Perahu-perahu Kecil dari Pangandaran yang Tembus ke Las Vegas

Posted on

Teriknya matahari tak menyurutkan semangat Idham Hamdani (35), warga Pangandaran, dalam merakit miniatur perahu di saung kecil miliknya. Dari tempat sederhana itu lah lahir kerajinan tangan yang kini telah menembus pasar internasional.

Miniatur perahu buatan Idham sudah dipasarkan hingga ke Amerika Serikat. Penjualan internasional ini bermula dari ketertarikan wisatawan asing yang berlibur ke Pangandaran. Melihat peluang tersebut, Idham menjadikannya sebagai ladang rezeki.

Idham mulai merintis usaha pembuatan miniatur perahu sejak 2019. Awalnya, ia membuat perahu dari bambu. Namun, seiring waktu, ia mulai berinovasi menggunakan bahan kayu, terutama kayu lame atau kayu gabus, yang menurutnya keras di luar namun mudah dibentuk di dalam.

Karyanya kini banyak diminati kios oleh-oleh di sekitar Pangandaran. Saat ini, Idham lebih fokus sebagai pemasok, bukan penjual langsung. Produknya didistribusikan ke 13 kios, dengan pengiriman rutin setiap minggu.

infoJabar menemui Idham di Saung Katapang, Dusun Parapat, Desa Pangandaran, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, pada Kamis (24/4/2025) pukul 14.00 WIB. Saat itu, ia sedang menyelesaikan satu unit miniatur perahu. Saung Katapang sendiri merupakan akronim dari Kreasi Tangan Pangandaran, yang kini juga menjadi merek dagang miniatur buatannya.

Langkah Idham terbukti cemerlang. Ia sukses menjadikan miniatur perahu sebagai salah satu kerajinan tangan andalan di objek wisata Pantai Pangandaran.

“Awalnya dari perahu bambu, tapi saya modifikasi pakai kayu supaya lebih mirip aslinya,” ujar Idham.

Sayangnya, di tahun 2020 usahanya sempat terhenti akibat pandemi. “Waktu itu saya sempat kerja serabutan karena wisata sepi,” kenangnya. Namun semangatnya kembali tumbuh pertengahan 2021, seiring mulai ramainya wisatawan.

Idham memproduksi dua jenis ukuran perahu: mini (20 cm) seharga Rp30 ribu dan besar (38 cm) seharga Rp50 ribu. Ia mengaku bisa menjual hingga 300 unit per bulan, bahkan mencapai 400 unit di masa ramai.

“Sekarang banyak juga kirim ke luar kota seperti Bandung, Banten, Cianjur, dan Tasikmalaya. Pernah juga ekspor ke Amerika-ke Las Vegas, waktu itu harga perahunya Rp200 ribu ukuran 50 cm per buah,” ujarnya.

Tantangan utama dalam produksi adalah ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja. “Soalnya ukir itu harus telaten, sementara tenaga masih terbatas,” jelasnya.

Bahan baku yang dibutuhkan meliputi kayu lame, paralon spons, bahan banner, dan cat. “Kami buat semirip mungkin, dan bisa mengapung di air,” tambahnya.

Dalam sekali produksi, Idham membutuhkan waktu 1-3 hari untuk menghasilkan puluhan unit perahu.

Idham mengungkapkan jika di balik bagusnya miniatur perahu yang diciptakan ada proses panjang yang penuh ketelitian selama pembuatannya. “Karena kan ukurannya harus sama dan ketika di atas air harus mengambang, tentu ada tes dulu,” ucapnya.

Menurut dia, proses pertama pemilihan kayu yang dalamnya tidak kopong juga perlu waktu. “Pas dibentuk dalamnya kopong harus diganti lagi dan mengulang dari awal,” ucapnya.

Setelah proses pemilihan kayu, kayu yang sudah sesuai ukurannya dibentuk sesuai desain perahu nelayan. “Tahapan ini pun harus ekstra hati-hati, kalau salah potong bisa ngaruh ke bentuk,” katanya.

Kemudian, untuk memperhalus bentuk perahu masuk proses hamplas. “Proses ini pun harus pakai alat dan telaten karena tingkat kehalusannya akan berpengaruh saat nanti cat warna,” ucapnya.

Idham bercerita sesekali pergi ke kios-kios untuk melihat bagaimana penjualan miniatur perahu miliknya. “Pernah saya iseng diam samping kios, saat ada banyak anak-anak yang beli, hati saya puas banget bangga,” katanya.

Biasanya, jika warga lokal yang beli perahu tersebut akan dimainkan di pesisir pantai Pangandaran. “Mereka biasanya membawanya ke sungai atau pantai untuk dimainkan,” ujarnya.

Meski sebagian besar transaksi masih dilakukan tunai, terutama dengan kios oleh-oleh, untuk pengiriman luar daerah Idham sudah memanfaatkan transfer bank.

“Biasanya transfer pakai BRImo karena mudah, tinggal kirim nomor rekening aja,” katanya.

Melansir laman resmi BRI, per September 2024, pengguna BRImo mencapai 37,1 juta dengan pertumbuhan 24,7% year on year (YoY). Nilai transaksinya pun meningkat signifikan, mencapai Rp4.034,9 triliun atau tumbuh 35,2% dari tahun sebelumnya.

Regional CEO BRI Bandung, Sadmiadi, menyebutkan bahwa BRImo menjadi salah satu platform transaksi yang mudah diakses. “Fitur di dalamnya lengkap, mulai dari transfer, QRIS, pembayaran tagihan listrik, hingga investasi,” ujar Sadmiadi melalui pesan WhatsApp.

Kerumitan Pembuatan Miniarur Perahu
Kepuasan Hati Idham
Transaksi Digital Permudah Penjualan

Gambar:
[Link Gambar 1]
[Link Gambar 2]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *