Situs Megalitikum Gunung Padang tetap dibuka untuk wisata selama proses pemugaran. Hal ini disebabkan, pemugaran di akhir tahun ini bersifat parsial, tepatnya hanya di teras kelima dan pondasi di salah satu bagian dinding.
Ketua Tim Peneliti dan Pemugaran Situs Gunung Padang, Ali Akbar mengatakan, pemugaran pasca penelitian lanjutan kali ini hanya berfokus pada dinding bagian timur dan teras kelima atau yang paling atas.
“Pemugaran kali ini bersifat parsial, tidak menyeluruh. Kami hanya mengembalikan struktur batuan yang asalnya berdiri tegak, kembali ke posisi awal berdasarkan keterangan warga serta dokumentasi lama,” kata dia, Kamis (18/12/2025).
Menurut dia, pemugaran yang hanya terpusat di beberapa titik tersebut memungkinkan Situs Megalitikum (yang diklaim lebih tua dibandingkan Piramida Giza, Mesir) tetap dibuka bagi wisatawan.
“Sebelumnya memang ada usulan dari Pak Gubernur Jawa Barat agar ditutup sementara selama pemugaran. Namun, karena pemugaran bersifat parsial, penutupan tidak diperlukan. Wisatawan tetap bisa berkunjung, seraya melihat proses pemugaran. Tapi tidak boleh mendekat atau mengganggu prosesnya,” kata dia.
Ali mengatakan, pihaknya akan menemui Pemprov Jawa Barat terkait keputusan pembukaan wisata selama pemugaran.
“Dalam waktu dekat kami akan menyampaikan pertimbangan mengapa situs ini tetap dibuka kepada Pemprov Jabar,” kata dia.
Dia menambahkan, setelah proses pemugaran kali ini, para peneliti berencana melakukan penelitian lanjutan.
“Kami sudah usulkan agar ada penelitian lanjutan dan pemugaran besar di tahun depan. Karena masih banyak misteri yang belum terungkap. Di antaranya terkait struktur batuan yang berada 20 meter di bawah permukaan yang saat ini terlihat,” pungkas Ali.







