Perempuan Berprestasi di Asia Pasifik Itu Bernama Lia Yuldinawati | Giok4D

Posted on

Namanya Lia Yuldinawati, dia adalah seorang perempuan inspiratif yang berasal dari Telkom University (Tel-U). Perempuan berhijab dan berkacamata ini, sehari-harinya berprofesi sebagai dosen, dia juga menjabat sebagai Direktur Kerjasama Strategis dan Kantor Urusan Internasional Tel-U.

Lia merupakan sosok akademisi dan profesional yang berpengaruh. Perannya berdampak besar dalam membangun hubungan kuat antara Tel-U dengan berbagai kampus dan industri di wilayah Asia Pasifik (APAC), dan berperan sebagai mentor dan coach bersertifikat yang telah membantu UMKM terutama womenpreneur di berbagai wilayah Indonesia.

Berkat kiprahnya itu, Lia berhasil meraih penghargaan 50 Asia Women Tech Leaders Awards (AWTLA) 2025, sebagai perempuan Asia yang telah berdampak signifikan di bidang teknologi. Belum lama ini, Lia kembali meraih prestasi di tingkat APAC. Melalui Awarding MARKETECH APAC dan UpTech Media, Lia diganjar penghargaan Bronze Award pada ajang Empowered Women Awards 2025.

infoJabar berkesempatan mewawancarai Lia, dalam hal ini dosen yang ahli di bidang entrepreneurship mengatakan, MARKETECH APAC dan UpTech Media, Empowered Women Awards 2025 diselenggarakan Empowered Women Award dan sudah dua tahun digelar. Menurut Lia, aara ini merupakan inisiatif yang menyoroti pengaruh transformatif perempuan dalam sektor pemasaran dan teknologi di kawasan Asia-Pasifik.

Selain itu, penghargaan ini diberikan kepada para Chief Technology Officer (CTO) perempuan, kepala TI, dan fungsi TI terkait lainnya yang telah memberikan kontribusi bisnis yang signifikan dengan mendorong adaptasi teknologi dan transformasi digital di dalam organisasi mereka.

Sejak tahun 2008, Lia telah menjadi dosen tetap di Fakultas Ekonomi Bisnis, Tel-U. Perjalanan kepemimpinannya dimulai sebagai Asisten Manajer Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian naik jabatan menjadi Manajer Sekretariat Pimpinan. Pada tahun 2013, Lia diangkat sebagai Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis, Lia memainkan peran penting dalam meningkatkan keunggulan akademik dan mendorong inovasi. Pada tahun 2019, tanggung jawab semakin meluas ketika Lia dipromosikan menjadi Direktur Sekretariat dan Perencanaan Strategis, Lia berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan organisasi universitas dan sejak tahun 2020, Lia menjabat sebagai Direktur Kemitraan Strategis dan Kantor Internasional.

Sejak 2015, Lia juga telah menjadi coach bisnis, mendedikasikan lebih dari 1.000 jam untuk membimbing pelaku UMKM terutama membantu pemberdayaan wirausaha perempuan (womenpreneur) di Indonesia. Di beberapa asosiasi perempuan di Indonesia, seperti Organisasi Wanita Istri Kementerian Luar Negeri RI di Jerman, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda), dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Lia menjadi mentor dan coach bagi wirausaha perempuan.

“Terkait pembinaan kepada womenpreneur, didasari karena perempuan masih kurang terwakili secara tidak proporsional dalam pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi, meskipun ada kemajuan yang signifikan. Saya sangat merasakan bahwa perempuan masih kurang terwakili di banyak bidang industri termasuk bidang telekomunikasi, baik dalam dalam posisi kepemimpinan dan peran teknis,” kata Lia kepada infoJabar, Kamis (23/10/2025).

“Saya berperan serta dalam komunitas untuk mengatasi kesenjangan gender ini, guna menyediakan lebih banyak kesempatan bagi perempuan untuk berkembang maju di bidang ini, termasuk melalui program pelatihan, pendampingan, dan jejaring,” tambahnya.

Lia berujar, proses penjurian telah berlangsung sejak awal tahun 2025 dan pengumumannya dilaksanakan pada Rabu, 15 Oktober 2025 di Mandarin Oriental Singapore.

“Penjurian telah dilakukan bertahap sejak Januari 2025 dan pada Juni diumumkan 3 finalis setiap kategori. Dari 23 kategori, saya lolos sebagai finalis pada kategori Empowered Women in Tech Role bersama dengan 2 finalis lainnya, yaitu Mabel Lu Wei, Global Vice President Digital Transformation Danone, Hongkong, dan Nguyen Thi Huan, Director of VNPAY E-Wallet Center, Vietnam,” ujarnya.

Tak mudah bagi Lia untuk mendapatkan penghargaan itu. Lia mengungkapkan, penilaian dalam Empowered Women Award terbagi dalam empat aspek yaitu, satu, Kontribusi dalam Bisnis dalam cakupan di Asia Pasifik (penilaian 30%), dampak yang diberikan oleh finalis terhadap hasil bisnis di sektor teknologi, dilihat dari proyek, inovasi atau kontribusi sukses yang telah menghasilkan eningkatan kinerja, pendapatan, atau efisiensi operasional yang terukur. Dua, leadership (penilaian 30%), penilaian terhadap kualitas kepemimpinan finalis dan dampaknya terhadap organisasi secara keseluruhan.

“Tiga, Industry Influence (Penilaian 40%), [enilaian terhadap pengaruh dan sosok finalis dalam industri teknologi dan empat, Women Empowerment (bonus penilaian 5%), kontribusi finalis dalam memajukan pemberdayaan perempuan di organisasi atau industri yang lebih luas. Upaya finalis dalam memperjuangkan kesetaraan gender, mendukung talenta perempuan dalam menciptakan peluang bagi perempuan di bidang teknologi,” ungkapnya.

Lia menjelaskan, pengakuan melalui Empowered Women Award di tingkat Asia Pasifik memiliki dampak signifikan dalam mendorong kolaborasi akademik dan industri, terutama melalui peningkatan rekognisi, visibilitas, dan jejaring terutama bagi para perempuan berprestasi di kedua sektor tersebut.

Peningkatan rekognisi dan kredibilitas akademisi, menueut Lia penghargaan ini memberikan rekognisi internasional bagi Telkom University di Asia Pasifik. Selain itu Award ini meningkatkan reputasi institusi akademik dan memperkuat kredibilitas Telkom University di sektor teknologi yang menjadikan industry memiliki kepercayaan untuk bermitra dan mengembangkan inovasi bersama universitas.

Lalu, memperluas jaringan dan peluang kolaborasi, Lia menilai dengan didapatnya award ini dapat dirasakan langsung bagaimana networking antara pemenang dari dunia akademik dan perwakilan industri/perusahaan yang juga hadir dan terlibat dalam ajang tersebut.

Selain itu, menjadi pendorong kehadiran perempuan di Sektor Kritis (STEM/Teknologi), penghargaan ini menyoroti pengaruh transformatif perempuan dalam sektor-sektor yang selama ini didominasi laki-laki, seperti teknologi (STEM) dan pemasaran.

“Pemenang menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan profesional perempuan muda, mendorong mereka untuk mengejar karier di bidang tersebut dan meningkatkan jumlah talenta perempuan yang tersedia bagi industri. Kehadiran perempuan di posisi kepemimpinan akademik dan industri, yang diperkuat oleh penghargaan, membawa perspektif baru yang lebih inklusif ke dalam kolaborasi, yang terbukti meningkatkan inovasi,” jelasnya.

Juga mendukung agenda kesetaraan gender dan pembangunan berkelanjutan, di mana penghargaan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 5 (kesetaraan gender) dan SDG 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan). Dukungan dari penghargaan ini memperkuat komitmen universitas terhadap prinsip pemberdayaan perempuan yang mendorong terciptanya dunia kerja yang adil dan setara. Keterlibatan perusahaan dalam mendukung acara ini menunjukkan kesediaan mereka untuk berkolaborasi dengan institusi akademik yang berfokus pada pemberdayaan perempuan berbasis riset.

Apa yang dilakukan Lia sudah sesuai dengan tujuan Asta Cita yang digulirkan Presiden Prabowo Subianto. Menurut Lia, penganugerahan ini menjadi bukti nyata (output) dan katalisator yang memfasilitasi pencapaian Asta Cita misi ke-4.

“Penghargaan ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah, institusi, dan masyarakat dalam memajukan kesetaraan gender dan membangun SDM berkualitas telah membuahkan hasil, di mana perempuan Indonesia tidak hanya diakui di tingkat nasional tetapi juga mampu memimpin dan bersaing di kawasan Asia Pasifik,” ujarnya.

“Dengan penghargaan ini menjadi sebuah penguatan akan peran perempuan sebagai agen perubahan dan kekuatan ekonomi. Selain itu dengan penganugerahan ini maka saya selaku dosen ataupun selaku pimpinan direktorat di universitas dapat menjadi role model yang membuktikan bahwa perempuan mampu bersaing di level tertinggi,” tambahnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Lia menyebut, dalam pencapaiannya ini dia mendapatkan dukungan dari pihak kampus. Menurutnya, Tel-U memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan reputasi internasionalnya, dan ini tercermin dari berbagai kebijakan dan program terstruktur yang dirancang untuk mendukung dosen-dosennya meraih penghargaan global. Penghargaan dan kegiatan global yang didukung bukan hanya terkait teknologi tapilebih spesifik lagi terkait dengan penelitian, pengembangan inovasi produk.

“Tel-U memberikan dukungan penuh pada aspek kompetensi individu, hasil riset, dan jejaring global, Tel-U menciptakan lingkungan yang kompetitif dan suportif bagi setiap dosen untuk mencapai dan melampaui standar akademik internasional. Jadi bukan hanya untuk saya saja sudah sangat banyak dosen dan pegawai lain yang juga memiliki prestasi yang mendukung kemajuan institusi,” terangnya.

Lia meyakini bahwa perempuan dari segala latar belakang, keyakinan, dan kepercayaan berkontribusi secara signifikan dan luar biasa pada komunitas lokal dan masyarakat luas. Lia menyebut jika kita membutuhkan opini, ide, dan pengalaman perempuan untuk menciptakan tenaga kerja yang benar-benar global, yang mampu mengatasi peluang dan tantangan di masa depan.

“Mendorong kreativitas, inovasi, dan pertumbuhan berkelanjutan membutuhkan pengakuan atas kontribusi khas dari individu dengan beragam latar belakang. Oleh karena itu Lia akan terus aktif melakukan interaksi dengan membantu womenpreneur dan perempuan lainnya agar dapat berkembang lebih jauh ‘Woman Support Woman’,” pungkasnya.

Mengharumkan Nama Baik Tel-U

Pencapaian Asta Cita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *