Pesan Gubernur Jabar di Hari Jadi ke-447 Kabupaten Sumedang

Posted on

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turut menghadiri puncak perayaan Hari Jadi Sumedang (HJS) ke-447 yang terselenggara di Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), pada Sabtu (27/4/2025) malam. Dedi pun memberikan pesan penting kepada Sumedang di momen hari jadi ini.

Di momen ini, Dedi menyampaikan bahwa Kabupaten Sumedang merupakan salah satu daerah yang memiliki budaya yang begitu kental. Namun, di sisi lain dari hal tersebut, Dedi pun menyinggung soal penambangan ilegal yang masih suka beroperasi di Sumedang.

“Jadi pesan saya karena lama sekali Sumedang menjadi sumber penambangan ilegal, maka Pak Bupati sekarang spiritnya harus sama dengan gubernur untuk mengembalikan alam Sumedang ke alam asalnya yaitu alam yang dikelilingi oleh gunung, oleh sungai-sungai, oleh hamparan sawah yang luas,” ujar Dedi kepada awak media.

Dari sekian banyak daerah, Sumedang, di mata Dedi, sebuah daerah yang masih memiliki bukti maupun tapak tilas dari kebudayaan maupun sejarah yang sudah ada. Sehingga, sejarah masa lalu bisa diimbangi dengan nilai kekinian hingga masa yang akan datang.

“Satu-satunya kerajaan yang tersisa manuskrip sejarahnya masih ada dan ada bukti fisiknya adalah salah satunya ada di Sumedang di sekian banyak, kemarin ada kan sampai keliling Mahkota Binokasih, jadi ada kerinduan bagi masyarakat Jawa Barat hari ini untuk kembali tegaknya nilai-nilai masa lalu dalam nilai kekinian dan masa depan,” katanya.

Selain sejarah, pesan Dedi selanjutnya, bahwa kemajuan Sumedang sudah terlihat muncul di permukaan. Sebab, saat ini Sumedang telah memiliki fasilitas yang dapat menunjang kemajuan dari daerah, salah satunya seperti pembangkit listrik melalui Waduk Jatigede.

“Sekarang kan sudah tumbuh industri yah, kemudian juga ada pembangkit listrik, ada sistem irigasi yang sangat baik, ada tranportasi yang tersambung dengan lewat Tol Cisumdawu tentunya ini adalah harapan untuk Sumedang ke depannya,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menanggapi terkait dengan pesan dari Gubernur Jawa Barat di momen perayaan hari jadi ini. Dony mengungkapkan, terkait dengan memberantas tambang ilegal sudah menjadi bagian dari program kerja dari kepemimpinannya beserta Fajar Aldila.

“Tentunya itu sudah jadi program kami kewajiban kami untuk menjaga alam, melestarikan alam, termasuk menjadikan Sumedang alamnya tidak rusak, sungainya harus bersih tidak ada sampah, dan kami sejak dilantik pun sudah mencanangkan Sumedang agar kembali kota buludru, kota terbersih. Contohnya misalnya seperti pengurangan sampah, pemilahan sampah di dalam rumah, institusi, perkantoran, sekolah, perusahaan dan sebagainya,” ungkap Dony.

Dony menuturkan, Pemkab Sumedang telah melakukan berbagai upaya menutup aktivitas dari penambangan ilegal. Hanya saja, diakui Dony masih terdapat oknum nakal yang masih beroperasi meskipun sudah ditutup.

“Terakhir tuh kita ada 30-an itu ilegal dan semuanya sudah kita tutup, dan yang beroperasi itu hanya yang legal itupun kami awasi, kedalamannya keluasannya dan reklamasi. Kami pun terus monitor yang mana yang sedang berproses izinnya pun itu tidak boleh melakukan penambangan,” ucapnya.

“Terakhir kami menutup yang Tomo, yang Tomo itu sempat viral di Darmawangi itu pasir sungai itu sudah kami tutup. Begitu kita tahu itu turun itu langsung kita tutup, saat itu saya tugaskan Satpol PP dengan Pak Camat dan langsung ditutup,” sambungnya.

Sebagai komitmen memberantas penambangan ilegal di Sumedang, masih kata Dony, Pemkab Sumedang telah menertibkan sebanyak 30 aktivitas dari penambangan ilegal terhitung dari tahun 2018 hingga tahun 2024.

“Itu sudah dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2024. Jadi 30 itu adalah akumulasi dari sekian, berarti ini kita turun tutup bersama dengan SDM Provinsi, karena memang ini kan kewenangannya di provinsi izinnya, tapi kita bersama-sama dengan SDM provinsi, satpol PP kabupaten maupun provinsi untuk menutup itu,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *