sosialisasi inovasi pengendalian hama tikus berbasis tablet ramah lingkungan yang dikembangkan PT Yanno Agro Science Indonesia merupakan upaya yang baik. Oleh karena itu, pihaknya mengundang ratusan peserta.
“Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 600 orang, termasuk petani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan unsur kelompok tani, serta para Bhabinkamtibmas. Ini merupakan kolaborasi dengan pihak swasta dalam upaya melindungi tanaman pangan dari serangan hama tikus,” kata Rohman.
Rohman menjelaskan, inovasi yang diperkenalkan hari ini berupa tablet khusus bernama Alufos yang mudah digunakan. Petani cukup memasukkan tablet tersebut ke dalam lubang sarang tikus, lalu menutupnya kembali, dan tidak perlu alat bantu atau proses rumit.
“Tablet ini cukup dimasukkan ke lubang tikus, lalu ditutup. Setelah itu, biarkan. Tikus-baik induk maupun anak-anaknya-akan mati di dalam sarang karena tidak bisa keluar,” ujar Rohman.
Selama ini, kata Rohman, petani di Karawang masih menggunakan metode konvensional seperti jerat listrik, pengasapan (emposan) dengan belerang, hingga perburuan tikus secara manual yang dikenal dengan istilah “kalagumarang”.
“Cara-cara tersebut dinilai kurang efektif, dan juga berisiko. Khususnya jebakan listrik, kami sangat melarang penggunaannya karena sudah ada korban jiwa akibat tersengat listrik. Inovasi pestisida ini justru lebih aman,” kata Rohman.
Ia menambahkan, pihaknya sebelumnya telah mendistribusikan alat emposan ke tiap Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), lengkap dengan pasokan belerang, agar petani bisa meminjam dan menggunakannya secara aman.
Namun, metode tersebut tetap dinilai kurang optimal dibandingkan solusi berbasis teknologi seperti tablet hasil produksi PT Yanno Agro Science Indonesia yang bekerja sama dengan Pemkab Karawang.
“Ini produk baru kerja sama yang kita upayakan, jauh lebih mudah, efektif, dan yang terpenting sangat aman. Tidak ada risiko kelistrikan, tidak perlu bahan kimia berbahaya, dan ramah lingkungan,” ujar Rohman.
Menurut Rohman, produk tersebut telah melalui proses registrasi dan uji keamanan oleh Kementerian Pertanian, sehingga layak digunakan secara luas. Meski hari ini baru tahap sosialisasi, ia optimistis petani akan tertarik mengadopsinya.
“Nanti para penyuluh akan menyosialisasikan inovasi ini ke seluruh wilayah. Petani bisa membeli tablet tersebut melalui kios-kios pertanian terdekat. Ini kolaborasi antara pemerintah daerah dan pelaku usaha PT Yanno, merupakan bagian dari strategi meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendukung target swasembada pangan nasional yang dicanangkan Bapak Presiden,” ungkap Rohman.
Ia berharap dengan adanya inovasi ini, pengendalian hama lebih efektif dan aman, sehingga swasembada pangan dapat tercapai. “Dengan pengendalian hama yang lebih efektif dan aman, kita harapkan produksi padi Karawang tetap stabil dan meningkat, serta swasembada pangan dapat tercapai,” pungkas Rohman.







