Dua minggu sudah alat berat jenis backhoe tersedot lumpur hisap di lokasi normalisasi Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat. Backhoe berwarna kuning yang dinamai warga ‘si cantik’ itu terperangkap di lumpur saat melakukan pengerukan sedimentasi.
Kejadian itu viral di media sosial (medsos), karena alat berat itu tidak bisa dievakuasi sekalipun crane sudah diterjunkan untuk melakukan evakuasi. Karena sulitnya evakuasi, beberapa warganet menyangkutpautkan kejadian ini dengan peristiwa mistis.
Wakil Dekan Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Riset Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Irvan Sophian mengungkap, kejadian itu secara ilmiah.
Berbicara soal lumpur hisap atau sering disebut quicksand, sebetulnya harus diselidiki lebih lanjut. Menurutnya di dasar Situ Ciburuy memiliki endapan, ada endapan halus, ada juga yang kasar.
“Kebetulan kalau secara geologi kan daerah ini masuk ke peta geologi yang sudah terdeteksi oleh badan geologi itu dari formasi vulkanik. Tapi melihat dari karakter ini ada kemungkinan memang didominasi materi-materi yang halus ataupun ukuran butir pasir,” kata Irvan kepada infoJabar, Senin (13/10/2025).
Irvan mengungkapkan, alat berat itu bisa terhisap lumpur karena kehilangan kuat geser atau kekuatan geser. Selain itu, tanah itu hilang dikarenakan tanah yang tadinya padat menjadi cair.
“Akibatnya tanah ini pasti jenuh karena sudah terendam air, kemudian tekanan air pori jelas menjadi meningkat di tanah tersebut, mungkin sebelumnya ada timbunan dan dilihat dari material sebelumnya secara geologi sudah terbentuk endapan-endapan yang bersifat lepas pasir kemudian padat, sekarang digali, misalnya dibuka tentunya masuk air kemudian itu menjadi jenuh, sangat jenuh, kemudian adanya tekanan air pori meningkat, ditambahkan ini alat beratnya ada getaran mengakibatkan hilanglah kekuatan geser, sehingga jelas tanah yang tadi padat jadi cair, fluida,” ungkapnya.
Tak heran, benda yang beratnya ton-tonan, menurut Irvan pasti akan amblas, mirip kejadian likufaksi. “Karena ada getaran, ada air. Ini berbedanya karena ada beban, kemudian getaran, sehingga kehilangan kekuatan geser. Ini sebetulnya di mekanika tanah bisa dijelaskan terkait dengan mengapa ini bisa terjadi quicksand,” tuturnya.
Disinggung apakah tanah rawa memiliki karakteristik serupa dengan lumpur yang ada di Situ Ciburuy? Irvan sebut tidak semuanya sama.
“Sebetulnya tergantung jenis tanah. Rawa juga ada jenis yang tidak sampai seperti ini, harus dilihat struktur tanah di bawahnya apakah dominasi seperti tadi ada pasir lepas, kemudian cukup tebal, kemudian jenuh air. Jadi tidak semua bisa disamakan tergantung dari kondisi geologi di bawah permukaannya,” jelasnya.
Namun, karena harus dilakukan penelitian lebih lanjut Irvan belum dapat menyimpulkan itu lumpur hisap.
“Karena saya belum melihat secara detail bawahnya seperti apa, hanya baru menduga saja kalau itu adalah pasir lepas, kemudian cukup tebal,” ujarnya.
Lalu mengapa menghisap? Irvan menjelaskan, karena bobot dari alat berat yang cukup berat dan juga ada getaran.
“Karena ada getaran, sehingga kalau bergerak makin turun. Meskipun sekarang alat berat yang di lokasi amblasnya tidak bergerak, tapi ada alat berat lain yang beraktivitas yang mengakibatkan getaran, sehingga seperti yang terhisap ke bawah,” terangnya.
“Contohnya kalau kita manusia sendiri kalau nyemplung ke situ kemudian kita panik akhirnya seperti yang terhisap ke bawah, karena semakin runtuh ke bawah,
makin masuk, Sudah tidak lagi berupa padatan Menjadi cair karena getaran itu Sehingga tanah yang tadinya padat jadi cair. Seperti kita masuk ke lumpur kalau kita pakai sendal jepit itu kan suka susah ditarik karena ada tegangan permukaan seperti menghisap,” pungkasnya.
Irvan mengungkapkan, alat berat itu bisa terhisap lumpur karena kehilangan kuat geser atau kekuatan geser. Selain itu, tanah itu hilang dikarenakan tanah yang tadinya padat menjadi cair.
“Akibatnya tanah ini pasti jenuh karena sudah terendam air, kemudian tekanan air pori jelas menjadi meningkat di tanah tersebut, mungkin sebelumnya ada timbunan dan dilihat dari material sebelumnya secara geologi sudah terbentuk endapan-endapan yang bersifat lepas pasir kemudian padat, sekarang digali, misalnya dibuka tentunya masuk air kemudian itu menjadi jenuh, sangat jenuh, kemudian adanya tekanan air pori meningkat, ditambahkan ini alat beratnya ada getaran mengakibatkan hilanglah kekuatan geser, sehingga jelas tanah yang tadi padat jadi cair, fluida,” ungkapnya.
Tak heran, benda yang beratnya ton-tonan, menurut Irvan pasti akan amblas, mirip kejadian likufaksi. “Karena ada getaran, ada air. Ini berbedanya karena ada beban, kemudian getaran, sehingga kehilangan kekuatan geser. Ini sebetulnya di mekanika tanah bisa dijelaskan terkait dengan mengapa ini bisa terjadi quicksand,” tuturnya.
Disinggung apakah tanah rawa memiliki karakteristik serupa dengan lumpur yang ada di Situ Ciburuy? Irvan sebut tidak semuanya sama.
“Sebetulnya tergantung jenis tanah. Rawa juga ada jenis yang tidak sampai seperti ini, harus dilihat struktur tanah di bawahnya apakah dominasi seperti tadi ada pasir lepas, kemudian cukup tebal, kemudian jenuh air. Jadi tidak semua bisa disamakan tergantung dari kondisi geologi di bawah permukaannya,” jelasnya.
Namun, karena harus dilakukan penelitian lebih lanjut Irvan belum dapat menyimpulkan itu lumpur hisap.
“Karena saya belum melihat secara detail bawahnya seperti apa, hanya baru menduga saja kalau itu adalah pasir lepas, kemudian cukup tebal,” ujarnya.
Lalu mengapa menghisap? Irvan menjelaskan, karena bobot dari alat berat yang cukup berat dan juga ada getaran.
“Karena ada getaran, sehingga kalau bergerak makin turun. Meskipun sekarang alat berat yang di lokasi amblasnya tidak bergerak, tapi ada alat berat lain yang beraktivitas yang mengakibatkan getaran, sehingga seperti yang terhisap ke bawah,” terangnya.
“Contohnya kalau kita manusia sendiri kalau nyemplung ke situ kemudian kita panik akhirnya seperti yang terhisap ke bawah, karena semakin runtuh ke bawah,
makin masuk, Sudah tidak lagi berupa padatan Menjadi cair karena getaran itu Sehingga tanah yang tadinya padat jadi cair. Seperti kita masuk ke lumpur kalau kita pakai sendal jepit itu kan suka susah ditarik karena ada tegangan permukaan seperti menghisap,” pungkasnya.