Penyebab Kematian Salsabila yang Diviralkan Meninggal karena MBG

Posted on

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi memastikan penyebab kematian Salsabila (10), siswi SDN Citanglar 4, Kecamatan Surade, bukan karena keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan, Salsabila meninggal akibat gagal napas berat yang dipicu asma akut dan diperparah pneumonia aspirasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi, membagikan hasil laporan medis yang dilakukan dokter pemeriksa dr. Raisha Fasmilisa Nugraha. Menurutnya, hasil tersebut diperoleh setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan dan observasi intensif di instalasi gawat darurat.

“Pasien datang ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak lima jam sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan pasien sempat berbicara melantur dan terlihat gelisah. Sebelumnya pasien mengeluh sesak napas dan terdengar suara mengik,” kata Agus saat membagikan hasil pemeriksaan, Selasa (7/10/2025).

Dari hasil anamnesis diketahui, Salsabila sudah mengalami batuk berdahak dan demam dua hari sebelumnya. Saat kondisinya menurun, orang tua sempat memberikan air minum dalam keadaan anak belum sadar penuh, yang menyebabkan pasien tersedak dan muntah.

“Pasien sempat diberi air saat tidak sadar penuh, kemudian muntah satu kali dan batuk-batuk karena tersedak,” tulis Agus dari laporan medis.

Setelah dibawa ke IGD, tim medis memberikan penanganan berupa cairan infus, oksigen, nebulizer, dan antibiotik ceftriaxone. Dokter juga memberi terapi steroid dan obat untuk membantu pernapasan. Namun kondisi Salsabila terus memburuk menjelang tengah malam.

Pukul 23.00, pasien tampak mengantuk dengan napas tersengal dan kadar oksigen menurun. Meski tim medis sudah menyiapkan prosedur intubasi, keluarga menolak dilakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) maupun intubasi.

“Edukasi sudah dilakukan terkait risiko kematian akibat gagal napas. Namun keluarga tetap menolak tindakan RJP dan intubasi,” tertulis dalam laporan.

Sekitar pukul 00.20, pasien mengalami henti napas dan henti jantung. Setelah dilakukan pemeriksaan ulang, dokter menyatakan Salsabila meninggal dunia pada pukul 00.33 WIB.

Dokter menyimpulkan kemungkinan penyebab kematian adalah gagal napas akibat asma eksaserbasi akut derajat berat, yang diperberat dengan dugaan pneumonia aspirasi karena adanya cairan di saluran napas.

“Jadi bukan karena keracunan makanan, tapi karena asma berat yang disertai komplikasi paru,” kata Agus menegaskan.

Kasus ini sempat ramai di media sosial setelah unggahan warga menyebut kematian Salsabila terjadi usai menyantap makanan program MBG. Namun hasil pemeriksaan medis dan klarifikasi sekolah membantah hal itu. Pihak keluarga juga mengakui bahwa anaknya memang memiliki riwayat asma berat.

Sementara itu, Nurhayati Dewi (40), warga Kampung Talangsari, Desa Sirnasari, yang sebelumnya mengunggah komentar di media sosial terkait dugaan keracunan MBG, telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

“Saya, Nurhayati Dewi, pemilik akun Facebook bernama Dewi Nur Hayati, secara terbuka meminta maaf atas komentar yang diunggahnya di media sosial, yang diduga menimbulkan keresahan di masyarakat,” ujarnya.

Nurhayati menegaskan bahwa komentarnya mengenai dugaan keracunan tersebut tidak benar. “Komentar yang saya buat itu tidaklah benar. Siswi tersebut meninggal dunia akibat sakit asma berat disertai hipoksia,” katanya.

Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada Badan Gizi Nasional (BGN) dan Yayasan Gunung Gede Bersahaja, lembaga yang menaungi SPPG Sirnasari Surade. “Saya sangat menyesal dengan apa yang saya lakukan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama di kemudian hari. Sekali lagi, saya memohon maaf,” ucapnya.

Minta Maaf