Lampu perlintasan kereta api (KA) Cicalengka, Kabupaten Bandung, tampak menyala merah dan berkedip-kedip. Suara sirene peringatan terdengar nyaring dari kejauhan, dan perlahan pintu perlintasan mulai turun, pertanda kendaraan harus menghentikan laju mereka.
Namun, pantauan infoJabar Kamis (19/6/2025) sekitar pukul 06.30 WIB, masih ada pengendara yang nekat menerobos palang. Meskipun pintu perlintasan sudah turun, sejumlah kendaraan dari arah Majalaya tetap melintas karena terdapat celah terbuka.
Akibatnya, pengendara dari arah Majalaya terjebak dan berhadapan langsung dengan kendaraan dari arah Cicalengka, yang tidak bisa bergerak karena pintu perlintasan tertutup rapat tanpa celah.
Masyarakat diimbau untuk ekstra hati-hati saat melintasi perlintasan KA Cicalengka. Pasalnya, jalur kereta di wilayah ini kini sudah menjadi jalur ganda (double track). Artinya, ketika palang tertutup, bukan hanya satu kereta yang akan melintas, tetapi bisa dua kereta sekaligus dari arah yang berlawanan.
Tindakan nekat menerobos palang tak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga berpotensi menimbulkan kerugian dan bahaya besar bagi penumpang KA serta pengendara lainnya.
Aksi pengendara yang nekat ini menuai kritik dari sesama pengguna jalan. Ratih (25), seorang pengendara yang tengah melintas, menyayangkan minimnya kesadaran mereka yang tetap memaksa menyeberang. “Rese sih menurut saya, gimana kalau ketabrak, pada punya dua nyawa tuh,” ujar Ratih (25) kepada infoJabar.
Menurutnya, menunggu selama 10 menit bukanlah hal yang sulit, apalagi jika itu menyangkut keselamatan. “Kurang 10 menit sih, kalau memang buru-buru berangkatnya harus lebih pagi, daripada menerobos kaya gitu,” ujar Ratih.
Ratih juga menilai tak perlu ada petugas yang terus-menerus mengingatkan, karena sistem peringatan sudah jelas yaitu lampu, sirine, dan palang. “Kan ada pintu ini, kenapa harus diingatkan petugas, kesadarannya aja harus ditingkatkan,” tegas Ratih.
“Kalau perlu pasang E-Tilang aja, biar kapok,” tambahnya.
Pendapat serupa disampaikan Indah (26), pengendara lain yang menyaksikan kejadian serupa. “Setuju pasang E-Tilang, mereka gak sadar jika kelakuannya juga merugikan orang lain,” ucapnya dengan nada geram.
Indah menilai pengendara seperti itu sering kali justru lebih galak saat diingatkan. “Biasanya orang-orang seperti ini, lebih galak daripada yang mengingatkan,” pungkasnya.