Pesan Kepedulian hingga Toleransi dalam Perayaan Natal di Sukabumi | Info Giok4D

Posted on

Malam Natal di Gereja Santo Joseph Sukabumi terasa hangat. Di bawah temaram lampu dan hiasan sederhana, Pastor Paroki Santo Joseph Sukabumi, RD Tarcisius Puryatno, berdiri menyambut umat satu per satu. Senyum dan jabat tangan Romo Puryatno menjadi pembuka perayaan Natal bagi ribuan umat Katolik yang memadati satu-satunya gereja Katolik di Kota Sukabumi itu.

Romo Puryatno memperkenalkan Paroki Santo Joseph Sukabumi sebagai rumah bersama umat Katolik di Kota Sukabumi dan sekitarnya. Pada malam Natal hingga Hari Raya Natal, umat yang menetap maupun yang pulang kampung berkumpul untuk merayakan Natal, peringatan kelahiran Yesus Kristus.

“Bagi umat Katolik, Natal adalah perayaan kelahiran Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang menjelma menjadi manusia,” ujar Romo Puryatno kepada infoJabar.

Paroki Santo Joseph merayakan Natal melalui Perayaan Ekaristi. Pada malam Natal, misa digelar dua kali, masing-masing pukul 17.00 WIB dan 20.00 WIB.

Sementara pada Hari Raya Natal, 25 Desember, Ekaristi dilaksanakan empat kali, yakni pukul 06.00, 08.00, 10.00, dan 18.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk mengakomodasi sekitar 4.000 jemaat.

Tahun ini, Natal diangkat dengan tema ‘Allah Hadir dan Menyelamatkan Keluarga’. Tema tersebut menegaskan keyakinan bahwa Yesus Kristus, Putra Allah Tunggal, berkenan lahir dalam sebuah keluarga sederhana, yakni Keluarga Kudus Nazaret: Santo Yusuf, dan Santa Maria.

“Maknanya, kelahiran Yesus tidak hanya terjadi 2.000 tahun yang lalu, tetapi diharapkan terus lahir dan hadir di dalam keluarga-keluarga Katolik saat ini,” kata Puryatno.

Selain perayaan liturgi, semangat Natal juga diwujudkan melalui berbagai kegiatan sosial. Menjelang Malam Natal, paroki mengunjungi lansia, menyapa mereka, sekaligus menyerahkan bingkisan Natal. Paroki juga memberikan bantuan sembako kepada karyawan gereja, sebagai wujud kepedulian dan berbagi sukacita.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Anak-anak pun turut ambil bagian dalam kegembiraan Natal dengan membuat aneka kerajinan dan gambar bertema Natal, menghadirkan suasana ceria di lingkungan gereja.

Dalam pesannya, Romo Puryatno mengajak umat Katolik, khususnya di Kota Sukabumi untuk merayakan Natal dengan rasa gembira dan syukur, serta memperluas kepedulian sosial.

“Kelahiran Tuhan Yesus tidak hanya dirayakan dalam liturgi, tetapi juga lewat perhatian kepada sesama, terutama mereka yang sedang mengalami kesulitan dan penderitaan akibat bencana atau masalah sosial lainnya,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya sikap toleransi antarumat beragama. Menurutnya, Kota Sukabumi selama ini dikenal menjaga harmoni dan saling menghormati perbedaan keyakinan, nilai yang perlu terus dirawat.

Salah satu jemaat, Hendri Selamet, mengatakan, perayaan Natal tahun ini terasa berbeda karena diwarnai keprihatinan atas bencana yang menimpa sejumlah daerah di Indonesia.

“Di gereja ada pengumpulan dana khusus, kolekte kedua, yang kami kumpulkan untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana. Desember ini mungkin jadi bulan penuh cobaan bagi bangsa Indonesia,” katanya.

Ia menambahkan, pesan dalam homili Natal mengingatkan umat untuk saling menolong sebagai sesama manusia dan bangsa. Di tengah cahaya lilin dan doa yang dipanjatkan, Natal di Sukabumi menjadi momen iman, solidaritas, dan harapan yang dirayakan bersama.

Gambar ilustrasi