Penelitian dan Pemugaran Situs Megalitikum Gunung Padang Melibatkan Peneliti Asing

Posted on

Penelitian dan pemugaran lanjutan Situs Megalitikum Gunung Padang akan dilakukan dalam dua bulan mendatang. Rencananya penelitian tersebut melibatkan peneliti atau arkeolog asing untuk ‘dicuri’ ilmunya.

Arkeolog Ali Akbar, mengatakan penelitian dan pemugaran Situs Gunung Padang memerlukan waktu lima tahun, dimulai dengan study teknis dan dilanjut ke tahap pemugaran.

“Rencananya awal riset itu dua bulan mendatang. Risetnya membutuhkan waktu sekitar 2 tahun karena risetnya terapan, tidak hanya menggali pengetahuan tapi untuk diterapkan ke pemugaran. Kemudian pemugaran diperkirakan membutuhkan waktu 3 tahun,” kata dia, Rabu (30/4/2025).

Menurut dia, untuk melakukan riset akan banyak peneliti yang terlibat, tetapi untuk jumlahnya Ali masih menyusun perencanaan.

“Masih disusun dulu perencaan dan usulannya, nanti baru terlihat berapa banyaknya peniliti yang bakal dilibatkan,” kata dia.

Ali mengungkapkan, dalam proses riset dan pemugaran dimungkinkan adanya keterlibatan peneliti asing.

“Untuk keterlibatan asing saya persilakan. Karena kadang aneh juga, sebagian tidak percaya dengan penelitinya sendiri. Kalau tak ada penelitian asing dianggap gak benar,” kata dia.

Namun, lanjut dia, keterlibatan peneliti asing juga bisa juga diharapkan dapat membawa ilmu baru terkait riset dan pemugaran Situs Megalitikum.

“Setuju dengan adanya peniliti asing, kita lihat di negara lain bagaimana teknologinya. Jadi bisa diambil ilmunya. Seperti saat Borobudur, setelah kita tahu teknologinya kita bisa lakukan pemugaran di candi-candi lain. Begitu juga Gunung Padang, setelah dapat ilmu dan teknologinya diharapkan pemugaran bisa lebih cepat. Ke depannya juga pemugaran situ Megalitikum bisa dilakukan secara mandiri,” kata dia.

“Jadi mudah-mudahan dengan teknik dan teknologi yang baru, diharapkan pemugaran tidak hanya lebih cepat tapi biaya juga tak mahal,” tambahnya.